Dimulai dari tahun 2007, dan baru ketahuan
sekarang… Yang baru lapor, hanya 4 anak. Mungkin nanti lebih banyak. Di negara
ini ada dinas sosial, guru sekolah, polisi, dan semuanya gagal melindungi anak
yang lemah. Yang punya wewenang terhadap panti asuhan tidak aktif memeriksa. Yang
berinteraksi dgn anak sehari2 spt guru tidak aktif memantau keadaannya. Polisi
menunggu laporan dulu, baru investigasi. Berapa banyak orang dewasa berinteraksi
dengan korban bertahun2 tapi tidak memastikan korban yang yatim dan dhuafa
hidup dalam keadaan baik? Semua orang sibuk memikirkan diri sendiri. Dan setelah
ada berita ttg korban, baru kita ucapkan mantra nasional, “Memprihatinkan ya!”
dan kembali fokus pada diri sendiri. Anak siapa yang perlu dicabuli agar para
pemimpin akan fokus pada masalah kekerasan terhadap anak di seluruh negara?
-Gene Netto
Ketua Yayasan Pemerhati Anak Ditangkap
karena Cabuli 4 Bocah Laki-laki
Kontributor Bali, Robinson Gamar, Kompas.com
- 04/09/2017,
DENPASAR, KOMPAS.com - Jajaran Reskrimum
Polda Bali menangkap seorang pria berinisial NS (47), ketua salah satu yayasan
pemerhati anak di Bali. Dia ditangkap karena mencabuli 4 orang anak. Keempat
anak berinisial M, K, K dan R tidak lain adalah anak-anak yang ditampung di yayasan
tersebut. "Seluruh korban adalah laki-laki. Peristiwa terjadi saat korban
masih berusia di bawah 15 tahun," kata Kasubdit 4 Reskrimum Polda Bali,
AKBP Sang Ayu Putu Alit Saparini, Senin (4/8/2017). Dijelaskan Sang Ayu, NS
melancarkan aksinya sejak tahun 2007 sampai 2016.
NS mengimingi korban dengan sejumlah barang
dan uang. Mulai dari baju kaos, ponsel sampai televisi. Sebagai pemilik
yayasan, NS juga mengancam korban. Jika tidak melayani keinginan ND, maka
korban akan dikeluarkan dari yayasan dan tidak diberi uang jajan. Yayasan
pendidikan yang dipimpin NS beroperasi di wilayah Singaraja, Karangasem dan
Gianyar. Tidak hanya saat mengunjungi yayasan, NS bahkan sering mengajak korban
ke penginapan. Setiap NS mengunjungi yayasan, para korban ini dipaksa melayani
nafsu bejatnya. Mulai dari dipaksa oral sex sampai sodomi.
No comments:
Post a Comment