Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

17 February, 2018

Hanya Ada Satu Budaya Di Indonesia! (Tapi Ketika Mau Pukul Siswa, Ada Banyak Budaya)!

[Komentar]: Mungkin nggak Om Gene sedikit mengubah dari gaya bahasa orang barat yg cenderung apa adanya (dan bagi sebagian orang, mungkin dianggap terlalu ofensif) ke gaya bahasa yg lebih halus, lebih persuasif dan "bersahabat", sehingga makin banyak guru yg dengan senang hati meminum "jamu" yg Om Gene tawarkan.

[Gene]: Jadi para guru di sini perlu dikasih pujian dan kata2 manis dari saya? Dan setelah itu anda YAKIN mereka akan mau dengar dan berubah? Ada laporan dari Bank Dunia. Setelah banyak guru dapat kenaikan gaji besar (input), maka perubahan dalam kualitas pendidikan (output) adalah NOL PERSEN. Dikasih gaji yang baik, tetapi usaha mayoritas guru untuk memperbaiki diri, dan memperbaiki sistem pendidikan, adalah NOL. Laporannya resmi dan teliti. Jadi guru dikasih banyak uang, tetap tidak mau berubah.

Lalu anda anggap kl saya kasih kata2 manis, yang “sesuai budaya Indonesia”, simsalabim, para guru mau berubah? Selama puluhan tahun para guru sudah dikasih pujian dan kata2 manis terus, dari banyak kalangan. Saya masih ingat iklan tivi dulu, yang puji guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”. Lalu? Kemajuan dunia pendidikan Indonesia apa? Anda minta saya ULANGI perbuatan yang sama (berikan kata2 manis kepada guru), dan berharap ada hasil yang berbeda (guru berubah)? Kalau kata2 yg anda cap “sopan dan santun” sudah cukup untuk mengubah para guru, maka sudah berhasil sejak dulu. Ternyata tidak berhasil. Kenapa minta saya ulangi? Albert Einstein mengatakan, ulangi perbuatan yang sama dan berharap dapat hasil yang berbeda adalah perilaku orang gila.

Apa betul ada SATU cara bicara yang “benar” untuk seluruh Indonesia? Dan saya “terlalu blak-blakan”? Tidak ada satupun orang dari seluruh Indonesia, dari suku mana saja, dan kalangan ekonomi mana saja, yang juga bicara “blak-blakan” (atau dalam kata lain, bicara JUJUR, terbuka dan tidak berbasa-basi)? Hanya sayalah yang melakukan “dosa” itu, sehingga banyak guru tidak bisa tahan?

Ketika membahas kekerasan di sekolah, banyak guru bela diri. Katanya Indonesia adalah negara yang beraneka ragam. Ratusan suku. Banyak perbedaan antar setiap daerah. Tidak boleh disamakan. Harus ada izin memukul siswa, karena ada daerah yg keras. Semua siswa tidak sama. Lalu guru2 itu juga menyatakan, Gene harus bicara sesuai dengan “Budaya Indonesia” seakan-akan hanya ada satu budaya di sini. Ketika mau memukul siswa, ada ratusan “budaya” yang berbeda. Ketika sibuk menghinakan saya karena tidak suka pendapat saya, tiba2 hanya ada satu “Budaya Indonesia”. Yang mana yang benar? Atau mungkin yang benar adalah, “Guru selalu benar”!
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...