Dita Angga Rusiana Rabu, 14 Oktober 2015
JAKARTA - Kualitas guru di Indonesia dinilai masih memprihatinkan. Hal tersebut
dapat dilihat dari tingkat kompetensi guru saat ini. Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata
mengatakan, kompetensi guru salah satunya dapat dilihat dari gambaran hasil uji
kompetensi guru (UKG). Dia mengatakan sangat sedikit guru yang memperoleh nilai
yang baik dalam UKG.
“Hasil uji kompetensi awal (UKA) dan uji kompetensi guru (UKG) 2012-2014 hanya 192 orang guru yang memiliki skor 90-100. Sedangkan lebih dari 1,3 juta guru memiliki skor dibawag 60,” kata dia saat mengunjungi Kantor KORAN SINDO di Gedung SINDO, Jakarta, Selasa 13 Oktober 2015. Seperti diketahui total guru yang ada saat ini sebanyak 3.015.315 orang. Sebanyak 1.677.365 berstatus pegawai negeri sipil (PNS), 523.471 guru tetap yayasan, dll.
“Hasil uji kompetensi awal (UKA) dan uji kompetensi guru (UKG) 2012-2014 hanya 192 orang guru yang memiliki skor 90-100. Sedangkan lebih dari 1,3 juta guru memiliki skor dibawag 60,” kata dia saat mengunjungi Kantor KORAN SINDO di Gedung SINDO, Jakarta, Selasa 13 Oktober 2015. Seperti diketahui total guru yang ada saat ini sebanyak 3.015.315 orang. Sebanyak 1.677.365 berstatus pegawai negeri sipil (PNS), 523.471 guru tetap yayasan, dll.
Ironinya dari hasil uji kompetensi tersebut ditemuka skor guru bergelar doktor
kalah dengan yang hanya lulusan SMA. Padahal guru ini tetap menerima tunjangan
profesi. “Mereka ini dapat tunjangan profesi tapi kompetensinya seperti ini.
Guru SD lulusan SMP masih ada nilainya 30. Lebih baik dari guru gelarnya yang
gelarnya master karena nilainya di bawah 10,” paparnya.
Dia menceritakan saat melakukan uji kompetensi kepada 1,1 juta calon guru,
namun hasilnya tidak kalah memprihatinkan. Sumarna mengungkapkan ada guru yang
hanya mampu menjawab satu dari 40 soal. “Ini sebuah fakta. Ada guru fisika yang
berhasil menjawab satu dari 40 soal yang ada. Ini terjadi di beberapa mata
pelajaran,” kata dia.
“Apakah mereka tetap jadi guru? Jawabannya iya. Mereka
mengajar di sekolah yang bergaji kecil. Mereka tidak ada pilihan. Mereka punya
ijazah tidak pernah dites,” ungkapnya. “Ada guru SD lulusan SD juga. Ini kan
jeruk makan jeruk. Itu masih ada,” pungkasnya. Ditambah lagi Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bermutu sangat sedikit. Banyak LPTK swasta tang
bermasalah dan berkualitas rendah menyebabkan kualitas guru juga rendah.
“Setidaknya ada 342 LPTK bermasalah. Ini perlu kita kendalikan,” ujar dia.
Dia menegaskan pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas guru. Di antara perbaikan rekrutmen bagi penerimaan baru. “Kita akan membuat skema insentif bagi guru seperti pemberian beasiswa, tunjangan belajar dan simposium. Lalu juga pembinaan karier, kerja sama implementasi kebijakan dnegan pemda, dunia industri, organisasi profesi dan pelibatan publik. Lalu pengembangan layanan infomasi terpadu bagi,” tuturnya. http://nasional.sindonews.com
Dia menegaskan pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas guru. Di antara perbaikan rekrutmen bagi penerimaan baru. “Kita akan membuat skema insentif bagi guru seperti pemberian beasiswa, tunjangan belajar dan simposium. Lalu juga pembinaan karier, kerja sama implementasi kebijakan dnegan pemda, dunia industri, organisasi profesi dan pelibatan publik. Lalu pengembangan layanan infomasi terpadu bagi,” tuturnya. http://nasional.sindonews.com
No comments:
Post a Comment