Assalamu’alaikum wr.wb., Kemarin saya
menulis sebuah post ttg sekolah di Jakarta yang dapat air minum dari keran di
sekolah. Saya jelaskan, di Australia dan Selandia Baru (contohnya) sudah umum
sejak puluhan tahun lalu. Dan di sini, fasilitas sekolah tidak dibangun spt di
sana hanya karena satu alasan, yaitu uang rakyat tidak aman di tangan pemimpin,
pejabat dan PNS Muslim yang mengurusnya di dinas masing2. Karena bekaitan dgn
pendidikan, saya juga post di group guru. Tidak ada yang mau terima. Komentar
saya dikatakan SARA dan saya dihujat.
Sudah sering saya
jelaskan, kalau seandainya 99,9% dari orang Muslim yang mendapat sebuah jabatan
menolak korupsi, Indonesia sudah memimpin dunia. Kita sendiri yang Muslim telah
gagal. Tidak usah bahas umat lain krn kita yang Muslim harus tanggung jawab
sebagai mayoritas!! Kalau korupsi di sini sebatas 0,1% karena semua pemimpin
Muslim bisa memegang amanah uang rakyat, pasti semua orang Muslim tunjuk dada
sendiri penuh kebanggaan, dan katakan “KARENA pemimpin kita Muslim, di sini
tidak ada korupsi!” Bukannya betul? Tetapi kalau sebaliknya, Muslim memimpin,
dan korupsi merajalela, SIAPA yang paling perlu bertanggung jawab? Kita yg
Muslim, betul? Bagaimana kita bisa mengubah sistem Pendidikan agar anak Muslim
yg sedang dididik bisa menjadi pemimpin berkualitas dan TIDAK MENCURI? Karena
utk hal sekecil itu saja, kita belum berhasil.
Utk buktikan komentar saya, ada contoh dari
kisah2 yang disampaikan ke saya dari orang Indonesia. Ada yang melihat korupsi
langsung di tempat kerja, atau mengetahui, tapi diam dan biarkan. Karena
banyak, saya taruh di bawah di bagian “komentar”. Silahkan baca dan berikan
tanggapan. Apa yang perlu berubah sehingga pemimpin Muslim dari tingkat Kepala
Desa smp Menteri dan Gubenur bisa berhenti melakukan korupsi?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto