Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

16 August, 2008

HIMPUNAN FATWA HARAM MEROKOK


  1. Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Merokok haram hukumnya berdasarkan makna yang terindikasi dari zhahir ayat Alquran dan As-Sunah serta i'tibar (logika) yang benar. Allah berfirman (yang artinya), "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195).

Maknanya, janganlah kamu melakukan sebab yang menjadi kebinasaanmu. Wajhud dilalah (aspek pendalilan) dari ayat di atas adalah merokok termasuk perbuatan yang mencampakkan diri sendiri ke dalam kebinasaan.

Sedangkan dalil dari As-Sunah adalah hadis shahih dari Rasulullah saw. bahwa beliau melarang menyia-nyiakan harta. Makna menyia-nyiakan harta adalah mengalokasikannya kepada hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimana dimaklumi bahwa mengalokasikan harta dengan membeli rokok adalah termasuk pengalokasian harta pada hal yang tidak bermanfaat, bahkan pengalokasian harta kepada hal-hal yang mengandung kemudharatan.

Dalil yang lain, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).

Jadi, menimbulkan bahaya (dharar) adalah ditiadakan (tidak berlaku) dalam syari'at, baik bahayanya terhadap badan, akal, ataupun harta. Sebagaimana dimaklumi pula bahwa merokok adalah berbahaya terhadap badan dan harta.

Adapun dalil dari i'tibar (logika) yang benar yang menunjukkan keharaman rokok adalah karena dengan perbuatan itu perokok mencampakkan dirinya ke dalam hal yang menimbukan bahaya, rasa cemas, dan keletihan jiwa. Orang yang berakal tentu tidak rela hal itu terjadi pada dirinya sendiri. Alangkah tragisnya kondisinya, dan demikian sesaknya dada si perokok bila tidak menghisapnya. Alangkah berat ia melakukan puasa dan ibadah-ibadah lainnya karena hal itu menghalagi dirinya dari merokok. Bahkan, alangkah berat dirinya berinteraksi dengan orang-orang saleh karena tidak mungkin mereka membiarkan asap rokok mengepul di hadapan mereka. Karena itu, Anda akan melihat perokok demikian tidak karuan bila duduk dan berinteraksi dengan orang-orang saleh.

Semua i'tibar itu menunjukkan bahwa merokok hukumnya diharamkan. Karena itu, nasehat saya untuk saudara-saudara kaum muslimin yang masih didera oleh kebiasaan menghisap rokok agar memohon pertolongan kepada Allah dan mengikat tekad untuk meninggalkannya. Sebab, di dalam tekad yang tulus disertai dengan memohon pertolongan kepada Allah, mengharap pahala dari-Nya dan menghindari siksaan-Nya, semua itu adalah amat membantu di dalam upaya meninggalkan hal tersebut.

Jawaban Atas Berbagai Bantahan

Jika ada orang yang berkilah, "Sesungguhnya kami tidak menemukan nash, baik di dalam kitabullah ataupun sunah Rasulullah saw. perihal haramnya rokok."

Maka, jawaban atas penyataan ini adalah bahwa nash-nash Alquran dan sunah terdiri dari dua jenis;

1. Jenis yang dalil-dalilnya bersifat umum seperti Adh-Dhawabith (ketentuan-ketentuan) dan kaidah-kaidah yang mencakup rincian-rincian yang banyak sekali hingga hari kiamat.

2. Jenis yang dalil-dalilnya memang diarahkan kepada suatu itu sendiri secara langsung. Sebagai contoh untuk jenis pertama adalah ayat Alquran dan dua hadis yang kami sebutkan di atas yang menunjukkan keharaman merokok secara umum meskipun tidak diarahkan secara langsung kepadanya.

Sedangkan untuk jenis kedua, adalah seperti fiman Allah (yang artinya), "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (dagig hewan) yang disembelih atas nama selain Allah." (Al-Maidah: 3).

Dan firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu." (Al-Maidah: 90).

Jadi, baik nash-nash itu termasuk jenis pertama atau kedua, ia bersifat keniscayaan (keharusan) bagi semua hamba Allah karena dari sisi pengambilan dalil mengindikasikan hal itu.

Sumber: Program Nur 'alad Darb, dari Fatwa Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, dari kitab Fatwa-Fatwa Terkini 2.

  1. Syaikh Muhammad bin Ibrahim

Rokok haram karena di dalamnya ada racun. Al-Qur’an menyatakan, “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk (kotoran).” (al-A’raf: 157). Rasulullah juga melarang setiap yang memabukkan dan melemahkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Ummu Salamah ra. Merokok juga termasuk melakukan pemborosan yang tidak bermanfaat. Selanjutnya, rokok dan bau mulut perokok bisa mengganggu orang lain, termasuk pada jamaah shalat.

  1. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Rokok haram karena melemahkan dan memabukkan. Dalil nash tentang benda memabukkan sudah cukup jelas. Hanya saja, penjelasan tentang mabuk itu sendiri perlu penyesuaian.

  1. Ulama Mesir, Syria, Saudi

Rokok haram alias terlarang, dengan alasan membahayakan. Di antara yang mendukung dalil ini adalah Syaikh Ahmad as-Sunhawy al-Bahuty al-Anjalaby dan Syaikh Al-Malakiyah Ibrahim al-Qaani dari Mesir, An-Najm al-Gazy al-Amiry as-Syafi’i dari Syria, dan ulama Mekkah Abdul Malik al-Ashami.

  1. Dr Yusuf Qardhawi

Rokok haram karena membahayakan. Demikian disebut dalam bukunya ‘Halal & Haram dalam Islam’. Menurutnya, tidak boleh seseorang membuat bahaya dan membalas bahaya, sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah. Qardhawi menambahkan, selain berbahaya, rokok juga mengajak penikmatnya untuk buang-buang waktu dan harta. Padahal lebih baik harta itu digunakan untuk yang lebih berguna, atau diinfaqkan bila memang keluarganya tidak membutuhkan.

  1. SyariahOnline.com

Keharaman rokok tidaklah berdasarkan sebuah larangan yang disebutkan secara ekplisit dalam nash Al-Quran Al-Kariem atau pun As-Sunnah An-Nabawiyah.

Keharaman rokok itu disimpulkan oleh para ulama di masa ini setelah dipastikannya temuan bahwa setiap batang rokok itu mengandung lebih dari 4000 jenis racun berbahaya.

Dan karena racun itu merusak tubuh manusia yang sebenarnya amanat Allah SWT untuk dijaga dan diperlihara, maka merokok itu termasuk melanggar amanat itu dan merusak larangan.

Namun banyak orang yang menganggap hal itu terlalu mengada-ada, sebab buktinya ada jutaan orang di muka bumi ini yang setiap hari merokok dan buktinya mereka masih bernafas alias tidak langsung mati seketika itu juga.

Karena itulah kita masih menemukan rokok di sekeliling kita dan ternyata pabrik rokokpun tetap berdiri tegar. Bahkan mampu memberikan masukan buat pemerintah dengan pajaknya. Sehingga tidak pernah muncul keinginan baik dari pembuat hukum untuk melarang rokok.

Ini adalah salah satu ciri ketertinggalan informasi dari masyarakat kita. Dan di negeri yang sudah maju informasinya, merupakan bentuk ketidak-konsekuenan atas fakta ilmu pengetahuan. Dan kedua jenis masyarakat ini memang sama-sama tidak tahu apa yang terbaik buat mereka. Misalnya di barat yang konon sudah maju informasinya dan ipteknya, masih saja ada orang yang minum khamar. Meski ada larangan buat pengemudi, anak-anak dan aturan tidak boleh menjual khamar kepada anak di bawah umur. Tapi paling tidak, sudah ada sedikit kesadaran bahwa khamar itu berbahaya. Hanya saja antisipasinya masih terlalu seadanya.

Sedangkan dalam hukum Islam, ketika sudah dipastikan bahwa sesuatu itu membahayakan kesehatan, maka mengkonsumsinya lantas diharamkan. Inilah bentuk ketegasan hukum Islam yang sudah menjadi ciri khas. Maka khamar itu tetap haram meski hanya seteguk ditelan untuk sebuah malam yang dingin menusuk.

Demikian pula para ulama ketika menyadari keberadan 4000-an racun dalam batang rokok dan mengetahui akitab-akibat yang diderita para perokok, mereka pun sepakat untuk mengharamkannya. Sayangnya, umat Islam masih saja menganggap selama tidak ada ayat yang tegas atau hadits yang eksplisit yang mengharamkan rokok, maka mereka masih menganggap rokok itu halal, atau minimal makruh.

  1. Ustadz Ahmad Sarwat Lc, Konsultasi eramuslim.com

Awalnya belum ada ulama yang mengharamkan rokok, kecuali hanya memakruhkan. Dasar pemakruhannya pun sangat berbeda dengan dasar pengharamannya di masa sekarang ini.

