Para guru menuntut agar PR untuk anak SD dihilangkan.
Sebuah usulan dari Asosiasi Guru dan Dosen minta dibentuk sebuah Komisi Kerajaan (Royal Commission) untuk mencaritahu alasan kenapa anak begitu tidak bahagia di sekolah pada zaman ini.
Ketua asosiasi guru, Dr. Mary Bousted, mengatakan anak dari keluarga yang kurang mampu mengalami kesulitan untuk menyelesaikan PR dan hal itu menjadi lingkaran setan bagi mereka.
Kata pemerintah, PR tidak wajib, tetapi dianjurkan saja sebagai bagian dari proses pelajaran sekolah. Dalam petunjuknya, dianjurkan 1 jam perminggu untuk anak berumur 5 tahun, meningkat secara bertahap sampai mencapai 90-150 minit per hari untuk anak pada umur 16 tahun. Anak dari umur 10-11 sebaiknya mengerjakan 30 minit per hari, katanya.
Tetapi riset baru meragukan efektivitas dari PR, dan malah mengatakan bertentangan dengan tujuannya. Sebagian sekolah swasta sudah hilangkan PR sama sekali.
Sia-sia
Dr. Bousted mengatakan bahwa di dalam sekolah negeri, semua orang menganggap bahwa PR itu harus dikerjakan (dan oleh karena itu, diadakan). “Tetapi saya kira banyak dari PR itu hanya sia-sia saja. Guru harus memberikannya, jadi dia memberikan PR yang asal “menyibukkan” anak,” katanya.
Tetapi anak dari keluarga kurang mampu tidak punya fasilitas dan tidak dapat dukungan yang didapatkan oleh anak dari keluarga yang lebih mampu, dan ini menjadi lingkaran setan karena anak itu kena masalah di sekolah bila PR tidak diselesaikan.
Usulan dari para guru juga mengatakan bahwa banyak anak tampak “tidak bahagia dan cemas” sekarang ini.
“Anak seharusnya boleh berfikir bebas, bereksperimen dan menikmati proses belajarnya tanpa merasakan tekanan,” katanya. “PR telah menjadi suatu tekanan yang dibebankan kepada anak SD, dan juga anak SMP-SMA.
Usulan dari para guru itu minta para menteri “menghapuskan PR yang wajib bagi anak SD, dan membatasi jumlah/waktunya bagi anak pada tingkat SMA.”
Seorang juru bicara dari Department for Children, Schools and Families mengatakan bahwa PR memang tidak wajib, tetapi guru dianjurkan memberikan PR kepada semua anak.
Pemerintah juga punya rencana baru, disebut Children's Plan for England yang dibentuk karena ada survei dari para orang tua yang mengatakan mereka punya kesan ada suatu masalah yang sangat mendasar dengan keadaan para anak di zaman modern ini.
Read the full article here:
Teachers call for ban on homework
Story from BBC NEWS:
Published: 2008/03/10 15:07:18 GMT
© BBC MMVIII
Assalamualaikum Wr.Wb.
ReplyDeleteKalau PR nya masih ada kaitannya dengan pelajaran yang baru saja diajarkan pada hari itu juga misalnya latihan soal ada baiknya juga dan mencoba membuat mind map untuk menciptakan track dan memasukan materi ke dalam long term memory dalam otak anak, membantu anak agar lebih memahami dengan betul materi (kalau di kelas kebetulan sedang tidak terlalu konsentrasi atau tidak terlalu mengerti jadi memancing anak membaca lebih dalam dan bertanya pada teman/diskusi)itu bagus juga.
asal jangan sampai anak jadi kurang waktu untuk berkreasi, bergaul, dan berkarya atau anak tidak menjadi kurang waktu sebab ada tuntutan lalin, seperti esok harinya dituntut untuk ujian pelajaran yg berbeda, atau ada quiz dadakan untuk mata pelajaran yg berbeda dari PR belum lagi ada tugas Paper (yang sering kali cuma terkesan mengada2 untuk memenuhi komponen penilaian saja).
saya bukan guru jadi saya mencoba memberi comment dengan mengingat2 masa saya sekolah dan kuliah dulu.
terima kasih, semoga bapak berkenan untuk menjawab pertanyaan saya di message box juga ya Pak, terima kasih.
wassalamu'alaikum Wr.Wb.
yah, bagaimanapum PR sangat penting, saya malah g da kerjaan klo g dikasih PR, pengennya main-main j jadinya
ReplyDelete