Rabu 4 Juni 2008, Jam: 8:18:00
BOGOR (Pos Kota) – Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak seiring kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) memunculkan beragam kisah pilu. Seorang penyapu jalan tewas di pinggir jalan Sukasari, Bogor Timur, Selasa (3/6) siang.
Diduga, Adin, 46, petugas kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor, itu meninggal dunia karena kelaparan. Ia hanya makan satu kali sehari karena harus berbagi dengan ketiga anaknya.
Sebagaimana dituturkan Neglasari, 40, istri Adin, di RSUD PMI Bogor tempat jasad sang suami diotopsi, korban meninggal akibat menahan lapar sejak malam.
Menurut Neglasari sejak kenaikan BBM yang dibarengi dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok, ia dan suaminya kelabakan mengatur pendapatan bulanan yang hanya Rp750 ribu.
Jumlah yang sangat minim ini harus diatur sehemat mungkin agar bisa menyisihkan dana untuk biaya sekolah dua dari tiga anaknya. “Biaya hidup dengan tiga anak sangat tidak mencukupi dengan gaji hanya Rp750 ribu sebulan,” kata Neglasari saat berada di ruang forensik rumah sakit.
CUMA MINUM AIR PUTIH
Warga Kampung Cibitung RT 02/07, Desa Tenjolaya, Kabupaten Bogor, ini mengaku untuk bisa bertahan hingga gajian bulan berikutnya, terkadang mereka makan sehari sekali. Bahkan jika makanan yang tersedia tidak mencukupi untuk semua, ia dan suaminya terpaksa cuma minum air putih.
“Dengan gaji suami, kami bisa bertahan hingga dua minggu lebih. Selebihnya, sudah morat-marit. Untuk bertahan agar anak-anak tidak kelaparan, kami makan sehari sekali. Kadang diselipkan dengan rebus singkong dan daunnya yang saya minta dari warga,” paparnya.
Kepergian sang suami, diakui ibu tiga anak ini, akibat sejak malam tidak makan. Menu yang seharusnya untuk sang suami, terpaksa dibagikan ke tiga anaknya yang mengaku sedang lapar.
Bahkan sebelum berangkat kerja, korban sempat mengeluh sakit pada bagian perutnya.
“Saya pikir sakit biasa. Rupanya sakit itu, pertanda lapar sejak malam,” ujar sang istri sambil menambahkan dirinya tidak sempat keluar minta singkong ke tetangga untuk makan suami karena waktu sudah malam. (yopi/ok)
Sumber: Pos Kota
Dari Abu Hurairah RA., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang meringankan penderitaan seorang Mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan penderitaan (kesulitan)nya kelak di hari Kiamat dan barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib) nya di dunia dan akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya selama si hamba tersebut menolong saudaranya. Siapa saja yang menempuh suatu jalan guna mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum (kelompok) berkumpul di salah satu rumah Allah sembari membaca Kitabullah dan mengkajinya di antara sesama mereka melainkan ketenangan akan turun di tengah mereka, rahmat meliputi mereka dan malaikat mengelilingi mereka serta Allah akan menyebut mereka di sisi para malaikat. Siapa saja yang menjadi lamban karena amalnya (sehingga amal shalihnya menjadi kurang), maka tidak cukup baginya hanya (bermodalkan) nasab.”
(HR.Muslim)
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa diantara kalian mampu memberi mafaat terhadap saudaranya maka lakukanlah". (HR. Muslim)
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ”Seorang mukmin yang memberikan mukmin yang lapar maka kelak Allah akan memberi makan kepadanya dari buah-buahan surga, dan barang siapa yang memberi minum seorang mukmin, maka kelak Allah akan memberi air minum dari surga” (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).
*****
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Rakyat mati kelaparan. Pejabat sibuk makan di hotel mewah dan ketawa-ketawa bersama pengusaha kaya.
Alhamdulillah, sebuah masijd besar yang saya kunjungi kemarin terlihat sibuk mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya dari jemaah.
Alhamdulillah.
Sayangnya… diniatkan untuk memasang marmer di lantai dan tembok…
Alangkah sedihnya hati Rasulullah SAW kalau bisa melihat ummatnya sekarang…
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Assalamualaikum
ReplyDeleteSedih juga baca berita beginian. Seandainya seluruh umat islam yang penghasilannya telah mencapai nisab dan sudah lewat haul, mau membayar zakat. Insya Allah hal seperti ini tidak akan terjadi. Saat ini udah banyak lembaga yang mengelola Zakat, infak dan shodaqoh, seperti LAZIS MUHAMMADIYAH, RUMAH ZAKAT, jadi berzakat Yuk
aturan-aturan Islam jadi rusak di mulai sejak jamannya Mua'wiyah yang sangat matrealis. ironisnya hal ini malah diteruskan oleh umat muslim generasi selanjutnya ga terkecuali mereka yang ada di Indonesia. makanya jangan heran kalau ada orang berlomba-lomba bikin masjid mewah sementara di sekitarnya banyak orang kelaparan. gaya hidup 'kapitalisme' Yahudi emang sudah mengancam kita semua, dimulai dari perebutan warisan Nabi SAW berupa kebun Fadak. inilah saatnya bagi kita untuk BANGKIT bergandengan tangan mengembalikan akidah yang benar!!
ReplyDeletemungkin untuk menimbulkan semangat bangkit kembali itu emang harus dimulai dari pengorbanan diri kita sendiri saja dulu. percuma kalau hanya saling menunggu yang lain hasilnya tidak akan maksimal. lebih baik 'beraksi' dalam diam dan berdoa semoga itu bisa mendorong yang lain untuk melakukan hal yang sama.
NAKULA
Ironis sekali ada rakyat Indonesia yang meninggal karena kelaparan sementara Menteri Kesejahteraan rakyatnya adalah orang terkaya di negeri ini. Kalau sudah seperti ini kepada siapa kita mengadu???
ReplyDeleteOh para pejabat pemerintah, Kenapa anda-anda menelantarkan rakyatmu, sementara rakyatmu yang menggajimu. Dimana janji-janji yang diucapkan dulu. Apakah amnesia telah telah melandamu.
Wassalam