Dahulu para ulama hanya memandang bahwa orang yang merokok itu mulutnya berbau kurang sedap. Sehingga mengganggu orang lain dalam pergaulan. Sehingga kurang disukai dan dikatakan hukumnya makruh.

Sebagian kiyai di negeri kita yang punya hobi menyedot asap rokok, kalau ditanyakan tentang hukum rokok, akan menjawab bahwa rokok itu tidak haram, tetapi hanya makruh saja.

Mengapa mereka memandang demikian?

Karena literatur mereka adalah literatur klasik, ditulis beberapa ratus tahun yang lalu, di mana pengetahuan manusia tentang bahaya nikotin dan zat-zat beracun di dalam sebatang rokok masih belum nyata terlihat. Tidak ada fakta dan penelitian di masa lalu tentang bahaya sebatang rokok.

Maka hukum rokok hanya sekedar makruh lantaran membuat mulut berbau kurang sedang serta mengganggu pergaulan.

Penelitian Terbaru

Seandainya para kiyai itu tidak hanya terpaku pada naskah lama dan mengikuti rekan-rekan mereka di berbagai negeri Islam yang sudah maju, tentu pandangan mereka akan berubah 180 derajat.

Apalagi bila mereka membaca penelitian terbaru tentang 200-an racun yang berbahaya yang terdapat dalam sebatang rokok, pastilah mereka akan bergidik. Dan pastilah mereka akan setuju bahwa rokok itu memberikan madharat yang sangat besar, bahkan teramat besar.

Pastilah mereka akan menerima bahwa hukum rokok itu bukan sekedar makruh lantaran mengakibatkan bau mulut, tapi mereka akan sepakat mengatakan bahwa rokok itu haram, lantaran merupakan benda mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa manusia. Prosentase kematian disebabkan rokok adalah lebih tinggi dibandingkan karena perang dan kecelakaan lalulintas.

Badan kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa di Amerika, sekitar 346 ribu orang meninggal tiap tahun dikarenakan rokok. Dan tidak kurang dari 90% dari 660 orang yang terkena penyakit kanker di salah satu rumah sakit Sanghai Cina adalah disebabkan rokok.

Penelitian juga menyebutkan bahwa 20 batang rokok per hari akan menyebabkan berkurangnya 15% hemoglobin, yakni zat asasi pembentuk darah merah.

Seandainya para kiyai mengetahui penelitian terakhir bahwa rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen dan setidaknya 200 di antaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan, pastilah pandangan mereka akan berubah.

Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko14 kali lebih bersar terkena kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan dari pada mereka yang tidak menghisapnya.

Penghisap rokok juga punya kemungkinan 4 kali lebh besar untuk terkena kanker esophagus dari mereka yang tidak menghisapnya.

Penghisap rokok juga beresiko 2 kali lebih besar terkena serangan jantung dari pada mereka yang tidak menghisapnya.

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung serta tekanan darah tinggi. Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.

Tidak ada satu pun orang yang bisa menyangkal semua fakta di atas, karena merupakan hasil penelitian ilmiyah. Bahkan perusahaan rokok poun mengiyakan hal tersebut, dan menuliskan pada kemasannya kalimat berikut:

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGUGAN KEHAMILAN DAN JANIN.

Kalau produsen rokok sendiri sudah menyatakan bahaya produknya berbahaya dan mendatangkan penyakit, bagaimana mungkin konsumen masih mau mengingkarinya?

8. Lihat juga: Dr. Ir. M. Romli, Msc, Auditor Halal LPPOM MUI

(Rizki Wicaksono, dari berbagai sumber)

Sumber: HalalGuide

14 August, 2008

Iraqi Children Fight on All Sides

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Saat anak Muslim di Indonesia menikmati waktunya sebagai anak di SMP, anak Muslim yang lain membawa senjata api. Saat anak Muslim di Indonesia sibuk mengerjakan PR, anak Muslim yang lain dapat tugas lebih serum: menjaga komunitas, dan membunuh pemberontak yang masuk.

Selamat pada George Bush!

Lima juta anak yatim, jutaan janda, lebih dari 1 juta manusia dibunuh, lebih dari 5 juta orang mengungsi, dan anak kecil merasa terbiasa membawa senjata api dan membunuh manusia yang lain.

Semoga Amerika tidak diserang oleh negara besar yang lain dengan cara yang sama, dan hasil yang sama, disebabkan kebohongan yang sama. Sayang sekali kalau anak kecil di AS menjadi terbiasa memegang senjata api seperti ini, daripada main Play Station.

See the video here. (Arabic language, subtitles in English)

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene

12 August, 2008

Kebohongan Baru Gedung Putih dalam Perang Iraq


Saturday, 09 August 2008

Dalam buku terbarunya "The Way of the World", Ron Suskind membongkar kebohongan terbaru Amerika dalam “Perang di Iraq”

Hidayatullah.com--Lima tahun telah berlalu sejak dimulainya serangan militer Amerika ke Iraq. Sejak saat itu pula hingga kini satu persatu kebohongan Gedung Putih mulai terbongkar. Kali ini terbukti Gedung Putih memalsukan surat Tahir Jalil Al-Habbush, Kepala Badan Intelijen Iraq waktu itu yang diserahkan kepada Saddam Hussein. Surat yang dipalsukan Gedung Putih itu menyebutkan bahwa rezim Baats Iraq punya hubungan dengan Mohammed Atta, salah seorang penyandera pesawat dalam peristiwa 11 September.

Amerika memanfaatkan surat yang telah dipalsukan itu guna menjustifikasi perang yang dilakukannya. Tidak cukup memalsukannya, Gedung Putih ternyata sengaja menyerahkan surat palsu itu kepada media untuk dicetak.

Ron Suskind dalam buku terbarunya "The Way of the World" membongkar kebohongan surat tersebut. Dalam bukunya Ron mengungkapkan, Al-Habbus sempat bertemu dengan seorang agen senior Inggris dan menyatakan bahwa Rezim Baats tidak memiliki senjata pemusnah massal.

Setelah sampai ke tangan Gedung Putih informasi tersebut hanya diarsip. Para pengamat politik menilai diterbitkannya buku Ron Suskind menampar keras kredibilitas Gedung Putih, pribadi George W. Bush dan keyakinan rakyat Amerika soal perang Iraq.

Terbongkarnya kebohongan Gedung Putih soal perang Iraq bukan yang pertama kalinya. Sebelum ini juga telah diumumkan bagaimana George W. Bush, Presiden Amerika berbohong soal dokumen yang menyebut Saddam Hussein membeli uranium dari Nigeria.

Tidak tanggung-tanggung ucapan bohongnya itu disampaikan dalam pidato tahunan bulan Januari tahun 2003. Tujuan Bush agar dapat memobilisasi opini dunia menyepakati perang terhadap Iraq.

Sejak September 2001 hingga Maret 2003 para pejabat Gedung Putih berulang kali melontarkan tuduhan bahwa Iraq tengah sberusaha mencapai senjata pemusnah massal dan punya hubungan dekat dengan kelompok AlQaeda. Collin Powel, Menlu Amerika waktu itu dalam sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 5 Februari 2003 malah menyerahkan dokumen palsu tentang uji coba senjata kimia Iraq.

Segala kasak-kusuk Amerika memang berbuah hasil. Pada tanggal 20 Maret pasukan multinasional yang dikomandoi Amerika menyerang Iraq. Perang Iraq menjadi mimpi buruk terbesar bagi rakyat Amerika setelah perang Vietnam. Apa lagi korban yang jatuh akibat perang ini telah melebihi satu juta orang.

Ironis memang, bagaimana satu juta orang menjadi korban hanya karena perang yang dilakukan atas informasi bohong.

Hakikatnya, hingga tahun 2003 Iraq tidak punya senjata pemusnah massal dan tidak juga punya hubungan dengan Al-Qaidah. Namun kenyataan ini tidak penting bagi George W. Bush dan Dick Cheney. Buat mereka yang penting adalah mengagresi dan menduduki negara seribu satu malam ini. Dan untuk itu mereka tidak segan-segan untuk berbohong, bahkan memalsukan dokumen guna membenarkan sikap arogan mereka. Oleh karenanya, dapat dikatakan perang Iraq sebagai "Perang Berdasar Kebohongan" dalam sejarah kontemporer. [irb/www.hidayatullah.com]

Sumber: Hidayatullah.com

10 August, 2008

Sampah Plastik di Laut


Di pertengahan Laut Pasifik, ada “lautan plastik” yang sedang meluas dengan cepat, dan sekarang sudah dua kali lipat ukuran seluruh wilayah Amerika Serikat, kata ilmuan.

Lautan sampah plastik ini, atau bisa dikatakan tempat sampah yang paling luas di dunia, ditahan pada posisinya oleh arus-arus di bawah permukaan laut yang berputar-putar. “Lautan plastik” yang mengapung ini bermula dari sekitar 500 mil laut dari tepi pantai barat Amerika Serikat, melintas laut pasifik, lewati pulau Hawaii, hampir sampai ke Jepang.

