[Pertanyaan]: Assalamu’alaikum wr.wb., Saya dapat bukti suami saya berzina berkali-kali dengan pelacur. Tapi saya tidak tega menceraikan dia karena memikirkan anak saya. Saya tidak mau mereka menjadi korban perceraian orang tua. Apa yang perlu saya lakukan? Mohon pendapat bapak. Wassalam.
[Jawaban]: Wa alaikum salam wr.wb., Pertama, Ibu harus melakukan shalat istiqharah karena ini yang paling dibutuhkan dalam memutuskan perkara yang berat. Mohon petunjuk dari Allah, lebih baik cerai secepatnya, atau bertahan. Shalat berkali2 minggu ini, lalu berpikir sendiri, diskusi dengan keluarga, dan ambil keputusan setelah yakin terhadap keputusan itu. Dari pengalaman saya melakukan shalat istiqharah, dalam 1-2 hari sudah menjadi sangat yakin atas suatu keputusan.
Kedua, menurut pendapat saya, ibu sebaiknya segera bercerai. Dalam hukum Islam, seorang suami yang berzina dihukum mati dan ini dilaksanakan di zaman Rasulullah SAW. Jadi ini bukan perkara ringan spt bohongi tetangga dalam bisnis. Ini perkara besar, dosa besar, sampai dalam Islam dikenakan hukum mati.
Ibu “tidak tega cerai” karena punya anak kecil? Apa ibu tega kl ada pelacur yg berhasil ketemu rumah anda, datang dalam keadaan hamil, lalu marah2 di depan rumah, disaksikan semua tetangga, dan menuntut dikasih uang utk aborsi? Ibu lebih tega anak meyaksikan hal itu? Bagaimana kl pelacur mengaku hamil, lalu suami anda membunuhnya (misalnya) karena pelacur itu tidak mau aborsi? Ibu lebih tega hadapi hal seperti itu? Sudah sering ada berita tentang seorang pria yg bunuh perempuan yg tidak mau aborsi. Dan keluarga dari pelaku selalu menyatakan ke polisi, “Saya tidak menyangka….” Lalu menyesal.
Perkara perzinaan suami ini sudah jelas terjadi dan sudah jelas merusak kehidupan rumah tangga. Ibu perlu segera cerai. Dan anak akan menyesuaikan diri dalam kondisi baru, selama ada kasih sayang yang besar dari ibu dan saudara yg lain. Lebih baik begitu daripada menunggu kondisi yg lebih parah lagi.
Bagaimana kl nanti suami berzina lagi, ketahuan lagi, ibu protes lagi, lalu dalam kemarahan besar suami ambil pisau dan bunuh anda, di depan anak!? Berita seperti itu juga sering ada. Lalu? Ibu sudah mati, suami masuk penjara, dan anak jadi korban trauma seumur hidup. Dan kl anak bisa bertanya kenapa ibu tidak melindungi mereka dari bapak yang jahat, ibu hanya bisa jawab, “Saya tidak tega ceraikan dia!” Jadi, lebih baik menunggu dia menjadi marah dan membunuh anda? Atau membunuh pelacurnya? Atau membunuh bayinya dari pelacur itu? Atau membunuh anda dan anak anda sekaligus? Baru kemarin ada berita suami bunuh isteri dan kedua anaknya di Tangerang… Mau bersabar dulu? Berharap tidak mungkin dibunuh oleh suami yang marah? Dan kalau nanti nama anda masuk berita sebagai korban baru, semua anggota keluarga hanya bisa bilang bilang, “Dia tidak tega ceraikan suaminya, dan hasilnya begini!”
Ibu silahkan melakukan shalat istiqharah berkali-kali. Allah Maha Tahu. Tapi pendapat saya, dari analisis info yang ibu berikan:
- terbukti suami berzina berkali2
- terbukti suami tidak merasa bersalah dan tidak mau berhenti
- terbukti suami bisa marah terhadap anda karena ketahuan berzina
Jadi kesimpulan saya, suami seperti itu berbahaya sekali. Tidak layak anda pedulikan dia, atau takut ceraikan dia. Dan tidak ada manfaatnya memaksakan anak tinggal satu rumah dengan orang jahat seperti itu, dengan alasan “tidak tega cerai”. Kalau ini di zaman Nabi, bukan hanya diceraikan, suami itu akan dihukum mati karena begitu buruk perbuatannya. Ibu harus berhenti berandai-andai tentang kemungkinan anak akan sulit hadapi perceraian orang tua. Ambil langkah yang jelas, sebelum ada kerugian yang lebih besar lagi yang saat ini tidak terduga. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(317)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(586)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(372)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(323)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment