Sabtu, 07/06/2008 05:29 WIB
Eddi Santosa - detikFinance
Roma - Ini kisah Malawi, negeri kecil dan miskin di selatan Afrika. Tiga tahun lalu Malawi dilanda bencana kelaparan. Setelah advis IMF dan Worldbank diabaikan, negeri itu malah surplus pangan.
Siapa suruh patuh buta pada negara-negara atau lembaga-lembaga donor terkemuka? Advis-advis mereka buang saja ke tong sampah dan ikuti jalan sendiri. Begitulah pokok-pokok yang ditunjukkan Malawi dalam mengatasi kesulitan negerinya.
Malawi memutuskan untuk mengabaikan advis IMF dan World Bank yang selama bertahun-tahun mencekoki negeri itu dengan konsep-konspe liberalisasi. Sebagai gantinya negeri itu menyubsidi para petani berkapital lemah (miskin) dengan pupuk dan bibit.
Pemerintah Mawali yakin hanya dengan kebijakan itu --yang diharamkan IMF dan Word Bank-- bencana kelaparan bisa diatasi.
"Sejak 2005 pemerintah Malawi terus aktif menyokong para petani kecil yang tidak punya uang untuk melakukan investasi. Hasilnya, sudah tiga tahun Malawi mengalami surplus pangan," kata Menteri Irigasi dan Perairan Andrina Mchiela di depan para pemimpin dunia di KTT.
( es / es )
Sumber: Detik Finance
BRAVO BUAT NEGERI KECIL DI AFRIKA, TAPI SEDIH UNTUK INDONESIA. saya mau mencoba cerita kenapa INDONESIA sekarang jadi terpuruk gara-gara kelakuannya sendiri:
ReplyDeletekesalahan pemerintah Indoensia dimulai di tahun 80-an, waktu itu Pemerintah mau menerima uang pinjaman dari IMF.
ketika dana IMF telah mengucur masuk Indoensia, pemerintah kala itu memberi jaminan pada para pengusaha untuk menggunakan uang itu sbg modal usaha. kesalahannya adalah Pemerintah tidak pernah memikirkan uang itu bakal dibuat apa dan dilarikan kemana. UU Money Laundry kala itu masih belum ada ataupun kalo ada hanya tambah menguntungkan Para pengusaha saja.
walhasil, para pengusaha berhasil membawa uangnya kabur tapi tanggungan hutangnya yang nangung ya Pemerintah-atau pendeknya sih RAKYAT INDONESIA
btw, kalo sekarang Indonesia mengalami 'kemunduran' yang sangat signifikan itu adalah hasil akumulasi 'ketidakberesan' di masa orde baru. ketika uang baru dipinjam yg menikmati orang2 orde baru giliran jatuh tempo utang harus dikembalikan maka yang menanggung bebannya adalah Pemerintahan periode yg sekarang. ini benar-benar mengenaskan!!
ANDAI SAJA INDONESIA BISA SETEGAR MALAWI DAN GA TERBUJUK SAMA IMF...
heeemmm..tapi manusia tidak hidup dengan sekedar berandai-andai kan? manusia harus hadapi resiko apapun dari hasil perbuatannya yang dulu. hidup adalah 'sebab-akibat'. apa yang ditanam ya itulah yang kita tuai. kita dulu memilih 'qadar' macam apa ya itu juga yang harus kita jalani sekarang.
mending jangan banyak MENGELUH dah, semuanya sudah kadung terjadi. apa yang harus dikerjakan bersama-sama adalah "MEMPERBAIKI POLA HIDUP" kita masing-masing. memang tidak bisa langsung sih, harus bertahap, tapi HARUS DILAKUKAN MULAI DARI SEKARANG!!MULAI DARI DIRI SENDIRI!!HIDUP JANGAN BANYAK MENGELUH, BERUSAHA SAJA YANG KERAS!!SEMOGA KELAK KITA BISA MEMANEN HASILNYA DENGAN HASIL YANG BAIK DAN BERMARTABAT!!
NAKULA