Charles Moore, seorang oceanographer (ahli laut) dari Amerika yang menemukan lautan plastik ini yang dia sebut "Tempat Sampah Raksasa Laut Pasifik", merasa yakin ada sekitar 100 juta ton sampah plastik yang sedang berputar di wilayah ini. Dr Marcus Eriksen, seorang periset di Algalita Marine Research Foundation mengatakan, “Orang salah paham bahwa ini seperti sebuah pulau yang bisa diinjak. Tidak demikian. Ini lebih mirip “sop” yang dibuat dari bahan plastik. Wilayah ini sepertinya tidak berakhir, dan luasnya dua kali lipat wilayahnya Amerika Serikat.

Curtis Ebbesmeyer, seorang oceanographer dan salah satu ahli terkemuka tentang lautan plasitk ini, telah mengikuti peningkatan jumlah plastik di dalam laut dunia selama 15 tahun. Katanya, lautan plastik ini mirip sebuah binatang raksasa yang bisa begerak dengan bebas ke mana saja. Kalau mendekati daratan, seperti yang pernah terjadi di pulau Hawaii, plastik ini bisa “dimuntahkan” ke pantai. “Sop” ini sebenarnya punya dua sayap yang tergabung, yang berada di sebelah barat dan sebelah timur dari pulau Hawaii. Ini disebut Tempat Sampah Barat dan Tempat Sampah Timur. Sekitar 1/5 dari sampah ini adalah barang yang dibuang ke laut dari kapal atau rig minyak yang berada di tengah laut. Isinya terdiri dari segala macam bahan, termasuk bola, kapal dayung plastik, balok Lego, dan tentu saja kantong plastik. Sisanya (4/5) berasal dari sampah yang dibuang pada daratan (seperti kantong plastik dari toko swalayan yang sering dibuang ke sungai, dll.) dan akhirnya masuk ke laut.

Charles Moore, seorang pelaut, menemukan lautan sampah ini secara tidak sengaja pada tahun 1997. Di sedang berkompetisi dalam lomba kapal layar Los Angeles to Hawaii Yacht Race ketika dia masuki wilayah laut di bagian utara Laut Pasifik. Di situ, angin terlalu sedikit dan arus laut juga terlalu lemah disebabkan tekanan udara yang juga lemah pada posisi geografis itu, dan karena itu, wilayah ini biasanya dihindari oleh semua pelaut.

Dia sangat kaget ketika melihat ribuan mil sampah di posisi itu yang sangat jauh dari daratan. Hari demi hari dia periksa kembali, dan tetap ada lautan sampah plastik di bawah kapal layarnya. Pandangan tersebut berlangsung selama satu minggu.

Moore kembali ke Amerika, menjual semua bisnisnya dan menjadi seorang aktivis lingkungan, sekaligus mendirikan Algalita Marine Research Foundation. Dia memberikan peringatan keras bahwa kalau semua orang tidak mengurangi konsumsi barang-barang plastik, maka lautan plastik tersebut akan menjadi dua kali lebih luas dalam 10 tahun.

Profesor David Karl, seorang oceanographer di University of Hawaii mengatakan diperlukan riset yang lebih banyak untuk menentukan luasnya dan sifatnya sop plastik ini di tengah Laut Pasifik, tetapi untuk sementara dia tidak meragukan hasil dari penelitan awal yang sudah ada. “Sampah plastik dari kita harus berahkir pada suatu tempat, dan sudah saatnya kita meneliti efek pembuangan sampah plastik pada ekosistem laut.

Plastik yang dibuat sekarang bisa bertahan lama sekali sehingga barang-barang yang dibuat dari plastik 50 tahun yang lalu masih ditemukan di dalam laut. Karena plastik ini seringkali tidak tebal (tidak punya bentuk yang kaku, terutama kantong plastik) dan karena mengapung di bawah permukaan laut, maka lautan plastik ini tidak bisa dilihat dalam foto satelit. Hanya bisa dilihat dari atas kapal yang berada di tengah-tengahnya.

Menurut Program Lingkungan PBB, sampah plastik yang berada di laut menyebabkan kematian bagi lebih dari 1 juta burung laut setiap tahun, dan juga menyebabkan kematian bagi lebih dari 100.000 mamalia laut (lumba2, ikan paus, dst.). Suntikan, korek api gas, dan sikat gigi telah ditemukan di dalam perutnya burung laut yang sudah mati. Mereka anggap sebagai makanan dan menelannya.

Diperkirakan 90% dari semua sampah yang berada di laut berasal dari plastik. PPB memperkirakan bahwa di dalam setiap 1 mil persegi di laut, terdapat 46.000 unit sampah plastik yang mengapung dan tidak menghilang.

Dr Marcus Eriksen mengatakan lautan sampah ini juga bakalan menjadi masalah besar buat kesehatan manusia juga. Salah satu bahan dasar bagi industri plastik adalah biji plastik kecil yang disebut nurdle. Setiap tahun, ratusan juta dari biji plastik ini jatuh atau tumpah, dan akhirnya masuk ke laut. Biji plastik ini ibarat spons yang meresap semua macam kimia yang lain sepetri hydrocarbon dan juga pestisida berbahaya seperti DDT. Sesudahnya, biji plastik ini dimakan oleh binatang laut dan masuk ke jaringan makanan manusia. Kata Dr Eriksen, “Yang masuk ke laut, masuk ke dalam perut bintang ini, dan berakhir pada piring makan anda. Segitu sederhana masalah ini.”

**********

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Saya jadi berfikir, berapa banyak dari sampah plastik ini berasal dari ummat Islam di Indonesia? Posisi kita seharusnya berbeda dengan orang kafir di lain negara. Kita mengetahui Siapa yang menciptakan bumi ini dan kita mengakui Allah sebagai Sang Pencipta dan beribadah kepada-Nya setiap hari. Tetapi kita juga termasuk orang yang bertanggung-jawab atas pencemaran lingkungan ini.

Kapan ini bisa diatasi? Orang yang beriman dan orang yang kafir tidak ada bedanya kalau kita bicarakan polusi. Kita sama-sama membuat kerusakan dan sama-sama tidak peduli pada bumi ini dan generasi yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

Read the Original article here:

The World's Rubbish Dump: A Garbage Tip That Stretches From Hawaii to Japan

By Kathy Marks and Daniel Howden

The Independent UK

Tuesday 05 February 2008

Sumber: Truthout

07 August, 2008

Taliban dapat $US 100 Juta dari Opium pada 2007

Diperkirakan Taliban di Afghanistan mendapat uang sebanyak $US 100 juta dari penjualan opium pada tahun 2007. Kata PBB, uang ini didapatkan yang para petani yang menanam bunga opium, yang kemudian menghasilkan jus opium.

Ketua kantor anti-narkoba di PBB mengatakan Taliban memasang “pajak” 10% pada opium yang dihasilkan oleh para petani di daerah kekuasaan mereka. PBB perkirakan hasil dari produksi opium pada tahun 2007 mencapai $US 1 milyar, dan juga ada tambahan uang buat Taliban yang dihasilkan dari berbagai kegiatan yang berkaitan dengan produksi opium.

Salah satu sumber penghasilan tersebut adalah “jasa keamanan” buat laboratorium, atau keamanan buat opium pada saat dipindahkan melintas daerah perbatasan antar negara. Selama beberapa tahun terakhir ini, produksi opium telah meningkat di Afghanistan. Pada tahun 2007, Afghanistan memproduksi 8.000 ton opium. Sedangkan konsumsi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terkahir hanya 4.000 ton, berarti ada surplus opium yang cukup besar.

Surplus ini tidak diketahui disimpan di mana, tetapi tidak disimpan oleh para petani. Segitu banyak opium punya harga jutaan dolar dan belum diketahui apakah berada di tangan para pengedar narkoba, pejabat yang korup, politikus atau di tangan Taliban sendiri.

Menurut petugas Inggris, uang dari penjualan opium inilah yang menjadi sumber dana untuk operasi militer Taliban di Afghanistan. Kata ketua badan anti-narkoba dari Inggris di Kabul, makin dalam diselediki, makin kelihatan posisi kuat Taliban di dalam perdagangan narkoba. Dan banyak dari senjata dan amunisi mereka didanai secara langsung oleh penjualan narkoba ini.

Read the full article here:

Taleban's '$100m opium takings'

Story from BBC NEWS

04 August, 2008

Pengakuan Guru 4: Kelas Bilingual Lagi (SBI)

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Ini ditinggalkan sebagai komentar di post Saya Lebih Mau Kelaparan Daripada Kirim Anak Saya Ke SD Negeri.

Perlu dikumpulkan berapa banayk pengakuan seperti ini sebelum orang tua merasa dorongan untuk bertindak?

Di sini kelihatan lagi bahwa program SBI ini masih kacau sekali. Guru yang tidak layak masuk kelas, diprotes oleh muridnya, dan hanya bisa minta maaf dan mengaku tidak sanggup. Dana 300 juta dihabiskan untuk kirim guru ke kursus bahasa Inggris di EF, malah oleh guru dikatakan tidak efektif. Dana 400 juta dihabiskan untuk beli buku Cambridge, ternyata guru tidak mau membacanya.

