Sebuah eksperimen pendidikan dilakukan di Etiopia oleh LSM “One
Laptop Per Child” (Satu Laptop Per Anak). Mereka masuk dua desa yang tidak ada
jaringan listrik, di mana semua anak tidak bisa baca dan menulis. Setiap anak
diberikan komputer Tablet (mirip iPad), dgn software di dalamnya yg bisa
digunakan oleh anak utk belajar membaca dan menulis sendiri tanpa petunjuk
selain apa yang ada di dalam software. Ada lagu alfabet, game, e-book, film
anak, kartun, dan software pendidikan yg lain.
Tujuan peneliti adalah utk cek apakah mungkin anak yang buta
huruf bisa belajar otodidak dari komputer tablet atau laptop tanpa guru. Ini penting
utk dipahami karena diperkirakan ada 100 juta anak di seluruh dunia dgn usia
6-7 tahun yang tidak punya akses terhadap pendidikan di sekolah.
Tablet itu pakai sistem tenaga surya, dan peneliti mengajarkan
orang dewasa agar paham cara ngecharge Tablet setelah bateri habis. Lalu peneliti
berikan satu dus penuh tablet baru ke dua desa itu, tanpa dibuka, tanpa
pentunjuk apapun, dan anak dipersilahkan buka dan lihat sendiri. Tim peneliti
pergi, tapi kembali setiap minggu utk tukar kartu memori yg merekam setiap
tindakan yg dilakukan oleh anak dgn tabletnya. (Semua anak itu belum pernah
melihat tulisan bahasa mereka sendiri, karena tidak ada buku atau barang apapun
dgn teks tertulis di desa mereka.)
Dalam 4 menit, satu anak sudah buka bungkusan dan berhasil
menghidupkan Tablet. Dalam waktu 5 hari, setiap anak sudah menggunakan 47 Apps
per hari. Dalam 2 minggu semua anak bisa nyanyikan lagu alfabet. Dan dalam 5
bulan, ada anak yg bisa meng-hack sistem Android!! (Kebanyakan anak di kota
negara maju tidak bisa lakukan itu!) Kata pemimpin tim peneliti, ada orang di
staf IT mereka yang tidak sengaja mematikan fungsi kamera di tablet. Tapi anak2
di desa itu berhasil hack Android dan hidupkan kembali fungsi kamera itu,
semuanya tanpa petunjuk apapun.
Anak2 itu juga berhasil mengubah setting yang sudah
dibekukan. Dalam tablet, Desktop sudah sengaja dibekukan oleh tim peneliti agar
anak itu tidak bisa mengacak dan merusak Apps di layar Desktop. Tapi anak2 desa
itu berhasil hack lagi dan membuka pembekuan itu utk membuat Desktop customized
(diatur sendiri) sehingga setiap Tablet kelihatan berbeda di Desktop.
Tim peneliti berharap keberhasilan anak ini bisa terjadi
lagi di desa2 lain, dan hasil dari eksperimen ini bisa diterima oleh ilmuan di
seluruh dunia, dan membuka diskusi baru ttg konsep pendidikan kita. Perlu dicari
solusi utk 100 juta anak usia 6-7 tahun yang tidak bisa masuk sekolah dan tidak
bisa belajar membaca dan menulis dgn guru. Mungkin program seperti Satu Laptop
Per Anak bisa menjadi solusi ketika tidak ada guru dan sekolah. Kalau mereka
bisa belajar membaca sendiri, maka mereka bisa mulai membaca untuk menggali
ilmu, dan hal itu bisa mengubah masa depan mereka. (Laptop sudah diberikan
kepada tiga juta anak di manca negara dari LSM Satu Laptop Per Anak ini, dan
program ini masih berkembang terus.)
Sumber:
Given Tablets but No Teachers, Ethiopian Children Teach
Themselves
No comments:
Post a Comment