Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

05 September, 2017

40 Persen Anak Mulai Merokok karena Iklan



Banyak anak mulai rokok karena melihat iklan. Setelah menjadi kecanduan, anak habiskan uang dgn sia-sia, merusak kesehatan, jatuh sakit, berobat dgn BPJS setelah kena kanker, dan merugikan masa depan bangsa. Sikap pemerintah adalah: “Silahkan sebarkan iklan rokok di setiap jalan. Silahkan jual rokok secara bebas di mana-mana. Silahkan anak2 menjadi kecanduan dan sakit. Dan, terima kasih banyak amplopnya! Masa depan negara? EGP! Kami sudah dapat amplop!”
Orang tua merokok, guru merokok, ustadz merokok, orang merokok di luar dan juga di dalam masjid, orang merokok di angkot dan bis kota, iklan di setiap jalan, iklan di tivi, dan seterusnya. Kasihan anak Indonesia. Tidak ada mau melindunginya utk berikan masa depan yang sejahtera.
-Gene Netto

40 Persen Anak Mulai Merokok karena Iklan
VIVA.co.id – Kasus rokok di kalangan anak-anak kian mengkhawatirkan. Meskipun promosi rokok lewat iklan, baik televisi dan visual telah diatur lewat undang-undang, namun dampak negatifnya terhadap anak-anak masih bisa dirasakan.
Dari survei yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak pada tahun 2013 terhadap iklan rokok menunjukkan angka yang mengkhawatirkan tercatat 90 persen remaja terpapar iklan rokok dan tertarik dengan konten yang disajikan. Sementara itu, dari 90 persen tersebut, 40 persennya akhirnya mencoba merokok. 
Upaya promosi dan sponsor event yang dilakukan oleh pihak perusahaan rokok dengan menjadikan anak-anak Indonesia sebagai target dinilai oleh Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari sebagai bentuk investasi jangka panjang perusahaan.
Dia menyebut, pada prinsipnya anak-anak yang dijadikan target pemasaran industri rokok karena industri rokok tidak ingin kehilangan bisnisnya, sebab orang yang sakit dan meninggal itu akan baru berhenti merokok, sehingga mereka perlu mencari perokok pengganti, yakni anak-anak.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...