Ini jelas-jelas merupakan penipuan terhadap orang tua yang sudah bayar mahal dengan harapan anak mereka bisa mendapat pendidikan yang lebih layak dan sekaligus menjadi lancar dalam bahasa Inggris. Ternyata, siswa tetap lebih lancar daripada gurunya, dan kualitas pendidikan malah jadi terganggu karena guru tidak sanggup menjelaskan semua soal dalam bahasa Inggris. Kemungkinan besar, siswa tetap bingung kecuali hal yang sama dijelaskan dalam bahasa Indonesia.

Jadi, program SBI ini untuk apa???

Selama orang tua diam terus, dan tidak menuntut hak pendidikan yang layak bagi semua anak bangsa, situasi ini tidak akan berubah.

Solusi masalah pendidikan nasional ada di tangan orang tua.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

##########

Tolong, kalau Anda menyekolahkan anak di program R/SBI dan [anda] berpenyakit jantung, [lebih baik] JANGAN BACA dialog di bawah ini.

Mau berbagi cerita lagi, boleh ya?

Begini, barusan saya chatting dengan teman saya sesama pendamping kelas bilingual di sekolah lain. Dia bercerita ttg pengalaman rapat pertamanya dengan team kelas bilingual di sekolahnya hari itu. Ini laporannya.

Hari ini kami mengadakan rapat koordinasi tentang pelaksanaan program SBI. Masalah utama yang dibahas adalah keluhan murid dan ortunya ttg minimnya penggunaan bhs inggris di kelas. Murid-murid kelas 1 (SMA) komplain dan sering menegur guru karena tidak berbahasa Inggris di kelas, padahal mereka (murid2) kalau menggunakan Bhs Indonesia kena penalti (skor kelakuannya dikurangi)

Sekedar info, kami baru punya 1 kelas bilingual dg jumlah murid 25. Tetapi pejabat yang mengerumuni program ini buanyak sekali. Ada direktur RSBI, manager (RSBI), koordinator, wali kelas (2 org), team konsultan mata pelajaran science dan bhs Inggris (dari universitas , 3 professor, 3 master, 1 bule) yang nongol 1 kali dalam 6 bulan, bahkan 2 diantaranya belum pernah nongol sampai setahun. 1 assistent bahasa [teman saya] yang kudu stanby di kelas, babysitting the kids. Dan 16 guru mata pelajaran.

Hari ini semuanya hadir di rapat, kecuali manager kurikulum dan kepsek.

Guru A: Kami diprotes murid karena tidak menggunakan Bhs Inggris di kelas.

Sebentar-sebentar murid X meneriakkan saya, ”English please.” Ihh, sebel. Saya kan nggak kepengen ngajar di kelas bilingual ini karena inggris saya jelek. Katanya saya bakal didampingi oleh guru bahasa Inggris, kok sampe saat ini mana tuh orangnya?

Guru B: Betul. Saya juga diprotes murid karena sering salah pengucapannya. Kayaknya malu deh ditegur siswa.

Guru C: Ah, masak sih? Saya kok nggak mengalami masalah itu. Pada saat pertama kali masuk kelas, saya sudah kasih tahu kondisi bhs Inggris saya yang belepotan jadi belum berani berbahasa Inggris di kelas. Mohon maklum. Gitu.

Direktur: Lha, ibu nggak bisa gitu dong. Kan kita semua pengajar kelas bilingual. Sekolah sudah menghabiskan dana 300 jutaan lebih setahun ini untuk mengirim kita ke kursus paling hebat. Kita ini guru-guru pilihan untuk mengajar murid-murid pilihan. Semua guru bilingual wajib pakai Bahasa Inggris, terutama pengajar science dan matematika. Ingat loh murid sdh bayar spp jauh lebih mahal dg harapan gurunya speaking English.

Guru C: Setahun mah memang belum apa-apa. Katanya guru RSBI dikasih waktu 3 tahun untuk belajar Bhs Inggris di EF. Ini kan baru setahun, belum bisa diharapkan banyak dong. Apalagi yang dipelajari di kursus tuh nggak nyambung dengan kebutuhan saya ngajar. Saya perlu pake terminology matematika dan percakapan antara murid-guru. Itu yang ingin saya pelajari. Bukannya percakapan membooking hotel kayak di EF.

Manager: Bahasa Inggris jangan dianggap beban dong. Sekolah- sekolah bertaraf internasional itu kan nggak cuma ditandai dengan penggunaan Bhs Inggris. Kalau ibu dan bapak datang tidak telat, dan mengajar dengan perhatian penuh, ini kan juga salah satu indikator pendidikan bertaraf internasional. Coba teman-teman pakai tuh buku2 Cambride yang disediakan sekolah. Oh ya, kita sudah habiskan dana 400 jutaan untuk beli buku Cambridge segitu banyak. Tolong dong dibaca-baca. Dari catatan sekertaris kelas, hampir semua anak di kelas ini meminjam dan tentunya membaca buku-buku itu di rumah. Tak satupun nama guru tercatat dalam buku peminjaman. Lha, gimana toh? Malu kan sama murid kalau mereka bertanya soal yang ada di buku Cambridge, terus kita bilang, ”Maaf ibu belum baca,nak.”

Direktur: Begini ya, saya jadi inget dulu waktu dipaksa kawin sama pacar saya. Katanya kalo mau kawin jangan tunggu kaya, tunggu punya kerjaan dulu, rumah dulu, mobil dulu, dst. Yang penting kawin aja dulu, ntar rejeki juga datang, yang penting kerja keras dan berdoa. Bener kan, setelah saya menikah rasanya rejeki ngejar-ngejar saya tuh. Begitu juga dg RSBI ini, kita jalan dulu deh dengan modal apa adanya. Terus belajar mumpung pemerintah masih mau bayarin.

Guru D: Di rapat komite kemarin ada ortu yang menawarkan jasa mengajar kimia di kelas bilingual. Kebetulan dia S2 nya di Inggris. Beliau pensiunan dari lembaga penelitian punya pemerintah, jadi bisa membantu di kelas ini. Eh, sebenarnya sudah ada 3 ortu yang menawarkan diri.

Manager: Ah, bayarannya pasti mahal! Kita nggak mampu.

Guru D: Nggak kok. Mereka bilang mau kerja sukarela, kalo hanya seminggu sekali.

Direktur: Maaf bapak2 dan ibu2. Asal tahu saja tujuan program ini adalah untuk meningkatkan profesional kita, bukan orang tua. Dengan adanya program ini kita dipaksa untuk belajar [TERNYATA TIDAK – Gene]. Lagi pula saya nggak percaya penawaran mereka bener-bener gratis.

Manager: Setuju. Lagipula kalau mereka ikut mengajar nanti murid-murid akan membanding-bandingkan kita dengan mereka. Lama-lama mereka protes, yang ngajar ortu kami aja deh, bapak dan ibu dipensiundinikan karena dianggap kurang pinter. Gimana coba?

Guru E: Wah, jangan sampe deh kita diganti. Saya udah keburu nyicil motor nih [Cicilannya dibayar dari insentif ngajar kelas bilingual]

01 August, 2008

Minuman Jajanan Anak Sekolah Terkontaminasi Bakteri Patogen

Thursday, 31 July 2008

Hidayatullah.com--Hasil riset yang dilakukan di 15 sekolah dasar (SD) di tiga wilayah DKI Jakarta menunjukkan, sebagian besar minuman jajanan anak-anak yang dijajakan di sekitar sekolah terkontaminasi bakteri patogen yang dapat menginfeksi saluran pencernaan.

Menurut hasil penelitian Diana E.Waturangi, Bibiana W.Lay dan Susan Soka dari Fakultas Teknobiologi Universitas Katolik Atmajaya Jakarta yang dipaparkan di Jakarta, Jumat, bakteri patogen pencemar minuman jajanan anak utamanya Eschericia coli, Vibrio cholerae, dan Salmonella typhi.

"Ini cukup membahayakan bagi kesehatan anak," kata Diana mengenai hasil penelitian yang dilakukan tahun 2006-2007 terhadap minuman pekat, minuman cair dan es batu yang dijajakan di 15 SD di Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur itu.

Dijelaskannya, produk jajanan yang terkontaminasi Eschericia coli dapat menyebabkan penyakit gangguan saluran pencernaan, Vibrio cholerae menyebabkan diare dan kolera dan Salmonella typhi dapat menyebabkan penyakit tipus.

"Yang lebih membahayakan, bakteri kontaminan minuman jajanan juga sudah resisten terhadap beberapa jenis antibiotik," kata Diana.

Menurut dia, lebih dari 70 persen Salmonella yang mencemari minuman jajanan anak resisten terhadap antibiotik amphicilin dan streptomicin, lebih dari 50 persen Vibrio resisten terhadap amphicilin dan streptomicin dan lebih dari 50 persen Eschericia resisten terhadap trimetoprim.

