Assalamu’alaikum wr.wb.,
Banyak orang tua tahu pornografi sangat buruk, tapi banyak
juga yang merasa terlalu malu untuk membahas masalah seks dan pornografi dengan
anaknya, terutama dengan anak dan remaja laki-laki. Tapi kalau orang tua tidak
berani membahas topik sensitif ini, maka anak itu akan cari tahu lewat teman
sekolah atau dari pencarian sendiri di internet. Pada saat banyak anak punya
akses terhadap film pornografi lewat komputer, laptop, iPad, smart phone, warnet
dan juga di rumah teman, maka banyak sekali anak kecil bisa melihat film2 itu,
tanpa paham tentang seks dan apa yang terjadi setelah berhubungan seks.
Dalam berita ini (yang syukurnya sangat langka) seorang anak
laki-laki berusia 12 tahun memperkosa adik perempuannya yang berusia 7 tahun,
setelah nonton film pornografi di internet. Dia mengaku ke polisi bahwa dia
nonton dan “pengen coba” saja. Saat ini dia masih ditahan oleh pekerja sosial
di rumah lain. Kakak laki itu baru sadar bahwa perbuatannya sangat buruk dan
menyesal sekali.
Hakim memutuskan bahwa kondisi dia akan menjadi lebih buruk
lagi kalau dipisahkan dari keluarganya dan ditahan oleh negara, jadi dia akan
dikembalikan ke rumah orang tua. Tapi tentu saja orang tua, kakak dan adik itu
akan membutuhkan terapi dan bantuan sosial untuk jangka panjang.
Saya baru dengar kasus seperti ini sekali saja. Tapi saya
sudah dengar beberapa kasus tentang anak berusia 12-13 tahun di Indonesia, yang
uji coba main seks setelah nonton film pornografi. Dalam satu kasus, perempuan
menjadi hamil di usia 13 tahun, dan dinikahkan dengan teman sekolahnya, yang
berusia 12 tahun, dan masih di Kelas 6 SD. Kejadian nyata di Jakarta!
Kalau hal buruk seperti pemerkosaan terhadap adik sendiri
terjadi di sini, mungkin kebanyakan orang tua akan berusaha menutupinya, karena
“malu” pada tentangga dan keluarga kalau ketahuan. Dan hasilnya adalah anak
laki dan perempuan itu tidak akan dapat bantuan terapi dari psikolog anak. (Dan
mungkin juga dimarahi atau dihajar, yang akan menimbulkan masalah2 yang lain.)
Semoga orang tua bisa waspada terhadap anaknya, terutama
anak laki-laki yang mendekati usia remaja. Perlu dipastikan bahwa anak ini
paham pornografi sangat buruk, dan perlu dihindari. Dan anak remaja jangan
dibiarkan sendirian terus dengan akses terhadap internet, tanpa pantuan orang
tua. (Banyak orang tua tinggalkan anak sendirian di kamar dengan komputer, lalu
orang tua sibuk dengan urusan sendiri di luar rumah, dan tidak tahu anaknya
melakukan apa). Kalau orang tua merasa tidak sanggup bicara secara terbuka
dengan anak remaja, sebaiknya mencari orang lain yang bisa membantu untuk memberikan
nasehat kepada anak2 itu (seperti sepupu yang dewasa, guru, ustadz, dan
sebagainya).
Jangan biarkan anak belajar tentang seks dan pornografi
sendiri, tanpa bisa bertanya kepada orang dewasa di sekitarnya. Bahaya pornografi
yang dihadapi anak remaja sekarang BELUM PERNAH terjadi pada generasi2 sebelum
ini. Jadi wajar kalau banyak orang tua tidak paham bahwa masalah ini besar dan berbahaya.
Jangan sampai berita di atas ini menjadi lebih umum.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
[Berita dari BBC]
No comments:
Post a Comment