Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

07 October, 2015

Murid Bacok Gurunya Karena Sering Dimarahi



Kalau bahas dunia siswa yg penuh dgn kekerasan, banyak guru “bela diri” dgn mengatakan “Jangan salahkan guru, karena guru memukul siswa agar ada efek jera, dan tawuran terjadi di luar sekolah, jadi bukan urusan guru.” Kl seorang siswa kesal karena sering dimarahi, maka sesuai contoh guru, dia berikan “hukuman fisik” kepada gurunya, agar ada efek jera. Guru dibacok 5 kali dan masih kritis. Ibunya guru muda itu juga dibacok 2 kali. Kenapa bisa bacok? Mungkin siswa itu terbiasa ikut tawuran, yg selalu dikatakan “bukan urusan guru”. Banyak guru pakai kekerasan dan kemarahan dalam mengatur siswanya. Apakah harus ada pembacokan terhadap guru untuk dapat “efek jera”? Siswa bisa dididik tanpa kekerasan, tanpa kemarahan. Kl tidak mau coba mengajar dgn ILMU PENDIDIKAN, buat apa menjadi guru?
-Gene Netto

Kritis, Kondisi Guru yang Dibacok Muridnya di Tangerang
Rabu, 7 Oktober 2015 | 11:13 WIB
TANGERANG, KOMPAS.com - Muryana (23), guru SMK Darussalam, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, yang dibacok muridnya, FA (16), masih dirawat secara intensif di Ciputra Hospital, Citra Raya. Hal itu diungkapkan Kapolres Kota Tangerang Komisaris Besar Irman Sugema kepada Kompas.com, Rabu (7/10/2015) pagi. "Korban Muryana masih kritis setelah dapat lima bacokan. Kalau ibunya (Trihartati) yang kebetulan tinggal dengan Muryana sudah membaik, dia kena dua bacokan," kata Irman.

FA mendatangi rumah Muryana pada tengah malam, sekitar pukul 00.45 WIB, lalu menyerang gurunya dengan golok yang sudah disiapkannya dari rumah. Namun aksinya ketahuan ibu Muryana, Trihartati. FA pun menyerang Trihartati. FA langsung dibekuk di rumahnya. Di saat itu juga, FA mengakui perbuatannya. FA mengaku tega menyerang gurunya karena KESAL DAN DENDAM SUDAH SERING DIMARAHI DI SEKOLAH, bahkan di hadapan teman-temannya sendiri. Adapun FA dimarahi karena sering telat masuk sekolah dan malas-malasan saat belajar di kelas.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...