Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

26 May, 2016

Pembunuh Eno Hampir Dua Tahun Pernah Hidup di Pesantren



Apakah bisa percaya ada anak beragama Islam, yg punya orang tua, yang punya guru, yg punya om dam tante, yg punya kakek nenek, yg punya sepupu perempuan, yg teman sekolah perempuan, yg pernah diajarkan shalat, yg pernah ikut puasa,  yg  tinggal di bumi penuh rahmat Allah, dan juga pernah sekolah di pesantren, yang sanggup memperkosa seorang anak perempuan dan membunuhnya dgn cara sadis (pakai cangkul)? Percaya? Iblis tinggal ketawa2 sendiri melihat bangsa ini. Dia bisa libur dan tidur2an di sofa. Rakyat yang hidup sekarang tidak perlu dipengaruhi oleh Iblis. Sudah bisa merusak diri sendiri. Berapa banyak orang kenal anak laki2 ini sejak dia seorang balita, dan anak SD, dan merasa "Bukan anak saya, jadi bukan tugas saya utk pedulikan dia". Dan hasilnya, dia menjadi manusia spt apa?

Kapan rakyat Indonesia akan bersatu dan saling kerja sama dalam mendidik dan menjaga semua anak bangsa, utk menciptakan generasi emas daripada generasi yg rusak?
-Gene Netto

Pembunuh Eno Hampir Dua Tahun Pernah Hidup di Pesantren
Kamis, 19 Mei 2016 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Entah apa yang ada di benak RAl sampai tega menghabisi nyawa Eno Parihah (19) dengan cara yang keji.
Padahal, pria yang masih duduk di bangku SMP tersebut mendapatkan pendidikan yang baik dari orangtuanya. Ia pun dikenal sebagai anak rumahan dan sempat diikirim orangtunya ke pondok pesantren di Banten.
Tetapi belum sampai dua tahun, RAl memilih kembali ke rumahnya karena merasa tidak betah tinggal di pesantren. "Bilangnya engga betah dan melanjutkan sekolahnya di SMP di sini," kata Marwan (38), paman Ral kepada Tribunnews, Rabu (8/5/2016).
Meski tidak tamat pesantren, RAl dalam kesehariannya rajin beribadah. Bahkan sesekali ia juga sering pergi ke Mesjid yang tidak jauh dari rumahnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...