Kalau bahas dunia siswa yg penuh dgn kekerasan, banyak guru
“bela diri” dgn mengatakan “Jangan salahkan guru, karena guru memukul siswa
agar ada efek jera, dan tawuran terjadi di luar sekolah, jadi bukan urusan
guru.” Kl seorang siswa kesal karena sering dimarahi, maka sesuai contoh guru,
dia berikan “hukuman fisik” kepada gurunya, agar ada efek jera. Guru dibacok 5
kali dan masih kritis. Ibunya guru muda itu juga dibacok 2 kali. Kenapa bisa
bacok? Mungkin siswa itu terbiasa ikut tawuran, yg selalu dikatakan “bukan
urusan guru”. Banyak guru pakai kekerasan dan kemarahan dalam mengatur
siswanya. Apakah harus ada pembacokan terhadap guru untuk dapat “efek jera”?
Siswa bisa dididik tanpa kekerasan, tanpa kemarahan. Kl tidak mau coba mengajar
dgn ILMU PENDIDIKAN, buat apa menjadi guru?
-Gene Netto
Kritis, Kondisi Guru yang Dibacok Muridnya di Tangerang
Rabu, 7 Oktober 2015 | 11:13 WIB
TANGERANG, KOMPAS.com - Muryana (23), guru SMK Darussalam,
Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, yang dibacok muridnya, FA (16), masih
dirawat secara intensif di Ciputra Hospital, Citra Raya. Hal itu diungkapkan
Kapolres Kota Tangerang Komisaris Besar Irman Sugema kepada Kompas.com, Rabu
(7/10/2015) pagi. "Korban Muryana masih kritis setelah dapat lima bacokan.
Kalau ibunya (Trihartati) yang kebetulan tinggal dengan Muryana sudah membaik,
dia kena dua bacokan," kata Irman.
FA mendatangi rumah Muryana pada tengah malam, sekitar pukul
00.45 WIB, lalu menyerang gurunya dengan golok yang sudah disiapkannya dari
rumah. Namun aksinya ketahuan ibu Muryana, Trihartati. FA pun menyerang
Trihartati. FA langsung dibekuk di rumahnya. Di saat itu juga, FA mengakui
perbuatannya. FA mengaku tega menyerang gurunya karena KESAL DAN DENDAM SUDAH
SERING DIMARAHI DI SEKOLAH, bahkan di hadapan teman-temannya sendiri. Adapun FA
dimarahi karena sering telat masuk sekolah dan malas-malasan saat belajar di
kelas.
No comments:
Post a Comment