Selain resisten, ia melanjutkan, bakteri-bakteri patogen itu menurut hasil penelitian juga mempunyai sifat integron atau mampu menularkan sifat resistennya kepada bakteri yang lain.

"Bahkan beberapa diantaranya berasosiasi dengan integron kelas satu yang memungkinkan penyebaran gen resistensi terhadap antibiotik semakin cepat," kata Diana. [ant/www.hidayatullah.com]

Sumber: Hidayatullah.com

Minum Kopi Setiap Hari Melindungi Otak


Riset menunjukkan bahwa kopi bisa mengurangi risiko kena penyakit Alzheimer (pikun) di usia tua karena memblokir kerusakan di otak yang disebabkan kolesterol.

Kopi sudah dikaitkan dengan frekuensi penyakit Alzheimer yang lebih rendah, dan sebuah studi oleh peneliti AS yang diterbitkan di Journal of Neuroinflammation (Jurnal Inflamasi Otak) bisa menjelaskan kenapa. Di otak ada yang disebut blood brain barrier (sawar darah otak). Fungsinya adalah untuk melindungi otak dari zat-zat di dalam darah yang berbahaya. Di dalam percobaan, sawar darah otak lebih kuat di dalam kelinci yang diberikan kuantitas kopi yang setara dengan satu cangkir per hari.

Ternyata, kafein merupakan obat yang paling aman untuk memperkuat sawar darah otak. Sebagian studi yang lain menunjukkan bahwa kolesterol bisa membuat sawar darah otak agak “bocor” dan kondisi ini bisa membantu timbulnya penyakit Alzheimer. Di dalam tes, kelinci yang diberikan diet kolesterol tinggi selama 12 minggu dan sekaligus minum kopi, punya sawar darah otak yang jauh lebih kuat dibandingkan kelinci yang tidak minum kopi. Kolesterol tinggi juga merupakan salah satu indikator akan timbul Alzheimer, mungkin karena kolesterol merusak sawar darah otak.

Kesimpulannya: kalau mau punya otak yang sehat, tidak ada pilihan selain minum kopi setiap hari. (Hehe.) Kafein juga ada dalam coklat, jadi jangan takut makan coklat juga ya. Dan kalau isteri marah karena anda pulang malam setelah ngopi sama teman-teman kantor, bilang saja habis berobat! (Hehehe.)

Read the full article here:

Daily caffeine 'protects brain'

Story from BBC NEWS:

The Origin of Christmas

If you are interested to know the origin of Christmas, this site gives a brief and clear explanation. It also gives the background of many common features of Christmas such as Christmas Trees and Santa Claus.

The Origin of Christmas

WC Buat Anak Bencong di Thailand

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Di negara Thailand, ada sesuatu yang sangat baru, yang belum ada di semua sekolah lain di dunia.

Thailand terkenal sebagai negara yang sangat terbuka terhadap orang yang “berbeda”. Di situ, orang yang disebut homoseks sudah cukup diterima di dalam masyarakat. Selain orang homoseks, juga terdapat kaum yang disebut bencong (atau ladyboy), yaitu kaum yang secara fisik laki-laki, tetapi merasa sebagai perempuan. Sebagian dari bencong ini di kemudian hari menjadi homo atau melakukan operasi untuk ganti kelamin dan menjadi perempuan.

Apa hubungannya dengan sekolah? Ternyata di Thailand, ada begitu banyak orang homo dan bencong bahwa ini juga menjadi fenomena di dalam sekolah. Masalah yang utama menimpa kaum bencong. Kalau mereka menggunakan WC pria, mereka diejek oleh anak sekolah yang lain karena gaya bicara dan penampilan yang mirip perempuann. Mungkin juga karena mereka memakai sedikit lipstik dan makeup di dalam sekolah. Karena merasa terganggu oleh ejakan tersebut, mereka mulai menggunakan WC perempuan tetapi para perempuan juga merasa tidak nyaman untuk membagikan WC mereka dengan bencong ini.

Apa solusinya dari kepala sekolah? Bikin WC khusus bencong di sekolah! WC bencong ini lengkap dengan lambang tersendiri yang setengah pria/setengah perempuan.


Para bencong merasa sangat senang dengan tindakan sekolah untuk mengakui mereka sebagai kaum yang berbeda dan menyediakan fasilitas khusus bagi mereka. Di sekolah yang satu ini, ada anak yang berumur 12 atau 13 tahun dan sudah yakin akan ganti kelamin dan menjadi perempuan nanti kalau lebih tua dan punya uangnya. Dan ini bukan suatu komunitas yang kecil karena di daerah yang satu ini, sekitar 10-20% dari anak laki-laki sudah menyatakan diri sebagai bencong.

Setelah baca berita ini, saya mulai berfikir, “Kapan ini juga terjadi di Indonesia?”

Mungkin ada pembaca yang merasa hal seperti ini tidak mungkin bisa terjadi di Indonesia.

Masa?
Yakin?

Coba nyalakan tivi dan nonton dari sore sampai malam tanpa melihat bencong satupun.

Bisa? Atau malah ada bencong di berberapa acara televisi yang memberi contoh buat anak mudah yang Muslim di bangsa ini?

Coba nanti kalau masuk bulan Ramadhan, bisa nggak nonton acara tivi pada waktu sahur tanpa melihat bencong (sama pelawak juga)? Bisa? Atau malah jumlah bencong (dan pelawak) makin meningkat setiap tahun?

Kapan bangsa ini yang terkenal sebagai negara yang punya jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia juga membuka WC khusus bencong di sekolah?

Sekarang, makin lama makin banyak bencong yang menjadi presenter dan artis terkenal di tivi. Ini memberikan nilai positif bagi anak Muslim untuk mengikuti contoh yang disediakan setiap hari di tivi. Apakah orang tua akan senang kalau anaknya mau jadi bencong “kaya orang-orang itu di tivi”.

Saya sudah berkali-kali mengatakan di dalam ceramah: “Tunggu saja sampai ada ustadz bencong di tivi!” Sekarang sudah ada fenomena “ustadz gaul”. Ilmu tidak begitu penting, yang penting rating tivi bisa setinggi mungkin, dan kualitas ilmunya nomor dua. Jadi bukan orang yang paling berilmu yang diberikan kesempatan masuk tivi untuk mengajar masyarakat, tetapi orang yang paling bisa membawa rating tinggi yang ditawarkan kontrak. Dan sekarang sudah kelihatan makin banyak acara tivi yang menyediakan bencong di dalamnya karena ternyata masyarakat “senang” dan rating meningkat. (Atau minimal bisa dikatakan masyarakat tidak berprotes kalau jumlah bencong di tivi meningkat setiap tahun).

Tunggu saja sampai waktunya mucul seorang ustadz bencong yang langsung menjadi ustadz yang paling hebat di tivi dengan rating yang paling tinggi. Dan tunggu saja sampai ada sekolah di sini yang merasa terpaksa bikin WC khusus bencong karena begitu banyak anak bencong di sekolahnya.

Tunggu saja.

Yang pasti, pada bulan suci Insya Allah yang segera datang, akan lebih banyak bencong dan pelawak di tivi daripada orang alim yang layak menjadi contoh buat anak-anak bangsa.

Lihat saja pada bulan depan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

Read the full article here:

Thai school offers transsexual toilet

Story from BBC NEWS:

29 July, 2008

Kesempatan Dakwah Untuk Penerjemah Muslim


[Mohon disebarkan]
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya ingin mohon bantuan dari para penerjemah yang punya waktu kosong dan ingin berdakwah.
Setelah saya menulis artikel Sangat Dibutuhkan Situs yang Menjelaskan Ajaran Dasar Islam, ada seorang pembaca bernama Mas Cece yang ingin membantu para muallaf dengan cara membuat situs baru yang menjelaskan dasar-dasar Islam dalam bahasa Indonesia.
Karena sudah ada banyak sekali situs seperti itu di dalam bahasa Inggris, sepertinya cara yang paling mudah adalah menerjemahan teks yang sudah ada dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Cece sudah membuat situsnya, bisa dilihat di sini:
Dan daftar situs yang menejelaskan Islam dalam bahasa Inggris sudah ada di blog saya.
Juga bisa didapat dari blog saya: http://genenetto.blogspot.com/
(Lihat di sebelah kanan bawah, bagian: Learn About Islam.)
Buat yang ingin bantu, silahkan cari 1 artikel dari salah satu situs tersebut, dan hubungi Cece dulu. Jelaskan apa yang akan diterjemahkan. Cece akan membuat daftar biar 2 orang tidak mengerjakan terjemahan yang sama.
Setelah selesai, tinggal email kepada Cece dan dia akan upload ke situsnya.
Silahkan hubungi Cece untuk informasi lebih lanjut, atau silahkan hubungi saya juga.
Cece Yaya Sudarya : ceceys {at} gmail.com
Gene Netto : genenetto {at} gmail.com
Terima kasih kepada teman-teman yang bisa membantu.
Buat yang tidak punya waktu atau tidak sanggup membantu, tolong sebarkan email ini saja kepada teman-teman yang lain yang punya skil untuk menterjemahkan bahasa Inggris > Indonesia.
Semoga Allah memberikan kemudahan pada usaha ini.
[Mohon disebarkan]
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

27 July, 2008

Pengakuan Guru 3: Kualitas Sekolah Negeri Rendah

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Ini adalah pengakuan dari seorang guru yang ditinggalkan sebagai komentar di post "Saya Lebih Mau Kelaparan Daripada Kirim Anak Saya Ke Sekolah Negeri".

