Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

23 September, 2019

Kakak Adik Siswa TK dan SD Disodomi Tetangganya, Diimingi-imingi Game HP

Begitu gampang. Anak kecil "main ke rumah tetangga", mungkin tanpa sepengetahuan orang tua, dan menjadi korban. Orang tua sibuk dan lepaskan anak utk main di sekitar rumah. Dianggap "aman". Tapi anak Indonesia tidak aman. Anaknya orang elit dijaga penuh. Tapi anak kampung hanya bisa menunggu giliran diperkosa atau disodomi oleh orang2 yang terdekat. Ketika terjadi, orang tua selalu menyatakan, "Saya tidak menyangka bisa terjadi." Dan pemerintah hanya tangani SESUDAH kejadian. Tindakan preventif nol.

Coba kita bawa pemikiran itu ke ranah yang lain. Anak digigit nyamuk, kena demam berdarah (DBD). Nyamuk tidak begitu dipikirkan, dan tidak semuanya "berbahaya". Tapi ketika ada wabah DBD, ternyata dengan cepat ada tindakan preventif dari pemerintah dan pemda. Ada iklan tivi, poster, pendidikan di sekolah, dan kegiatan di puskesmas, kelurahan, dsb. Tapi kalau anak disodomi atau diperkosa, tindakan preventif dari pemerintah nol. Tidak ada iklan tivi yang berikan peringatan. Tidak ada pendidikan di sekolah yang membuat anak kecil waspada terhadap orang lain. Tidak ada pendidikan bagi anak untuk tidak pergi bersama orang yang tidak (atau baru) dikenal.

Sikap pemerintah hadapi DBD dan kekerasan seks terhadap anak sangat berbeda sekali. Mungkin sebabnya hanya satu: Anaknya orang elit juga bisa kena DBD dan masuk ICU. Jadi bahaya. Dan rumah sakit juga menjadi penuh, orang tua cuti kerja, jadi ada beban di sistem kesehatan dan beban ekonomi. Tapi kalau anak miskin disodomi atau diperkosa, maka rumah sakit tidak menjadi penuh. Orang tua tidak cuti kerja. Dan yang paling penting, anaknya orang elit aman! Jadi tidak terasa harus ada tindakan preventif apapun dari pemerintah.

Anda tidak mau bahas topik ini? Merasa sudah cukup menyatakan, "Insya Allah anak saya aman"? Semua orang tua yang lain juga mengatakan hal yang sama. Lalu tiba2 suatu hari, mereka harus dengar kisah anaknya yg disodomi atau diperkosa, lalu orang tua itu selalu mengatakan, "Saya tidak menyangka bisa terjadi!"

Mendidik anak anda sebelum mereka menjadi korban juga! Dan jangan anggap mereka "aman" dgn saudara, tetangga, guru agama, guru les, dll. Ada bahaya di mana2 dan kita tidak tahu siapa yang berbahaya sampai anak kita menjadi korban. Jadi orang tua harus waspada dan harus mendidik anak utk waspada. Kita juga perlu protes terhadap pemerintah, yang fokus pada proyek besar utk ekonomi, ketika anak Indonesia diperkosa dan disodomi setiap hari.
-Gene Netto

Kakak Adik Siswa TK dan SD Disodomi Tetangganya di Cilacap selama 7 Bulan, Diimingi-imingi Game HP
https://wow.tribunnews.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...