Assalamu’alaikum wr.wb.,
Guru punya tugas menjaga dan mendidik anak, atas nama orang
tua, demi kepentingan masa depan masyarakat dan bangsa. Tetapi karena ilmu
pendidikannya kurang, sebagian guru menjadi terbiasa memberikan hukuman, dan
merasa harus langsung membalas suatu “kesalahan” dengan hukuman. Hukuman itu dibuat
secara sepihak oleh guru, dibuat secara spontan yang artinya untuk pelanggaran
yang sama, bisa kena hukuman yang berbeda setiap hari untuk siswa yang berbeda.
Dan guru tidak memikirkan efek buruknya hukuman tersebut terhadap siswa di
jangka panjang. Yang penting guru menunjukkan kekuasaan sekarang juga, sehingga
murid jadi takut dan siap nurut dengan perintah guru. Guru hanya melihat “ada
yang salah” dan merasa “saya harus menghukum”, dan setelah itu terserah dia
hukum siswa itu dengan apa saja.
Dalam contoh dari berita ini, seorang siswa yang sedang sakit
dipaksakan lari, hingga tewas. Dengan enteng sekali, guru lepaskan tanggung
jawab dengan mengatakan, “Kalau tadi saya tahu dia sedang sakit…”
Kalau guru punya ilmu pendidikan yang lebih luas, dia tidak
akan membutuhkan “hukuman fisik” untuk mengatur anak kecil. Cukup diajak bicara
saja. Dan kalau tidak berhasil, dan masih mau memberikan “hukuman” maka lebih
baik kalau tidak melibatkan kegiatan fisik, apalagi kekerasan, dan selalu sesuai
dengan aturan sekolah yang secara tertulis menjelaskan jenis pelanggaran dan
konsekuensi dari pelanggaran itu. Misalnya, datang telat ke sekolah, lebih dari
setengah jam dalam sekian hari, maka siswa harus menulis karangan yang
menjelaskan manfaat hadir di kelas tepat waktu.