Orang tua harus mulai peduli dan menjadi siap bertindak terhadap situasi dan kondisi ini. Orang tua harus mulai peduli dan siap menuntut pendidikan yang layak untuk semua anak bangsa. Orang tua yang lebih mampu pasti bersyukur bisa mendapat pilihan untuk memasukkan anaknya ke sekolah swasta tetapi seharusnya tidak perlu.

Di Australia, sebagai contoh, jumlah sekolah swasta sangat sedikit karena sekolah negeri sudah berkualitas dan gurunya juga. Tetapi di sini, jumlah sekolah swasta meningkat terus karena orang tua belum mau menuntut pendidikan yang layak untuk semua anak bangsa. Kalau sekolah negeri sudah berkualitas, sekolah swasta tidak diperlukan, kecuali untuk golongan yang paling kaya atau buat orang yang inginkan pendidikan khusus (berbasis agama, dll.).

Orang tua harus mulai peduli. Orang tua harus bertindak. Kalau tidak, pemerintah bisa mengabaikan aspirasi anak bangsa dengan mudah, karena tidak ada yang mau membela hak pendidikan buat anak-anak ini.

Semoga situasi ini bisa segera berubah.
Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai renungan untuk para orang tua.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

#######

Pengakuan dari guru sekolah negeri

Saya tidak terlalu terkejut mendengar kisah-kisah buruk anak yang bersekolah di sekolah negeri. Dari hasil observasi lapangan dengan mendampingi guru di sekolah negeri, saya sependapat dengan Anda. Di sekolah negeri satu kelas 30 -45 anak berjejalan. Dengan jumlah anak sebegitu banyak, sukar bagi guru untuk mengharapkan anak-anak (apalagi SD) duduk diam dan mendengrakan guru berbicara. Di mata para guru, proses belajar adalah menjadi copy cat gurunya, berbicara dan berfikir sperti mereka.

Sekolah yang saya dampingi termasuk (konon menurut diknas) adalah sekolah-sekolah unggulan. Tetapi dari 1 hari jam belajar kurang dari 60%nya dihadiri oleh guru pengajar dikelas. Selebihnya anak-anak dibiarkan 'belajar sendiri' dengan berbagai alasan, mulai dari guru yang harus rapat, ada tamu, pelatihan, mengunjungi teman sejawat sakit (mengapa dilakukan di jam kerja ya?) serta ber-MLM di ruang guru. Ketika guru hadir di kelas pun, pembelajaran sangat tidak efektif. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, murid-murid diminta presentasi tentang pet berkelompok 5 orang. Ketika presentasi hanya satu anak (dan biasanya yang paling pintar)saja yang berbicara dan 4 lainnya seperti boneka pajangan berdiri di depan kelas. Tidak ada feeback yang diberikan guru meskipun saya melihat ada beberapa kesalahan bahasa yang umum dilakukan murid dan cukup mengganggu pemahaman yang sangat bermanfaat jika dibahas.

Saya sungguh tidak heran kalau setelah 3+3+3= 9 tahun belajar Bahasa Inggris dari kelas 4 SD -3 SMA kemampuan berbahasa Inggris mereka tidak lebih dari yes/no/I don't know and I love you. Kalaupun ada anak yang kemampuannya lebih dari itu mungkin mereka les di luar atau mendapatkan cukup exposure berbahsa Inggris dari TV, lagu,bacaan, maupun internet.

Guru-guru di sekolah negeri umumnya memiliki kemampuan akademis dan metode pengajaran yang tidak memadai untuk layak disebut guru. Saya mengerti mengapa seseorang lulusan SPGA bisa menjadi guru bahasa Inggris dimana bahasa Inggrisnya sukar dipahami dan bagaimana seseorang lulusan IKIP jurusan Bahasa Inggris dan telah mengajar di SMA 20 tahun tidak bisa membedakan dan membandingkan fungsi simple present and present perfect tense. Beliau hanya tahu formulasi tense nya saja tanpa memahami dengan benar penggunaanya dari sisi makna. Bahkan ketika berbicara, bahasa Inggrisnya sangat kaku. Alasannya:

1. Guru sekolah negeri tidak direkrut dengan melewati ujian kemampuan bidanganya. Dahulu, ketika melamar jadi PNS tesnya adalah psikotes, pengetahuan umum dan pengetahuan Pancasila. Saya tidak tahu bagaimana dengan seleksi calon guru negeri sekarang.

2. Guru bahasa Inggris di sekolah negeri tidak dijaga mutu akademisnya. Ketika saya mengajar di satu kursus Bhs Inggris yang paling populer di Indonesia, setiap tahun para pengajar wajib mengikuti proficiency test. Berdasarkan hasil prof test ini ditentukan tingkat kenaikan hourly rate-nya. Guru yang kemampuan proficiency-nya jalan di tempat penghasilannya juga jalan di tempat dan jumlah jam mengajarnya lebih sedikit dibandingkan yang profieciency-nya meningkat.

3. Di tingkat wilayah, ada banyak supervisor mata pelajaran yang mestinya berkeliling memantau dan menjadi tempat konsultasi para pengajar. Akan tetapi yang saya lihat di lapangan, ketika berkunjung ke sekolah mereka tidak masuk ke kelas-kelas dan mengamati guru mengajar. Mereka biasanya akan menghabiskan lebih banyak waktu ngobrol dengan kepsek dan pulang setelah mendapatkan salam tempel dari beliau. Sesi konsultasi lebih ditekankan pada ada atau tidak adanya lesson plan buatan guru yang akan dijadikan bukti laporan kunjungan kepada atasanyya dikantor.

4. Ada MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) lintas sekolah yang sedikitnya melakukan pertemuan 1 bulan sekali. Tetapi di lapangan fasilitas ini nyaris tidak berfungsi. Presentasi yang dilakukan dalam pertemuan MGMP lebih banyak dihabiskan dengan perdebatan seputar kapan tunjangan ini itu bisa mereka terima, bagaimana mengisi berkas-berkas administrasi sekolah, dan sejenisnya. Kalaupun ada presentasi dari sesama guru, seringkali presentasinya tidak menjawab kebutuhan guru yang paling mendesak, misalnya bagaimana meningkatkan motivasi siswa belajar di kelas, bagaimana meng-handle kelas besar untuk kegiatan speaking. Seringkali juga presentasi dilakukan dalam Bahasa Indonesia (padahal semua yang hadir adalah guru Bhs. Inggris) dengan alasan agar pesan tersampaikan secara utuh dan menghindari kesalahpahaman. Atau yang mempresentasikan sama bloonnya dengan yang mendengarkan. Guru-guru swasta sering menganggap menghadiri MGMP sebagai sebuah beban. Mereka benar, nyaris tidak ada pembelajaran dari MGMP ini. Tambahan lagi acara sering molor dan agenda pertemuan tidak jelas. Sekolah-sekolah swasta yang cukup bermodal memilih untuk memanggil pelatih dari universitas atau mengirimkan para guru pada sesi-sesi pelatihan di Sampoerna Teacher Training atau di UI. Guru-guru sekolah negeri umumnya harus berjuang sendiri untuk memintarkan dirinya.

5. Guru sekolah negeri tidak dapat dipecat meskipun profesional mengajarnya sangat rendah. Hanya menteri pendidikan yang dapat memecat mereka. Ada juga sekolah negeri dengan komite sekolah yang sangat berdaya sehingga dapat mendesak kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dengan berusaha mencari guru pendamping yang lebih berkwalitas. Guru pendamping ini diseleksi oleh komite sekolah dan dibayar dengan dana komite sekolah.

6. Kepala sekolah banyak yang tidak punya cukup waktu untuk menggiring para guru untuk lebih profesional. Kepala sekolah sibuk ’mengemis’ ke pemerintah tentang betapa butuhnya bangunan fisik sekolah sehingga murid-murid harus belajar dengan atap yang bocor di sana-sini. Kemudian pemerintah merenovasi sekolah mereka menjadi mentereng. Rengekan mereka tidak berhenti, selanjutnya mereka mendesak pemerintah dan komite sekolah untuk membelikan peralatan belajar canggih seperti laptop, in-focus, CCTV, class (home) theater dengan TV seukuran gajah. Bahkan yang lagi trend sekarang adalah meminta dirinya dan kroninya di sekolah dibiayai studi banding ke Australia dan Inggris seperti bapak-bapak di DPR itu dengan alasan mempersiapkan SBI (Sekolah Berstandard Internasional).

