Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (563) islam (544) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (38) renungan (170) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

09 April, 2008

1 Dari 5 ABG Putri Alami Kekerasan Seksual Saat Pacaran

09/04/2008 12:30 WIB

Nadhifa Putri - detikcom

Jakarta - Kekerasan seksual di kalangan remaja atau ABG sangat memprihatinkan. 1 Dari 5 remaja putri mengalami kekerasan seksual saat berpacaran atau dating violence.

"Harus diwaspadai adanya kekerasan di masa pacaran atau dating violence. Satu dari 5 remaja putri di Indonesia pernah mengalami kekerasan dalam masa berpacaran," kata Meutia Hatta saat konferensi pers Rencana Aksi Nasional Mewujudkan Keluarga Bersih dari Pornografi di Kantor Menneg PP, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2008)

Kata Meutia, dating violence banyak terjadi karena remaja yang kecanduan pornografi. Kecanduan itu, menyebabkan pemaksaan pada remaja perempuan agar mau berhubungan intim. "Pelaku akan melakukan pemaksaan dan pelecehan secara verbal ataupun fisik dengan memperlihatkan gambar porno," tambahnya.

Dia juga mengatakan, berdasarkan toptenreveiw.com Indonesia masuk nomor 7 dari 10 peringkat dunia negara pengakses pornografi. Dari survey itu, di tahun 2006 berkembang 100 ribu situs bermaterikan pornogrofi anak yakni usia 18 tahun ke bawah.

Data itu menyebutkan 89 persen chating anak muda berkonotasi seksual. Rata-rata pengaksesnya berusia 11 tahun.

Sedangkan 80 persennya berusia 15-75 tahun telah biasa mengakses pornografi hardcore atau adegan hubungan intim yang memperlihatkan alat vital. "Yang lebih parah lagi data tersebut menyebutkan 90 persen akses pornografi dilakukan saat belajar dan melakukan tugas bersama," jelas Meutia.

Untuk mengantisipasinya perlu adanya informasi dan edukasi kepada para remaja tentang hak reproduksi. "Saya juga imbau orangtua untuk berperan aktif," tukasnya.

Terkait masalah itu, dia akan menggelar Aksi Nasional Mewujudkan Keluarga Bersih dari Pornografi. ( mar / nvt )

Sumber: Detiknews.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...