Minggu, 25 November 2012 , 22:04:00
JAKARTA – Rencana pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) menerapkan
kurikulum baru 2013 mendatang, terus menuai sorotan. Pasalnya, untuk penggodokan
kurikulum baru itu, tahun ini saja menghabiskan anggaran senilai Rp171 miliar.
Karena itu, perubahan kurikulum tersebut harus mengasilkan konsep yang lebih
sempurna, bukan produk prematur.
“Pergantian kurikulum pendidikan nasional itu tidak gratisan. Saya berharap besarnya anggaran penyempurnaan kurikulum pembelajaran dan pembukuan untuk menyempurnakan kurikulum pendidikan nasional berbanding lurus dengan output yang akan didapatkan,” kata Anggota Komisi X DPR, Herlini Amran, Minggu (26/11).
Dia menjelaskan, tahun 2012 ini saja, telah dianggarkan sebesar Rp171 miliar di
Direktorat Badan Penelitian Dan Pengembangan, dan rencananya akan ditingkatkan
sebesar Rp179 miliar lagi pada tahun 2013 oleh Kemdikbud. Jadi, total Rp350
miliar. Herlini meminta, Mendikbud memberikan laporan evaluasi perkembangan
kurikulum pendidikan sebelumnya kepada Panja Kurikulum Komisi X DPR, sebelum
menjelaskan kepada publik setiap hasil penelitian kurikulum, sekolah rintisan
kurikulum, model kurikulum, dan bahan kebijakan yang dibiayai anggaran
tersebut.
“Pergantian kurikulum pendidikan nasional itu tidak gratisan. Saya berharap besarnya anggaran penyempurnaan kurikulum pembelajaran dan pembukuan untuk menyempurnakan kurikulum pendidikan nasional berbanding lurus dengan output yang akan didapatkan,” kata Anggota Komisi X DPR, Herlini Amran, Minggu (26/11).
“Ini menjadi penting sebagai evaluasi bahwa KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) memang telah diteliti layak disempurnakan,” ujarnya. Jika evaluasi berbasis riset itu tidak dilakukan, lanjut Herlini, pihaknya khawatir akan terjadi malkonsepsi dalam penyusunan kurikulum. Sehingga, kurikulum yang baru ini bisa saja menjadi produk prematur, seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya.
“Atau mungkin benar adanya, kurikulum baru itu, ya proyek buku baru Kementerian. Lah wong, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) kemarin menyatakan bukunya sudah siap dicetak. Padahal belum ada evaluasi kurikulum lama, begitu juga kurikulum baru belum selesai di uji publik untuk disempurnakan," tambah Herlini mempertanyakan.(fat/jpnn)
No comments:
Post a Comment