Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, Tadi saya nonton pembahasan kasus
pelecehan seks di TK JIS, dalam acara Indonesian Lawyers Club di TV One. Setelah
itu saya berkomentar di Facebook page saya tentang perkara itu. Dan setelah itu
saya mulai merenung lebih dalam.
Kasus ini menjadi besar sekali. Bahkan masuk
berita internasional. Anak TK sudah jelas menjadi korban, dan layak untuk dapat
perhatian dan bantuan. Tapi selama beberapa tahun, saya sering sebarkan berita tentang
anak sekolah lain yang diperkosa, baik oleh anak lain maupun oleh orang dewasa.
Kadang saya post berita baru setiap minggu di Facebook saya karena memang ada
begitu banyak berita. Anak SD, SMP dan SMA diperkosa bergilir, setiap minggu,
di seluruh Indonesia. Seringkali oleh kenalan Facebook, atau teman sekolah,
atau pacar sendiri.
Apa masuk TV One dan Indonesia Lawyers Club
bahwa anak sekolah di seluruh Indonesia sedang diperkosa secara rutin? Tidak.
Apa masuk berita internasional bahwa anak Indonesia tidak aman dari
pemerkosaan? Tidak. Saya sering sebarkan info dan berita buruk seperti itu
bukan karena saya suka hal negatif, tapi karena saya sangat ingin semua orang
dewasa di Indonesia menjadi sadar bahwa sebuah bencana sedang terjadi di negara
ini.
Katanya, kalau taruh kodok di dalam panci dan
panaskan airnya, dia akan diam di situ sampai mati direbus, karena tidak sadar
suhu air sedang naik. Tapi kalau ditaruh di dalam air mendidih, dia akan
langsung loncat keluar. Sama seperti pemerkosaan anak sekolah di Indonesia. Kalau
setiap minggu tambah satu kasus, dua kasus, tiga kasus, sepertinya semua orang
dewasa tidak sadar dan merasa tidak ada yang perlu dilakukan. Dan kalau disuruh
bertindak, pasti akan mengatakan “Apa boleh buat?” karena tidak tahu mesti lakukan
apa.
Tapi ketika satu bocah di JIS diperkosa,
menjadi berita paling heboh satu negara, dan bahkan ke manca negara. Ketika
ribuan anak (atau mungkin juga puluhan ribu anak) diperkosa bergilir setiap
tahun di semua propinsi, tidak menjadi berita. Bahkan statistik tentang jumlah
anak yang pernah diperkosa setiap tahun belum pernah saya lihat di berita. Apa
ada suatu pihak yang kumpulkan? Siapa? Polisi? KPAI? Kemensos? Siapa?
Lalu siapa yang bisa ajak masyarakat bersatu
dan lebih memperhatikan nasib anak sekolah sehingga aman dari pelecehan seks
dan pemerkosaan? Tidak ada Menteri Urusan Anak di sini, padahal atau 80 juta
anak di Indonesia. Semua menteri sibuk dengan urusan masing2, dan sekian ribu
atau sekian puluh ribu anak sekolah di Indonesia diperkosa setiap tahun. Itu
hanya yang diperkosa. Yang kena macam2 bentuk pelecehan seks dan bentuk
kekerasan yang lain berapa banyak?
Siapa yang akan bersuara atas nama mereka? Mereka
juga korban. Tapi nasib mereka tidak dibahas di media nasional dan
internasional. Dibutuhkan satu bocah di TK internasional di Jakarta sehingga
pelecehan seks terhadap anak menjadi berita sangat besar. Bagaimana dengan
anak2 lain, yang juga diperkosa, tetapi tidak akan dapat bantuan apapun dari
siapapun? Mereka tidak akan dapatkan terapi psikolog (karena orang tua tidak
bisa bayar). Dan pelaku belum tentu ditangkap atau dapat terapi juga. Pelaku yang
masih anak sekolah mungkin ditangkap dan dipenjarakan sekian tahun, lalu
dilepaskan begitu saja… untuk memperkosa anak yang lain? Yang bisa mengubah
perilaku mereka apa? Dan siapa yang akan membantunya? Di dalam penjara, sangat
mungkin mereka menjadi lebih jahat lagi…
Sungguh malang nasibnya anak Indonesia. “Air di
panci sedang dipanaskan”, yang artinya ada banyak kasus pelecehan seks terhadap
anak kecil di seluruh negara tapi terjadi satu-satu di banyak tempat sehingga
mungkin tidak disadari. Dan orang dewasa yang mesti sadar malah tenang saja dan
merasa bahwa tidak ada masalah, karena bukan anak mereka sendiri yang menjadi
korban. Anak tetangga tidak dipikirkan. Juga tidak jelas tindakan apa yang
perlu dilakukan. Jadi orang tua diam saja, dan berharap orang lain akan
memikirkan masalah ini dan mencari solusi.
Tapi ketika anak di sekolah internasional menjadi
korban, berita langsung menjadi besar karena dianggap sekolah itu paling baik
dari semua. Tapi bagaimana dengan semua anak lain, yang tidak masuk sekolah
internasional? Ketika ada kasus anak sekolah diperkosa bergilir SETIAP MINGGU,
tidak ada yang merasa kejadian2 itu luar biasa dan perlu dikomentari. Tidak ada
yang bertindak. Tidak ada yang panggil Menteri Pendidikan, Polisi, psikolog
anak, KPAI, Komnas Perlindungan Anak dan bertanya Live di tivi “Kenapa hal ini
bisa terjadi terhadap anak Indonesia?” Hanya satu anak di sekolah elit yang
dapat perhatian yang begitu besar.
Mungkin ada banyak orang tua dan guru yang
pernah baca tulisan saya tentang pemerkosaan anak sekolah yang sering saya
sebarkan, tetapi mereka abaikan saja, atau tegor saya dengan mengatakan “Jangan
bahas hal negatif terus”. Dan sekarang orang yang sama mungkin malah sibuk
sendiri komentari kejadian pelecehan seks di JIS itu. Nasib anak Indonesia yang
masuk sekolah biasa sepertinya tidak cukup penting untuk menarik perhatian 100
juta orang tua di Indonesia. Anak-anak yang biasa itu boleh-boleh saja
diperkosa bergilir setiap minggu, tanpa ada harapan bisa dapat perhatian dari
seluruh masyarakat Indonesia. Hanya anak kaya di sekolah elit yang akan
dapatkan perhatian seperti itu…
Air di panci sedang dipanaskan, dan kodok masih
diam karena tidak merasa ada masalah. Artinya, orang tua masih diam saja, dan
tidak terkejut membaca berita terus tentang pemerkosaan anak sekolah di
mana-mana. Belum terasa ada masalah. Bagaimana nasibnya generasi mendatang? Dan
kapan keadaan ini bisa berubah?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Mr. Gene Netto
Guru bahasa Inggris di Jakarta sejak 1996.
Email: genenetto [@] gmail.com
Facebook Page: http://www.facebook.com/pages/Gene-Netto/321218826597
No comments:
Post a Comment