Mansur Hidayat - detikNews
Senin, 07/05/2012 11:16 WIB
Garut Sekitar 90 siswa SD Sukalilah, Cibatu, Garut, harus
bekerja ekstra keras hari ini. Selain mengerjakan soal UN, mereka diharuskan
waspada terhadap ulah burung. Karena atap kelas bolong, beberapa lembar jawaban
UN terkena kotoran burung.
"Sudah empat anak yang minta ganti karena lembaran jawabannya terkena kotoran burung," ungkap salah seorang guru pengawas UN, Dede, ketika ditemui di sekolah, Senin (7/5/2012). Kejadian itu berlangsung saat UN baru dimulai. Para pengawas memperingatkan siswa agar lembaran jawaban tidak terkena kotoran burung. Pasalnya, jumlah lembaran jawaban UN terbatas. Dede menambahkan, meskipun kondisi bangunan lumayan baik, sebagian atap bolong. Banyak burung membuat sarang di atap kelas.
"Jadi jika burung berak, ya langsung ke ruangan tempat UN," jelasnya. Indah, salah seorang siswa, mengaku cukup terganggu dengan kondisi itu. Sambil terus membaca soal dan mengisi jawaban, dia berusaha melindungi lembaran jawaban dengan kepala dan tubuhnya.
"Coba kalau kondisi kelas bagus, kami bisa mengerjakan soal UN dengan tenang," ujarnya. Ia dan rekan-rekannya berharap pemerintah segera mendanai pembangunan kelas baru. Jika tidak memungkinkan, paling tidak pemerintah memperbaiki kelas-kelas yang mulai rusak agar belajar siswa lebih nyaman. (try/nrl)
"Sudah empat anak yang minta ganti karena lembaran jawabannya terkena kotoran burung," ungkap salah seorang guru pengawas UN, Dede, ketika ditemui di sekolah, Senin (7/5/2012). Kejadian itu berlangsung saat UN baru dimulai. Para pengawas memperingatkan siswa agar lembaran jawaban tidak terkena kotoran burung. Pasalnya, jumlah lembaran jawaban UN terbatas. Dede menambahkan, meskipun kondisi bangunan lumayan baik, sebagian atap bolong. Banyak burung membuat sarang di atap kelas.
"Jadi jika burung berak, ya langsung ke ruangan tempat UN," jelasnya. Indah, salah seorang siswa, mengaku cukup terganggu dengan kondisi itu. Sambil terus membaca soal dan mengisi jawaban, dia berusaha melindungi lembaran jawaban dengan kepala dan tubuhnya.
"Coba kalau kondisi kelas bagus, kami bisa mengerjakan soal UN dengan tenang," ujarnya. Ia dan rekan-rekannya berharap pemerintah segera mendanai pembangunan kelas baru. Jika tidak memungkinkan, paling tidak pemerintah memperbaiki kelas-kelas yang mulai rusak agar belajar siswa lebih nyaman. (try/nrl)
No comments:
Post a Comment