Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada teman yang hubungi saya dan mengatakan merasa malu
dengan saya. Dia sudah rutin memberikan santunan kepada panti asuhan, tapi
sekarang merasa bahwa apa yang dia lakukan itu kurang, jadi merasa malu karena
dia lihat saya mau “turun ke lapangan” untuk bertemu dengan anak yatim dan
menghibur mereka secara langsung. Saya jelaskan bahwa dia tidak “salah” dengan
memberikan santunan, dan tidak perlu merasa malu dengan saya. Berikut ini
penjelasan saya kepadanya:
Pak, tidak perlu merasa malu dengan saya. Dan tidak perlu
menunggu program besar yang berikut untuk ikut sama saya pada saat itu. Di
dekat rumah anda pasti ada anak yatim juga. Carilah satu saja. Tanya pada
pembantu atau tukang ojek kl di dekat rumah ada anak yatim. Ajak anak itu ke
rumah pada hari sabtu depan. Tanya ttg kegiatan dia, sekolah, usia berapa,
hobi, dll. Ajak dia makan siang bersama dan berikan sedikit santunan kepada
dia. Lihat perkembangannya. Kalau merasa cocok dengan dia, ajak dia ke rumah
setiap 2-4 minggu untuk terima santunan lagi, dan untuk makan bersama.
Itu tindakan kecil untuk satu-dua anak saja, tapi insya
Allah ada manfaat yang besar. Tidak perlu menunggu santunan untuk 200 anak di
lokasi yang jauh. Bantu satu anak yang dekat saja dulu. Dan nanti akan terasa
sendiri nikmatnya, insya Allah.
Kalau sudah rutin kasih ke panti, itu sudah bagus sekali Pak jadi tolong jangan merasa kecil hati karena tidak ada kesalahan. Apa yang kita lakukan untuk bantu anak yatim bukan sebuah kompetisi dengan pemenang (atau jagoan) dan juga bukan kesempatan pamer dan merasa lebih hebat dari orang sebelah. Kita harus melakukan ini karena Allah, karena ingin membantu anak2 itu, yang statusnya yatim, sama seperti Nabi kita. Jadi ini suatu perjuangan, bukan sebuah kompetisi.
Selain memberikan santunan rutin, juga sangat penting dan
sangat bermanfaat kalau kita bergaul dengan mereka secara langsung. Apa ada panti
dekat rumah? Kalau ada, mungkin bisa dicari anak yang tidak berada di panti, yang
masih di rumah ibunya (atau ambil secara bergantian dari panti juga boleh).
Biar tidak repot, cari 1-2 anak saja. Satu saja juga cukup. Ajak mereka ke
rumah. Berusaha mengenal mereka seperti anak asuh dan ajak mereka jalan ke mall
bersama keluarga (tidak selalu, tapi sewaktu2 saja). Itu juga menjadi pelajaran
buat anak kita untuk sayangi anak yatim secara langsung, dan anak kita bisa
diajak untuk banyak senyum, bercanda dan berbuat baik terhadap anak yatim itu. Kalau
terasa uang anda cukup, bawa anak yatim ke Matahari dan suruh mereka beli baju
dan celana yang dibutuhkan. Bawa ke Hero dan suruh belanja untuk beli kebutuhan
rumahnya. Itu hal kecil, dan mungkin hanya menghabiskan ratusan ribu, tetapi di
hati anak yang satu itu insya Allah ada efek yang besar.
Kalau sekarang sering kasih ke panti itu bagus, dan saya tidak berniat membuat anda atau orang lain berkecil hati kalau hanya melakukan itu saja setiap bulan. Tapi yang saya maksudkan begini:
Tolong sebutkan nama dari 3 anak yang tinggal di panti itu. Bisa? Satu anak saja bisa? Namanya siapa? Kalau memang tahu nama satu anak, usianya berapa? Kelas berapa? Hobi dia apa? Suka baca atau main bola? Ukuran sepatunya apa? Dan seterusnya.
Itu yang dibutuhkan anak yatim. Pendekatan dari orang dewasa yang PEDULI pada mereka, hanya karena Allah, dan mau duduk bersama mereka seperti keluarga sendiri. Itu sangat bermanfaat untuk memperkuat hati mereka, dan bisa jadi itu malah lebih bermanfaat daripada kasih uang tunai ke panti setiap bulan, walaupun itu sangat dibutuhkan dan penting sekali. Maksudnya, mungkin saja sebagian anak bisa tahan dengan kondisi makanan yang terbatas, tapi kalau tidak pernah melihat orang dewasa yang senyum kepada mereka, atau ajak mereka bicara, apalagi ajak mereka jalan, maka itu bisa menjadi beban psikologis yang berat bagi mereka.
Kalau sekarang sering kasih ke panti itu bagus, dan saya tidak berniat membuat anda atau orang lain berkecil hati kalau hanya melakukan itu saja setiap bulan. Tapi yang saya maksudkan begini:
Tolong sebutkan nama dari 3 anak yang tinggal di panti itu. Bisa? Satu anak saja bisa? Namanya siapa? Kalau memang tahu nama satu anak, usianya berapa? Kelas berapa? Hobi dia apa? Suka baca atau main bola? Ukuran sepatunya apa? Dan seterusnya.
Itu yang dibutuhkan anak yatim. Pendekatan dari orang dewasa yang PEDULI pada mereka, hanya karena Allah, dan mau duduk bersama mereka seperti keluarga sendiri. Itu sangat bermanfaat untuk memperkuat hati mereka, dan bisa jadi itu malah lebih bermanfaat daripada kasih uang tunai ke panti setiap bulan, walaupun itu sangat dibutuhkan dan penting sekali. Maksudnya, mungkin saja sebagian anak bisa tahan dengan kondisi makanan yang terbatas, tapi kalau tidak pernah melihat orang dewasa yang senyum kepada mereka, atau ajak mereka bicara, apalagi ajak mereka jalan, maka itu bisa menjadi beban psikologis yang berat bagi mereka.
Jadi mohon jangan berkecil hati atau merasa bersalah. Tapi sewaktu-waktu,
mungkin bisa ada usaha untuk melakukan lebih dengan berusaha MENGENAL anak
yatim itu secara dekat. Satu saja cukup dulu. Dan insya Allah nanti akan
dirasakan nikmatnya. Dan insya Allah, sesuai dengan janji Allah, semua uang
yang kita keluarkan untuk anak yatim itu akan kembali kepada kita dengan
berlipat ganda, jadi ini adalah investasi yang paling aman di seluruh dunia.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Assalamualaikum pak gene, semoga Allah memberkahi anda dgn kebaikan yg banyak. Sy minta saran donk... saya punya 2 anak laki2, 5 yo dan 3 yo. Konsen sy saat ini adalah mengajarkan mereka teladan Rasulullah saw termasuk mengjarkan mereka cinta pada anak yatim. Karena belom mendapat uang jajan jadi sementara sy ajarkan mereka mengumpulkan koin2 sisa belanja untuk dimasukan kedalam celengan orphan. Posisi sy saat ini tinggal di Australia. Sy kepengen anak2 sy bertemu dan bermain dengan anak yatim minimal sebulan skali. Mungkin kami bisa ajak main ke park atau kemana sj. Tapi rasanya menemukan anak yatim disini tidak segampang di jkt. Mungkin pak gene ada saran buat sy bagaimana supaya anak2 sy bisa bersosialisasi dengan anak yatim? Please info sy. Syukran
ReplyDeleteJazakalahu katsiran