Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (563) islam (544) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (38) renungan (170) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

17 August, 2009

Tivi Mengganggu Perkembangan Bahasa Anak

Riset baru membuktikan bahwa tivi bisa mengganggu proses perkembangan bahasa anak karena mengurangi kuantitas percakapan antara anak dan orang dewasa. Sebuah tim peneliti di AS merekam 300 anak dari umur 2 bulan sampai 4 tahun, dalam beberapa hari setiap bulan selama dua tahun.

Mereka menemukan fakta bahwa bila tivi sedang nyala, baik ditonton secara aktif atau sekedar nyala saja tanpa ditonton, jumlah kata yang diucapkan oleh orang dewasa dan juga anak berkurang secara signifikan. Ini studi yang pertama yang membuktikan bahwa ada hubungan antara tivi yang nyala dan berkurangnya penggunaan bahasa di dalam rumah.

Penyebab utama belum ditentukan secara pasti, tetapi diduga bahwa berkurangnya interaksi secara pribadi yang menjadi penghalang paling utama. Sebaliknya, juga ada riset yang membuktikan bahwa program yang dibuat khusus untuk anak, dengan bahasa yang sesuai, malah bisa mendukung perkembangan bahasa anak.

Nonton bersama dengan orang dewasa dan membahas isi dari progam yang sedang ditonton dikatakan sangat bermanfaat, tetapi tidak selalu perlu bila program tersebut memang dibuat khusus untuk anak, dan menggunakan kata2 dan bahasa yang diulangi terus secara sengaja.
Tetapi yang sangat tidak bermanfaat adalah bila anak nonton program yang dibuat untuk umum (remaja/dewasa) dan tonton sendirian atau dengan seorang penjaga/nanny.
Beberapa saran adalah:

· Batasi waktu tonton untuk umur 3-5 tahun menjadi hanya 1 jam per hari
· Bila mungkin, tonton bersama dengan anak
· Matikan tivi bila program sudah selesai
· Mendukung anak bermain secara kreatif didasarkan apa yang baru saja ditonton (jadi kalau baru nonton program tentang kereta, ajak anak bermain dan berimaginasi tentang kereta, dsb.)
· Dvd mungkin lebih baik dari televisi karena kosa kata diulangi secara sengaja
· Jangan tempatkan tivi di kamar tidur

Ada juga bukti bahwa kata2 pertama, yang perlu dipelajari oleh anak berumur 2 tahun ke atas, lebih baik dan efektif bila dipelajari dari seorang manusia, daripada suara di tivi.
Studi terbaru ini berasal dari Dimitri Christakis, seorang periset di University of Washington, yang membuat berita dulu setelah dia membuktikan bahwa anak yang nonton program berseri Baby Einstein (program khusus untuk anak) malah belajar lebih sedikit kata baru daripada anak yang tidak nonton program tersebut.

Studi yang baru ini tidak membedakan antara keadaan di mana tivi sedang ditonton secara aktif atau sekedar nyala di belakang, tetapi secara umum, masih membuktikan bahwa orang dewasa hampir tidak bicara pada saat tivi nyala di dalam ruangan.
Riset yang lain yang diterbitkan tahun kemarin di AS, juga membuktikan bahwa tivi yang nyala di dalam ruangan (tanpa ditonton) mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari waktu mainnya anak.

Dianjurkan agar tivi tidak nyala terus di dalam ruangan. Bila ada program khusus untuk anak, yang bahasanya sudah disiapkan secara khusus untuk mendidik anak, maka itu jauh lebih baik daripada anak dibiarkan nonton acara lain.

Sumber: BBC NEWS
Is TV delaying child development?

2 comments:

  1. Assalamu'alaikum wr wb

    Sedikit berbagi pengalaman, kebetulan saya punya seorang keponakan yang sekarang berusia 5tahun, dari kecil memang sudah ditinggal kedua orangtuanya bekerja dan terbiasa berteman dengan TV, bagusnya keponakan saya memang tidak suka nonoton TV tapi hobby nonton DVD Dora The explorer berulang-ulang, sekarang entah kebetulan atau pengaruh DVD Dora, bahasanya memang bagus, Indonesia baku pedahal ortunya merasa tidak pernah mengajarkan demikian.

    tara

    ReplyDelete
  2. Jangan masang tv di kamar, terutama buat anak2. Nanti kerjaannya ngabisin waktu nonton acara/film jelek yang ngerusak mental dan otak baru tahu rasa. Yang pasti kalo anak2 kebanyakan nonton tv/dvd bikin mereka jadi pemalas.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...