[Pelecehan Seks di TK JIS, Artikel
No.3]
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya tidak habis memikirkan kalimat ini dari
berita tentang TK JIS:
"Tapi dari sms/email yang masuk melarang
semua orangtua berkumpul atau berbicara ke pemerintah tanpa ada izin dari JIS.
Ini membuat kami terhambat karena kami mau memberikan perlindungan darurat
kepada anak," ucap Kaligis.
Pihak sekolah MELARANG orang tua untuk bicara
dengan pemerintah. Kenapa? Apa yang akan terjadi kalau orang tua bicara dengan
pemerintah? Rahasia apa yang perlu dijaga begitu ketat? TK JIS apa sama dengan
BIN, CIA, NSA dan lain-lain yang punya rahasia negara yang perlu dijaga ketat?
Sikap berlebihan itu berasal dari mana? Dari
rasa sedih, malu dan wajib tanggung jawab terhadap musibah yang menimpa anak di
sekolah mereka? Atau dari rasa bahwa mereka mesti dianggap kebal hukum dan “nama
baik sekolah” tidak boleh diganggu sama sekali? bahkan mereka akan bayar
pengacara yang mahal untuk bantu mengancam orang tua yang berani buka mulut dan
bicarakan sekolah. Digunakan pasal “Pencemaran Nama Baik” agar orang tua
menjadi takut.
Inilah sikap BISNIS di wilayah pendidikan. Saya
jadi ingat kejadian kasus2 pelecehan seks yang terjadi di Gereja Katolik. Kelangsungan
Gereja dan nama baik Gereja dianggap lebih utama dari keselamatan anak kecil. Dari
satu sisi, mungkin bisa dipahami sedikit, karena Gereja merasa ada misi untuk “menyelamatkan
manusia”. Mereka yakin pendeta pedofil sedikit, jadi tidak mau sampai kejadian
dari beberapa pelaku itu bisa merusak Gereja. Pemikiran yang sangat buruk, tapi
ada landasan “penyelamatan” yang lebih luas di belakangnya, jadi minimal bisa
dipahami sedikit kenapa mereka berpikir begitu (walaupun tetap salah).
Tapi untuk TK JIS, yang sudah mulai menunjukkan
sikap yang sama, tidak ada misi penyelamatan nyawa umat manusia di belakang
tindakan mereka sekarang. Ada tujuan BISNIS semata. Jangan sampai rencana
bisnis mereka diganggu oleh berita yang buruk, yang bisa ganggu profit masuk.
Profit selalu akan menjadi prioritas utama, dan kalau pengakuan dari orang tua
akan mengganggu profit, maka orang tua siswa bisa berubah dari mitra menjadi
musuh dalam sekejap.
Di Korea, seorang kepala sekolah baru saja
bunuh diri setelah 200 siswa menghilang dan diperkirakan wafat dalam kapal
feri. Dia merasa begitu bersalah
(padahal tidak bersalah) karena tidak berhasil menjaga keselamatan mereka. Di
JIS, anak berusia 5 tahun diperkosa dan mungkin akan terganggu seumur hidup
oleh kejadian buruk itu. (Dari satu sisi, lebih enak wafat daripada mengalami
trauma selama puluhan tahun). Para pemimpin JIS bukannya harus bunuh diri juga
seperti kepala sekolah Korea, tapi minimal mereka bisa menunjukkan rasa
bersalah, menyesal, dan menjadi terbuka sekali, dengan cara bekerja sama secara
maksimal dengan polisi, pemerintah dan orang tua untuk membuka kasus ini secara
total. Ini penting sekali agar kebenaran dari kasus ini bisa diketahui, dan
bisa menjadi pelajaran buat kita semua, supaya tidak terjadi di tempat lain
juga.
Mereka malah menjadi marah dan sibuk “menjaga
diri”. Inilah sikap BISNIS pendidikan. Sayangnya, orang tua yang kaya masih
belum paham juga bahwa sekolah swasta adalah BISNIS, dan bukan tempat yang
utamakan keselamatan siswa dan pendidikan di atas segala-galanya. Bagi sekolah
swasta, PROFIT akan selalu menjadi pemikiran pertama…
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Artikel terkait kasus Pelecehan
Seks di TK JIS
1. Sekolah Swasta Merusak Konsep
Komunitas Sekolah Dengan Outsourcing
2. Sekolah Swasta Outsourcing,
Bagaimana Dengan Sekolah Negeri?
3. “Nama Baik” Di Sekolah Swasta
No comments:
Post a Comment