Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

12 January, 2015

Anak Desa Di Etiopia Belajar Membaca Sendiri dari Komputer Tablet



Sebuah eksperimen pendidikan dilakukan di Etiopia oleh LSM “One Laptop Per Child” (Satu Laptop Per Anak). Mereka masuk dua desa yang tidak ada jaringan listrik, di mana semua anak tidak bisa baca dan menulis. Setiap anak diberikan komputer Tablet (mirip iPad), dgn software di dalamnya yg bisa digunakan oleh anak utk belajar membaca dan menulis sendiri tanpa petunjuk selain apa yang ada di dalam software. Ada lagu alfabet, game, e-book, film anak, kartun, dan software pendidikan yg lain.

Tujuan peneliti adalah utk cek apakah mungkin anak yang buta huruf bisa belajar otodidak dari komputer tablet atau laptop tanpa guru. Ini penting utk dipahami karena diperkirakan ada 100 juta anak di seluruh dunia dgn usia 6-7 tahun yang tidak punya akses terhadap pendidikan di sekolah.

Tablet itu pakai sistem tenaga surya, dan peneliti mengajarkan orang dewasa agar paham cara ngecharge Tablet setelah bateri habis. Lalu peneliti berikan satu dus penuh tablet baru ke dua desa itu, tanpa dibuka, tanpa pentunjuk apapun, dan anak dipersilahkan buka dan lihat sendiri. Tim peneliti pergi, tapi kembali setiap minggu utk tukar kartu memori yg merekam setiap tindakan yg dilakukan oleh anak dgn tabletnya. (Semua anak itu belum pernah melihat tulisan bahasa mereka sendiri, karena tidak ada buku atau barang apapun dgn teks tertulis di desa mereka.)

Dalam 4 menit, satu anak sudah buka bungkusan dan berhasil menghidupkan Tablet. Dalam waktu 5 hari, setiap anak sudah menggunakan 47 Apps per hari. Dalam 2 minggu semua anak bisa nyanyikan lagu alfabet. Dan dalam 5 bulan, ada anak yg bisa meng-hack sistem Android!! (Kebanyakan anak di kota negara maju tidak bisa lakukan itu!) Kata pemimpin tim peneliti, ada orang di staf IT mereka yang tidak sengaja mematikan fungsi kamera di tablet. Tapi anak2 di desa itu berhasil hack Android dan hidupkan kembali fungsi kamera itu, semuanya tanpa petunjuk apapun.

Anak2 itu juga berhasil mengubah setting yang sudah dibekukan. Dalam tablet, Desktop sudah sengaja dibekukan oleh tim peneliti agar anak itu tidak bisa mengacak dan merusak Apps di layar Desktop. Tapi anak2 desa itu berhasil hack lagi dan membuka pembekuan itu utk membuat Desktop customized (diatur sendiri) sehingga setiap Tablet kelihatan berbeda di Desktop.

Tim peneliti berharap keberhasilan anak ini bisa terjadi lagi di desa2 lain, dan hasil dari eksperimen ini bisa diterima oleh ilmuan di seluruh dunia, dan membuka diskusi baru ttg konsep pendidikan kita. Perlu dicari solusi utk 100 juta anak usia 6-7 tahun yang tidak bisa masuk sekolah dan tidak bisa belajar membaca dan menulis dgn guru. Mungkin program seperti Satu Laptop Per Anak bisa menjadi solusi ketika tidak ada guru dan sekolah. Kalau mereka bisa belajar membaca sendiri, maka mereka bisa mulai membaca untuk menggali ilmu, dan hal itu bisa mengubah masa depan mereka. (Laptop sudah diberikan kepada tiga juta anak di manca negara dari LSM Satu Laptop Per Anak ini, dan program ini masih berkembang terus.)

Sumber:
Given Tablets but No Teachers, Ethiopian Children Teach Themselves

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...