Senin, 26 Mei 2008
Untuk kesekian kalinya, Adnan Oktar alias Harun Yahya dipenjarakan. Inilah penindasan para ilmuwan yang berani mengungkap kekeliruan ilmiah teori evolusi
Hidayatullah.com--Penindasan terhadap para ilmuwan dan intelektual yang berani mengungkap kekeliruan ilmiah teori evolusi Darwin, dan berbagai sisi gelap teori itu tidak hanya berlaku di Amerika Serikat. Untuk kesekian kalinya, Adnan Oktar, dengan nama pena Harun Yahya, diganjar pengadilan Turki 3 tahun penjara, lantaran mengemukakan kebenaran bahwa teori evolusi Darwin tidaklah ilmiah.
Sebelum ini, Harun Yahya sudah dipenjara beberapa kali. Ia pernah dikurung di rumah sakit jiwa bersama para pasien penyakit jiwa berbahaya. Di tempat itu, beliau dicoba untuk dibunuh beberapa kali.
Meski demikian, Harun Yahya tetap tidak bergeming membongkar kepalsuan teori evolusi, beserta gerakan ideologis yang mendukungnya, termasuk Freemasonry.
Pembunuhan Karakter
Sebagaimana diketahui, ilmuwan Muslim yang karyanya sudah merambah dunia itu beberapa tahun terakhir ini mengagetkan dunia. Buku besar Harun Yahya berjudul Atlas Penciptaan muncul di Eropa, dan mengagetkan pihak berwenang di negara-negara seperti Perancis, Denmark, Austria, dan Italia.
Tidak mampu menanggapi balik secara ilmiah dan intelektual, organisasi dunia setinggi Dewan Eropa mengeluarkan resolusi yang melarang buku Atlas Penciptaan dan pemikiran kritis semacamnya atas teori evolusi diajarkan di sekolah-sekolah Eropa.
Lebih dari itu, tindakan penyusupan agen rahasia Freemasonry pun dilakukan demi membungkam kegiatan Harun Yahya.
Bisa ditebak, media massa pro evolusi memanfaatkan peristiwa ini untuk melakukan pembunuhan karakter Harun Yahya untuk kesekian kalinya dengan berbagai tuduhan negatif, tak terkecuali situs rujukan seperti wikipedia.
Menjawab putusan pengadilan ini, Harun Yahya menyampaikan pernyataan penting dalam sebuah konferensi pers.
“Ini adalah sebuah kasus yang mungkin akan tercatat dalam sejarah. Saya belum pernah mendengar, melihat atau membaca kasus yang penuh tipu daya semacam ini. Namun kami masih menaruh rasa hormat yang sepatutnya.
Kami menghormati sistem keadilan. Kami menghormati keputusan pengadilan. Ada suatu kebaikan dalam segala hal. Keputusan itu telah ditakdirkan dalam pandangan Allah sebelum para orang tua hakim itu dilahirkan. Mereka mengeluarkan pernyataan putusan hakim ketika saatnya tiba. Mereka mengeluarkan pernyataan putusan pengadilan yang ada dalam takdir mereka. Tak seorang pun dapat menentukan untuk dirinya sendiri, tidak pula membuat pernyataan apa pun sekehendaknya sendiri. Setiap orang membuat pernyataan yang telah ditetapkan dalam takdirnya. Mengapa ini terjadi dengan cara sedemikian itu? Sebab kebaikan akan muncul dengan takdir itu terjadi, “ ujarnya.
Harun Yahya menyebut pemenjaraan dirinya diibaratkan kasus Nabi Yusuf AS. “Insya Allah, kami juga berada pada jalan Nabi Yusuf AS. Kami berada pada jalan para nabi yang dirahmati. Kami menetapi sunnah mereka yang agung. Insya Allah kami melakukan apa yang mendatangkan kebaikan. Orang mukmin berada di jalan para nabi, dan di dalam Al-Quran,” katanya dikutip www.harunyahya.com. [as/cha/berbagai sumber/]
Sumber: Hidayatullah.com
Karya 'Harun Yahya' sempat populer dan banyak dibicarakan orang Indonesia di tahun 2003 tapi saya tidak tahu sekarang ini apakah masih atau sudah tenggelam atau biasa saja buat orang Indonesia.
ReplyDeleteSaya memilki karya-karyanya baik buku-buku dan CD dan pada tahun 2003 masih sangat mahal dan susahnya saya mendapatkan karya besarnya yang menjadi fenomenal di Eropa dan sudah pula menjadi pembicaraan di America sekarang ini.
Terakhir saya melihat di emperan buku-buku loak di Senen dan Jatinegara karya beliau sudah pula bisa didapatkan mungkin ada orang yang sudah merasa tidak perlu dan menjualnya di loakkan. Tapi menurut saya sayang sekali bahan rujukan karya-karya beliau dijual mengapa tidak di berikan pada sekolah-sekolah, saya rasa itu sangat di butuhkan.
Tapi yang saya sayang sekali mengapa pemerintah Indonesia atau Depdikbud tidak PEDULI dengan Fenomenal karya beliau untuk merubah kurikulum yang sekarang ini masih berkiblat dan menjadi panduan tentang teori darwin...dan masih diajarkan di sekolah-sekolah. Sedang America sendiri dibeberapa universitas sudah membahas dan di uji coba.
Saya pernah dengar di SD Muhammadiyah memakai 2 kurikulum dari pemerintah dan berpedoman dari karya HARUN YAHYA ini. Kepala sekolahnya mengatakan bahwa jika ada pengawas melarang dan mencekalnya, Ia akan tetap memperjuang seperti Harun Yahya memperjuangkan "Karyanya- bahwa Asal usul manusia bukan dari teori Darwin dan teori evolusi". Padahal Kepala sekolah itu hanya seorang yang tamatan SPG…tapi memiliki pemikiran yang hebat.
Dan saya pernah dengar di radio Dakta bahwa ada taklim yang setiap saat memulai acara, ustad-nya menginformasikan berita karya beliau, semata-mata untuk meluruskan pemikiran kebenaran yang hakiki pada orang tua untuk di sampaikan pada anak-anaknya.
Rina
kalau anda benar benar mempelajari dasar2nya. karya hy itu tidaklah ilmiah melainkan pseudoscience/ilmu semu yang akhir2nya membodohi masyarakat.
ReplyDeleteWah gw setuju banget sama comment yg kedua,,
ReplyDeleteHY sama sekali nggak mengerti sama apa yang dia bantah haha :D
baca buku dulunya harun yahya
Deletebaru komen, OK:)
Baik buku maupun video karya Harun Yahya sebenarnya adalah kompilasi karya-karya orang lain. Barangkali disebut pseudoscience karena tatarannya filosofis? Tapi bukanlah foilosofi itu adalah akar semua ilmu? S3 aja gelarnya Phd kok
ReplyDeleteKarya Harun Yahya membuat kita merenung akan penciptaan, jadi lebih mudah dipahami karena kita diberikan otak untuk berpikir
Dan di langit dan di bumi banyak tanda2 kebesaran Allah, bagi orang yang mau berpikir dan memperhatikan