Kesimpulan saya, murid-murid di sekolah negeri nyaris tidak mendapatkan apa-apa dari sekolah. Kalau anak ibu pintar di sekolah, mungkin karena sudah in-born. Kalau dia disekolahkan ditempat yang baik, saya percaya kualitas anak ibu bakal lebih melesat. Hanya anak-anak yang cerdas dan independent learner saja yang bisa survive belajar di sekolah negeri. Jika anak ibu termasuk yang biasa-biasa saja, sukar untuk menjadi yang terbaik bagi dirinya. Apalagi anak-anak yang kemampuannya di bawah rata-rata, mereka akan tergerus oleh keliaran suasana sekolah negeri.

Hasil keberadaan mereka di sekolah-sekolah negeri seperti di atas adalah anak-anak yang tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang berkepala dan berhati kosong. Mereka yang bekerja tanpa melibatkan otak dan hatinya, persis seperti sekawanan zombie. Merekalah yang kita lihat sehari-hari; para guru yang mengajarkan anak kita di sekolah, para pegawai negeri lainnya, para pejabat, para anggota DPR, dll. Mungkin dulu mereka pernah melewati masa-masa pembentukan di sekolah-sekolh negeri semacam ini sehingga mereka menjadi orang yang tegaan, tega menipu rakyat dan mencuri dana BOS anak-anak miskin. Sungguh, saya menjadi sangat emosional ketika harus menceritakan kebobrokan di sekolah negeri.

Sebagai orang tua dan guru, setiap kali saya melihat proses pembodohan anak-anak di kelas-kelas, hati saya rasanya teriris-iris dan marah sekali. Saya sangat beruntung punya pilihan untuk tidak mengirim anak-anak saya ke sekolah sampah semacam ini. Beberapa teman saya berusaha untuk memasukkan anaknya ke sekolah ungulan di tempat saya bekerja dengan cara menyogok jutaan rupiah, meskipun saya sudah menceritakan kondisi sekolah sejujurnya, tentang kualitas guru dan system pembelajaran di kelas. Anehnya, mereka tetap lebih percaya pada nama besar sekolah ini. Dengan alasan, jika anaknya bersekolah di sekolah negeri, mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk masuk UI dan ITB. Benarkah?

Orang tua yang sebenarnya mengetahui dan memiliki kebebasan finansial untuk memilihkan sekolah bagi anak-anaknya, tetapi memilih untuk menutup mata demi gengsi anaknya diterima di sekolah negeri unggulan, wajib merasa bersalah kalau kelak anak-anak ibu juga berkualitas sampah. Saya sangat setuju dengan ibu yang memilih untuk kelaparan daripada membiarkan anaknya diproses menjadi zombie di sekolah-sekolah negeri berkualitas sampah.

Semua yang saya ceritakan ini bukanlah lagu baru. Kalau pendidikan di sekolah memang bermutu dan dapat diandalkan, kursus-kursus bahasa Inggris, bimbel, dan les-les pelajaran di rumah-rumah tidak akan tumbuh menjadi bisnis yang subur. Mengapa anak-anak kita tidak bisa pe-de hanya dengan mengandalkan pengajaran di sekolah untuk menghadapi UAN dan test masuk sekolah? Mengapa mereka baru merasa pede setelah mengikuti bimbel luar sekolah dengan membayar jutaan rupiah untuk mendapatkan kesempatan digeber 1-2 bulan penuh dari pagi hingga sore mengunyah soal-soal test masuk universitas?

Selama 3 tahun belajar di sekolah, apa yang dilakukan/ dipelajari anak-anak kita? Kalau punya waktu silahkan hitung berapa banyak uang dan waktu yang telah dihabiskan untuk mengirimkan anak-anak kita ke sekolah, lantas hitung bagaimana output yang didapatkan mereka. Mahal dan murah tidak bisa dihitung dari berapa yang Anda bayarkan tetapi diperbandingkan dengan apa yang kita dapatkan dari pembayaran tsb. Mengirimkan anak ke sekolah negeri, meskipun yang katanya unggulan sekalipun, bisa lebih mahal daripada di sekolah swasta yang bermutu. Sudah waktunya kita berhenti menilai kualitas sekolah dari segi kemasan sekolah unggulan, sekolah negeri berstandard internasional, sekolah negeri kategori mandiri, bla..bla..bla....

JANGAN MAU DITIPU LABEL SEKOLAH YANG DIBERIKAN DIKNAS. JANGAN PERCAYA DENGAN HASIL EVALUASI SEKOLAH YANG DILAKUKAN DIKNAS. JANGAN PERCAYA DENGAN HASIL UJIAN NASIONAL. JANGAN PERCAYA DENGAN PIALA SELEMARI YANG DIPAJANG DI LOBY SEKOLAH. INI BUKAN INDIKATOR SEKOLAH BERKUALITAS

Sekolah-sekolah negeri menjadi unggul bukan karena sistem dan guru-gurunya berkualitas unggulan (jauh panggang dari api), tapi karena mereka berkesempatan memilih input yang berkualitas dibandingkan sekolah lain. Jadi sekolah itu unggul karena memang anak bapak dan ibu sudah unggul ketika memasuki sekolah tersebut, bukan karena dijadikan unggul oleh sistem sekolah. Jangan tergiur dengan jumlah siswa yang memenangkan segala macam lomba dari lomba makan kerupuk tingkat sekolah hingga olimpiade fisika tingkat dunia. Sekolah nyaris tidak melakukan apa-apa terhadap anak-anak yang memang dari rumah sudah unggul. Tidak selayaknya sekolah menjual prestasi mereka untuk menipu orang tua murid seolah-olah merekalah yang telah bekerja keras mengantarkan anak-anak kita menjadi unggulan. Kalau anak Anda bodoh, jangan berharap untuk jadi pintar, meskipun kemungkinan ini ada (dengan cara sekolah berkolaborasi untuk memanipulasi nilai raport dan ujian nasional sehingga anak ibu berkesan ’pintar’ di atas kertas). Tulisan saya ini pasti akan sangat menyakitkan bagi teman-teman saya sesama guru. Tetapi begitulah yang saya lihat di sekolah negeri di mana saya bekerja sampai detik ini.

Kalau Anda termasuk orang tua yang tidak punya pilihan selain menyekolahkan anak di sekolah negeri, masih ada harapan untuk menghindari anak-anak Anda terperangkap dalam zombinisasi. Ayolah, bapak dan ibu...jadilah orang tua yang kritis. Kritiklah kami para guru dan kepala sekolah sepedas-pedasnya. Jangan hanya manggut-manggut di rapat komite. Kalau teman-teman saya memble dan kepala sekolah cuex terhadap kualitas pengajaran sekolah, mungkin karena Anda juga memble, tidak mau peduli pada pendidikan anak-anak sendiri dan percaya seratus persen pada pembodohan yang dilakukan sekolah yang konon berlabel ’unggulan’. Anda menuntut guru bekerja keras, bagaiman kalau dimulai dengan Anda menunjukkan kepedulian pada kualitas dengan mengeritik kami di rapat komite. Dengan adanya undang-undang sisdiknas, bapak dan ibu punya power dan berhak untuk ikut campur merubah sekolah ke arah yang lebih bermutu. Kami para guru perlu disentil dan dibangunkan dari ketidakpedulian kami. Oh ya, kalau mengkritik jangan cuma berani di milis. Bicaralah di rapat komite, galang dukungan dari sesama ortu. Atau kalau sekolah tetap tidak peduli, tulis saja di koran ternama. Karena bagi sekolah, nama baik lebih penting dari realitas. Biasanya mempan. Jadilah ortu yang kritis, kalau memang Anda mencintai putra-putri Anda dan ingin melihat mereka tumbuh menjadi yang terbaik dari diri mereka masing-masing.

Ayo lah...jangan memble dan cuex. Jangan beraninya ngedumel di belakang. Ayo ngomong di rapat komite, tulis di koran, atau lapor DPRD komisi pendidikan dan KPK!

#######

Baca Juga:

Saya Lebih Mau Kelaparan Daripada Kirim Anak Saya Ke SD Negeri

Pengakuan Guru 2: Kelas “Bilingual” Kacau

Pengakuan Guru: Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Kacau!

Solusi Masalah Pendidikan ada di Tangan Orang Tua

25 July, 2008

Saya Lebih Mau Kelaparan Daripada Kirim Anak Saya Ke SD Negeri


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Teman saya mengirim tulisan ini kepada saya untuk disebarkan kepada orang lain sebagai sebuah peringatan. (Dia juga seorang guru seperti saya). Untuk orang tua yang tergolong mampu di Indonesia, ada sekolah swasta yang mahal, tetapi untuk orang yang miskin, hanya ada sekolah negeri yang jauh dari standar tinggi yang layak. Staf di sekolah tersebut juga mungkin tidak kompeten menjadi guru dan tidak mengerti pendidikan (juga belum tentu punya ijazah pendidikan). Saya tidak bisa bayangkan masa depan bangsa ini seperti apa setelah puluhan juta anak tidak mendapat kesempatan menuntut ilmu yang baik dan mereka dengan mudah bisa diberi julukan seperti ‘autis’, ‘anak nakal’, dan lain-lain oleh guru mereka yang tidak kompeten. Walaupun saya sering membicarakan masalah pendidikan di sekolah swasta, tidak secara automatis berarti sekolah negeri adalah institusi pendidikan yang lebih baik.

