Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Tadi saya
ajak seorang teman ketemu besok untuk makan malam bersama. Saya bilang dia yang
harus traktir. Dia ketawa dan bilang tidak punya uang. Saya bilang saya yang
akan traktir dia. Dia balas lagi bahwa dia tahu saya tidak punya uang. Dia sudah
baca tulisan saya kemarin, Nikmatnya Seharian Dengan
Anak Yatim. Hahahaha. Saya jawab lagi bahwa saya
selalu punya uang insya Allah. Jadi kalau sekedar traktir makan anak yatim atau
teman, insya Allah uang selalu cukup (masih ada sisa dari 1 juta yang diterima
kemarin!). Uang dan tabungan sampai habis juga nggak masalah, karena Allah yang
berjanji untuk bayar kembali bagi orang yang mau bersedekah. Hanya perlu
bersabar saja sampai Allah siap balas kepada saya.
Kalau
saya melihat tabungan sudah kosong, sebenarnya saya merasa sedih. Bukan sedih
karena tidak punya uang untuk diri sendiri, tapi sedih karena rencana untuk
membantu anak yatim harus ditunda. Orang lain simpan ratusan juta sampai
milyaran rupiah, kadang tanpa tujuan jelas. Mereka hanya mau merasa “aman” dan
tidak mau hidup tanpa harta. Kalau mereka sedang menghemat uang karena perlu
beli rumah baru untuk keluarga, bisa dipahami dan tidak salah. Atau menghemat
untuk biaya sekolah dan kuliah anak kandung juga bisa dipahami dan tidak salah.
Tapi
banyak sekali orang tetap menyimpan harta yang banyak, tanpa ada tujuan jelas
seperti itu. Mereka hanya ingin memiliki harta saja, biar merasa kaya, biar
merasa kuat dan berkuasa. Tapi kalau mau merenung, sebenarnya mereka itu “lemah”.
Mereka ambil kekuasaan dari harta itu, dan terbukti berkali2 dalam berbagai
krisis keuangan internasional bahwa harta bisa hilang dalam sekejap. Tapi bagi orang
yang mengeluarkan hartanya di jalan Allah, tidak ada rasa takut, karena Allah sendiri
yang MENJAMIN akan bayar kembali uang itu dengan berlipat ganda. Manusia merasa
aman kalau ada jaminan dari instansi pemerintah seperti Bank Indonesia. Surat
berharga terasa aman kalau ada pihak lain yang menjamin. Tapi pemerintah dan
negara juga bisa bankrut.
Yang
tidak pernah bankrut dan tidak pernah kehabisan harta cuma ada satu: ALLAH SWT!!
Kalau mau
cepat kaya, tidak perlu pusing mencari investasi yang aman lewat BEJ, saham,
surat berharga atau investasi minyak kelapa sawit, dan sebagainya. Keluarkan uang
di jalan Allah, untuk anak yatim, anak miskin, janda, jompo dan lain-lain, dan
YAKINLAH bahwa Allah SWT akan membalas. Allah tidak pernah mengingkari
janji-Nya. Allah tidak pernah tidur. Allah tidak pernah capek. Dan “Bank Allah”
tidak pernah tutup. Investasi yang paling dijamin adalah yang dilakukan di
jalan Allah. Tapi kita harus yakin. Bisakah ummat Islam di Indonesia menjadi
YAKIN?
Ada orang
yang mengeluarkan puluhan sampai ratusan juta untuk umrah berkali-kali. Tapi itu
sifatnya “pribadi” dan hanya bawa nikmat bagi diri sendiri, tanpa ada jaminan
uang itu akan kembali. Yang mengeluarkan uang di jalan Allah, bisa habiskan
jumlah yang sama, membantu ummat Islam, dihapus semua dosanya, dipermudah semua
urusannya, diberikan keselamatan di dunia dan diakhirat, dijamin masuk sorga
dan hidup berdua dengan Rasulullah SAW, dan juga DIJAMIN uang itu akan dibayar
kembali dengan berlipat ganda oleh Allah SWT.
Jadi kenapa
memilih umrah daripada menyantuni anak yatim? Allah siap membuat kita kaya,
asal kekayaan itu ada tujuan: membantu anak yatim dan fakir miskin, dan untuk
berjuang di jalan Allah. Tapi kita harus yakin. Apakah kita bisa yakin?
245. Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang BAIK (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)
Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya).” (HR. Bukhari, Turmidzi, Abu Daud)
Wassalamu’alaikum
wr.wb.,
Gene
Netto
Bagaimana caranya yakin?
ReplyDeletesaya menangis membaca artikel ini. Saya sedih belum bisa menjadi orang yang percaya akan balasan Allah yang berlipat ganda jika kita menghabiskan sebagian kepemilikan kita di jalan-Nya. Karena mgkn, saya terlalu berpikir dengan logika. Saya percaya akan perhitungan, apa yang dikeluarkan, akan mendapat seberapa, akan mendapat untung seberapa, dst. Ya, seperti itu.
Saya masih mencari kepemahaman ini. Jujur saya sering merasa tidak tenang akan pikiran saya mengenai bahwa apa yang kita kerjakan, akan memperoleh keuntungan sesuai perjuangan kita. Seperti, apabila kita bekerja, kita akan memperoleh gaji sesuai berat, lama, dan krusial tanggung jawab yg kita emban. Percaya akan kekuatan pribadi, kekuatan manusia. Ya, kurang lebih seperti itu.
Saya sangat gundah ketika orang-orang selalu mengatakan bahwa jangan pernah khawatir, Allah akan menjaga rejeki kita, akan memberi kita rejeki setiap hari, jangan pernah khawatir akan makan apa besok, karena Allah akan memberikannya kepada kita.
Tapi terkadang saya masih sering merasa gundah, terlebih hingga sekarang saya belum mendapatkan pekerjaan sesuai yang saya impikan dan rencanakan. :)
Sama dengan yang saya rasakan. Saya masih sering sekali gundah dan takut saat uang tidak ada. Astaghfirullah.. Smoga Allah mengampuni kita. Apakah itu karena iman kita masih lemah??
DeleteYang paling saya takutkan, sejujurnya adalah saat saya tidak bisa membahagiakan kedua orang tua dan suami saya. Takut sekali. Bagaimana cara saya untuk menakhlukan perasaan takut ini?? Semoga Allah selalu membantu... Amin
Coba lebih banyak berdzikir.
ReplyDelete