Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

03 April, 2014

Anak Di Inggris Memperkosa Adiknya Setelah Nonton Pornografi



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Banyak orang tua tahu pornografi sangat buruk, tapi banyak juga yang merasa terlalu malu untuk membahas masalah seks dan pornografi dengan anaknya, terutama dengan anak dan remaja laki-laki. Tapi kalau orang tua tidak berani membahas topik sensitif ini, maka anak itu akan cari tahu lewat teman sekolah atau dari pencarian sendiri di internet. Pada saat banyak anak punya akses terhadap film pornografi lewat komputer, laptop, iPad, smart phone, warnet dan juga di rumah teman, maka banyak sekali anak kecil bisa melihat film2 itu, tanpa paham tentang seks dan apa yang terjadi setelah berhubungan seks.

Dalam berita ini (yang syukurnya sangat langka) seorang anak laki-laki berusia 12 tahun memperkosa adik perempuannya yang berusia 7 tahun, setelah nonton film pornografi di internet. Dia mengaku ke polisi bahwa dia nonton dan “pengen coba” saja. Saat ini dia masih ditahan oleh pekerja sosial di rumah lain. Kakak laki itu baru sadar bahwa perbuatannya sangat buruk dan menyesal sekali.

Hakim memutuskan bahwa kondisi dia akan menjadi lebih buruk lagi kalau dipisahkan dari keluarganya dan ditahan oleh negara, jadi dia akan dikembalikan ke rumah orang tua. Tapi tentu saja orang tua, kakak dan adik itu akan membutuhkan terapi dan bantuan sosial untuk jangka panjang.

Saya baru dengar kasus seperti ini sekali saja. Tapi saya sudah dengar beberapa kasus tentang anak berusia 12-13 tahun di Indonesia, yang uji coba main seks setelah nonton film pornografi. Dalam satu kasus, perempuan menjadi hamil di usia 13 tahun, dan dinikahkan dengan teman sekolahnya, yang berusia 12 tahun, dan masih di Kelas 6 SD. Kejadian nyata di Jakarta!

Kalau hal buruk seperti pemerkosaan terhadap adik sendiri terjadi di sini, mungkin kebanyakan orang tua akan berusaha menutupinya, karena “malu” pada tentangga dan keluarga kalau ketahuan. Dan hasilnya adalah anak laki dan perempuan itu tidak akan dapat bantuan terapi dari psikolog anak. (Dan mungkin juga dimarahi atau dihajar, yang akan menimbulkan masalah2 yang lain.)

Semoga orang tua bisa waspada terhadap anaknya, terutama anak laki-laki yang mendekati usia remaja. Perlu dipastikan bahwa anak ini paham pornografi sangat buruk, dan perlu dihindari. Dan anak remaja jangan dibiarkan sendirian terus dengan akses terhadap internet, tanpa pantuan orang tua. (Banyak orang tua tinggalkan anak sendirian di kamar dengan komputer, lalu orang tua sibuk dengan urusan sendiri di luar rumah, dan tidak tahu anaknya melakukan apa). Kalau orang tua merasa tidak sanggup bicara secara terbuka dengan anak remaja, sebaiknya mencari orang lain yang bisa membantu untuk memberikan nasehat kepada anak2 itu (seperti sepupu yang dewasa, guru, ustadz, dan sebagainya).

Jangan biarkan anak belajar tentang seks dan pornografi sendiri, tanpa bisa bertanya kepada orang dewasa di sekitarnya. Bahaya pornografi yang dihadapi anak remaja sekarang BELUM PERNAH terjadi pada generasi2 sebelum ini. Jadi wajar kalau banyak orang tua tidak paham bahwa masalah ini besar dan berbahaya. Jangan sampai berita di atas ini menjadi lebih umum.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

[Berita dari BBC]

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...