Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 September, 2019

Paksa Cukur Rambut Siswa, Tiga Guru di Banyuwangi Ditahan

Berita ini menyedihkan. Bukan karena kejadian potong rambut. Itu sudah biasa. Bukan karena penangkapan guru. Itu juga biasa sekarang. Yang menyedihkan adalah reaksi banyak guru terhadap berita ini. Di sebuah group guru, dengan hampir 100 ribu anggota, berita ini dikomentari banyak orang, dan komentarnya bisa copy-paste dari semua kejadian yang lama. Soalnya, komentarnya selalu sama: Siswa dan orang tua yang salah!

Katanya, rambut anak laki-laki harus "rapi dan pendek". (Anehnya, rambut perempuan tidak dibahas.) Tidak ada definisi rapi atau pendek. Pokoknya guru pasti tahu yang benar, dan siswa sama orang tua dijamin salah. Rambut anak laki-laki harus dipotong sesuai jadwal dari guru. Orang tua sibuk, sakit, atau yang lain, guru tidak mau tahu. Setiap dua minggu, wajib dipotong pendek! Hubungannya dgn "pendidikan" apa? Jangan bertanya! Guru selalu benar! Siswa dan orang tua harus diam dan taat.

Komentar para guru selalu sama. Siswa kurang ajar. Orang tua tidak tahu diri. Foto dan nama orang tua itu perlu disebarkan. Siswa perlu dikeluarkan dari sekolah. Siswa dididik di rumah saja kl tidak taat sama guru. Dan seterusnya. Setiap kali ada kejadian baru, komentar para guru selalu sama. Siswa dan orang tua perlu taat sama kemauan guru. Hampir tidak ada guru yang mau introspeksi diri dan membahas apakah mungkin guru dalam berita itu bersalah.

Yang membuat saya sedih adalah fakta ini: Ketika dulu saya berusaha membahas kekerasan dan kekerasan seks terhadap siswa oleh guru, saya dimarahi dan disuruh jangan membahas topik itu lagi. Tapi untuk urusan "rambut laki-laki" dan guru yang bisa kena pasal, ternyata banyak guru peduli sekali. Mungkin setiap kali ada kasus baru belasan anak laki-laki disodomi oleh guru agamanya, guru yang lain akan langsung bertanya, "Rambutnya anak itu gondrong atau tidak?" Kasihan anak Indonesia.
-Gene Netto

Paksa Cukur Rambut Siswa, Tiga Guru di Banyuwangi Ditahan
Rabu, 25 September 2019
https://www.viva.co.id

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...