Di dalam salah satu post di blog, saya sudah memberi pendapat saya bahwa Solusi Masalah Pendidikan ada di Tangan Orang Tua. Tetapi kalau orang tua tidak mau ambil tindakan secara pribadi dan bersatu untuk menuntut hak pendidikan buat semua anak bangsa, dan selalu mengharapkan bahwa ‘orang lain’ akan tangani masalah ini, saya yakin tidak akan ada perubahan dalam waktu singkat.

Kapan bangsa ini akan mendapatkan pemerintah yang peduli pada pendidikan?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

##########

Pagi ini saya masuk kantor telat. Pada saat saya masih di rumah bikin kopi, pembantu saya berkomentar bahwa anaknya menjadi bermasalah di sekolah. Saya kaget dengan pernyataan tersebut karena anaknya baru masuk Kelas 1 SD pada minggu yang lalu. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi ‘bermasalah’ hanya dalam satu minggu? Saya bertanya kenapa.

“Dia tidak bisa menulis dan para gurunya sudah mengatakan dia anak malas dan tidak mau berusaha.”

Saya tarik nafas panjang dan mulai menjelaskan tentang pendidikan di sekolah negeri di sini yang memang kurang layak karena seringkali tidak sesuai dengan teori perkembangan anak kecil. Saya jelaskan bahwa anak saya juga berumur 6 tahun dan baru masuk sekolah, dan juga baru mulai belajar menulis. Saya jelaskan bahwa memang tugasnya seorang guru untuk mengembangkan motivasi intrinsik untuk belajar [yang berarti guru harus mengembangkan niat seorang anak untuk mau belajar sendiri tanpa disuruh] dan saya mengatakan saya yakin anaknya tidak senang belajar menulis karena pelajaran dari guru tidak terasa menarik atau bermanfaat. Anak itu pasti ditekankan dengan cara yang tidak benar oleh gurunya. Proses belajar mesti menarik dan membahagiakan buat anak-anak karena kalau mereka menjadi bosan, mereka tidak akan mau belajar.

Ibu itu mendengar dengan baik, dan setuju dengan komentar saya, lalu tiba-tiba dia bertanya, “Apa itu autisme?”

Tentu saja saya langsung merasa sangat kaget dan bertanya kenapa dia mau tahu tentang itu.

“Karena gurunya mengatakan anak saya autis!”

“….APA???? Guru anak kamu di SD mengatakan anak kamu autis???”

Perlu saya jelaskan bahwa anak tersebut juga datang ke rumah saya setiap hari setelah sekolah. Dia main bersama dengan kedua anak kandung saya dan menunggu ibunya selesai kerja supaya mereka bisa pulang bersama. Saya sangat kenal anak pembantu saya ini dan saya sering memperhatikan dia bermain dengan anak saya. Dia berkomunikasi dengan baik, senang dengan semua macam mainan anak, punya daya imaginasi yang baik, dan seterusnya. Semua tanda-tanda anak autis justru TIDAK KELIHATAN di dalam perilakunya, dan sebagai seorang anak kecil yang biasa, dia sangat mirip dengan anak saya yang seumur dengan dia.

Kenapa dia bisa dikatakan ‘autis’ oleh guru SDnya? Apakah karena dia tidak menjawab gurunya dengan baik? Karena dia tidak mau nurut?

Siapa gurunya yang merasa sanggup bicara seperti ini? Sepertinya dia tidak punya latar belakang di bidang psikologi anak. Dan ternyata sang guru jelaskan kepada ibu ini bahwa dia ‘bisa tahu’ anak autis karena pernah dapat 1 anak autis di dalam kelasnya beberapa tahun yang lalu!

Jadi, menurut guru ini, seorang anak bisa dikatakan autis bila dia:

· Tidak bisa menulis setelah duduk di kelas satu SD selama 1 minggu

· Tidak nurut dengan guru saat disuruh menulis

Bagaimana dengan tanggapan orang tuanya? Tentu saja mereka tidak tahu apa-apa tentang autisme dan mereka langsung percaya ada masalah dengan anaknya karena SEORANG GURU sudah mengatakan begitu, berati pasti benar kalau seorang GURU yang mengatakannya.

Orang tua yang awam ini membuat solusnya sendiri sebagai terapi autis untuk anak mereka: anak itu (yang berumur 6 tahun) dimarahi oleh bapaknya, disuruh pergi dari bapak karena dia bikin bapak malu dengan autisnya, dan sama ibunya DIHUKUM dengan latihan menulis berjam-jam di rumah setiap hari. Tetapi anehnya, tegoran keras dan hukuman ini tidak berhasil mengobatinya dan anaknya tetap ‘autis’ karena tetap tidak mau nurut dengan guru di kelas pada saat dipaksakan menulis!

Saya habiskan banyak waktu pagi ini dengan mencari dan download info tentang autisme dalam bahasa Indonesia supaya bisa meyakinkan pembantu saya bahwa anaknya bukan penderita autis dan dia hanya seorang anak biasa yang mendapat guru yang tidak mau direpotkan dengan mengajar skil menulis di kelas satu SD.

Saya sangat tidak suka sikap banyak orang sekarang yang dengan buru-buru siap memberi julukan pada seorang anak pada saat ada tanda-tanda awal dari suatu sikap yang ‘tidak normal’. Setiap anak adalah manusia yang berbeda, individu, unik, dan istimewa. Kenapa tidak bisa dihargai begitu saja?

Saya jadi memikirkan anak saya yang sangat pintar dan sensitif. Bagaimana nasibnya bila dia juga dapat guru yang sama di sekolah yang sama? Guru itu akan mengatakan apa tentang anak saya? (Saya hampir tempatkan anak saya di SD yang sama juga karena takut sekolah swasta terlalu mahal untuk keluarga saya).

Pada umur 6 tahun, dia masih baru mulai belajar membaca dan menulis, punya kepribadian yang sensitif, mengubah mood dengan cepat, sangat logis, dan seterusnya. Pada suatu saat dulu, dia menjadi bosan di TK, lalu dia keluar dari kelas dan pulang sendiri (rumah saya tidak terlalu jauh). Tetapi, syukurlah, guru di TK swasta itu bisa mengatasi masalah ini dengan baik, tapi memberikan julukan buruk kepadanya, tanpa memberikan hukuman, dan tanpa mengganggu hatinya. Memang benar, ada sebagian anak di masyarakat yang punya gangguan belajar yang menghambat proses belajar mereka di sekolah. Tetapi kita mesti lebih berhati-hati dalam menentukan anak mana yang ‘bermasalah’.

Apakah ada masalah dengan anak atau dengan sistem pendidikan di mana anak hanya bisa dihargai bila mereka 100% rukun dalam semua perkara seperti klon? Apakah ada masalah dengan anak atau dengan gurunya yang tidak mengerti bedanya antara pelajaran yang dipusatkan pada anak (disebut child-centered) dan pelajaraan yang dipusatkan pada guru dengan sisitem hafalan saja (teacher-centered, rote learning). Apakah ada masalah dengan anak atau dengan gurunya yang tidak mengerti macam-macam metodologi pendidikan dan psikologi anak? Seharusnya pertanyaan inilah yang perlu ditanyakan sebelum anak kita di kelas satu SD boleh dikatakan ‘autis’, ‘tidak pintar’, ‘anak nakal’, ‘bermasalah’ dan seterusnya.

Saya bekerja dengan keras sekali supaya anak saya bisa masuk sekolah swasta yang baik. Yang saya anggap ‘baik’ itu bukan ditentukan oleh nilai di rapor anak saya atau rankingnya di kelas, tetapi didasarkan pada satu pertanyaan sederhana. Pada saat saya bertanya kepada anak saya berumur 6 tahun tentang kenapa dia suka sekolah, dia selalu jelaskan bahwa dia suka sekolah karena para gurunya sayangi dia dan itulah jawaban yang paling saya inginkan. Dia masuk sekolah dengan semangat dan punya semangat untuk belajar terus karena gurunya sangat baik terhadap dia dan bisa mendidiknya dengan cara yang layak untuk seorang anak kecil. (Dan karena itu, kedua anak saya tetap pada sekolah swasta yang sama untuk TK dan SD).

Terus terang, saya lebih mau kelaparan (untuk menghemat uang) daripada kirim anak saya ke SD Negeri.

Semoga bermanfaat,

Seorang Ibu di Jakarta

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...