Ini hikmahnya
sebuah senyuman. Ini foto Yusuf (kanan) yang datang ke rumah kemarin untuk
menerima uang sekolah buat kakaknya, Dadang (kiri). Keduanya tidak kerja lagi
sebagai pemulung, tetapi bapak dan ibu masih, dan semuanya masih tinggal di
tempat pemulung, tanpa air dan WC di dalam gubuk mereka (ada satu tempat di
luar buat semua pemulung).
Dua hari yang
lalu, bapak mereka telfon saya dan minta bantuan dapat uang sekolah untuk masuk
SMK bagi Dadang. Saya kumpulkan dari beberapa teman karena tidak sanggup kasih
semuanya sendiri. Saat saya kasih tahu bapak uangnya sudah siap untuk diambil,
dan ini sedekah bukan pinjaman, dia menangis terus di telfon dan membaca doa
yang panjang buat saya dan teman2 saya yang bersedia membantu dia, tanpa minta
apa-apa dari dia.
Dia
mengatakan tidak menyangka bisa dapat bantuan yang begitu besar, dengan begitu
cepat, dan dalam bentuk sedekah bukan pinjaman, jadi tidak ada beban bayar
kembali. Harapan dia cuma satu: anaknya harus bisa dapat pekerjaan yang lebih
baik, dan jangan sampai mereka terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan dengan
menjadi pemulung juga. Sekarang, setelah saya mulai kasih uang bulanan ke Yusuf
dari dua tahun yang lalu, dia berhenti menjadi pemulung dan menjadi sangat
senang main bola dengan teman2nya setelah sekolah (daripada kerja). Dan
hubungan kami dimulai dari sebuah senyuman saja.
Teman2,
jangan takut membantu orang lain. Allah Maha Tahu, dan Allah yang berjanji
untuk bayar kembali uang yang kita keluarkan untuk membantu orang lain.
245.
Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang BAIK
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN
pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)
(QS. Al-Baqarah 2:245)
Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah
urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
Dan kalau ada
yang merasa keberatan membantu orang miskin, dengan berfikir, “Nanti bagaimana
kalau mereka ketergantungan pada kita?”, maka coba hilangkan perasaan buruk
itu, dan berfikir seperti ini: Bukannya kita semua punya ketergantungan
terhadap ALLAH SWT setiap detik?? Bagaimana kalau Allah mulai menunjukkan sikap
yang sama terhadap kita? Rezeki kita di dunia dibatasi, karena Allah tidak mau
kita ketergantungan pada Dia. Kita sering dipecat dari pekerjaan, karena Allah
tidak mau kita ketergantungan pada gaji kantor. Kita sering jatuh sakit
berminggu2 karena Allah tidak ingin kita ketergantungan pada kesehatan. Air
hujan habis dan menjadi musim paceklik bertahun-tahun (seperti di Afrika)
karena Allah tidak mau kita ketergantungan pada air gratis yang jatuh dari
langit terus, tanpa kita bayar.
Bukannya kita
sendiri dalam keadaan ketergantungan pada Allah setiap detik? Kalau iya, buat
apa kita merasa keberatan kalau ada orang miskin (seperti pemulung) yang merasa
ketergantungan terhadap sikap dermawan kita? Sedangkan Allah sendiri yang
berjanji untuk mengembalikan uang itu kepada kita dengan berlipat ganda, dan
juga memberikan pahala yang luas. Kalau memahami dengan baik, justru uang yang
kita keluarkan adalah investasi terhadap rezeki kita di masa depan. Kita kasih
100 ribu kepada pemulung, Allah kembalikan 1 juta kepada kita (atau lebih). Apakah
kita tidak mau?
Apakah kita mau
hidup dalam keadaan uang terbatas terus? Karena “uang yang berlipat ganda”
tidak pernah datang kepada kita (atau jarang) disebabkan kita keberatan
bersedekah kepada siapa saja yang lebih miskin? Allah yang berjanji untuk bayar
kembali uang itu. Bukannya itu cukup bagi kita? Pegang janji Allah itu, dan
jangan takut membantu orang miskin. Allah Maha Tahu dan Maha Melihat.
92.
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada KEBAJIKAN (yang sempurna), sebelum kamu
MENAFKAHKAN sebahagian HARTA yang kamu CINTAI. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
(QS. Ali ‘Imran 3:92)
(QS. Ali ‘Imran 3:92)
Rasulullah
SAW bersabda : “Tak ada suatu hari pun seorang hamba berada di dalamnya,
kecuali ada dua orang malaikat akan turun; seorang diantaranya berdo’a, “Ya Allah berikanlah GANTI bagi orang yang
BERINFAQ”. Yang lainnya berdo’a, “Ya Allah, berikanlah KEHANCURAN bagi
orang yang MENAHAN INFAQ.”
(HR. Bukhari dan Muslim )
(HR. Bukhari dan Muslim )
Rasulullah
SAW bersabda, “Bukanlah orang yang beriman bagi orang yang kenyang perutnya,
sedangkan tetangganya kelaparan hingga tampak tulang rusuknya.” ( HR. Bukhari)
Dari
Ibnu Umar dan Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jibril selalu
menasihatiku untuk berlaku dermawan terhadap para tetangga, hingga rasanya aku
ingin memasukkan tetangga-tetangga tersebut ke dalam kelompok ahli waris
seorang Muslim". (HR. Bukhari & Muslim)
Semoga
bermanfaat,
Wassalamu’alaikum
wr.wb.,
Gene Netto
No comments:
Post a Comment