Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

24 May, 2016

Tiga Juta Guru dan Seratus Juta Orang Tua Kenapa Lemah!?



[Komentar]: Mohon maaf sodara2.. Ini bukan kesalahan guru, ini kesalahan sistem. Guru hanya "wong cilik" yang terpaksa harus menaati sistem walaupun itu kadang bertolak belakang dengan nuraninya. Mohon dimengerti.

[Gene]: TIGA JUTA manusia yang berprofesi sebagai guru bahu-membahu dan dengan satu suara, semuanya teriak sekuat mungkin, "KAMI LEMAH!" Kompak dalam merasa lemah dan tidak berdaya. Ini menjadi satu-satunya bentuk persatuan di kalangan guru.
Ada yang bilang, "Guru mana bisa melawan? Guru hanya manusia, dan keluarganya juga perlu makan, jadi terpaksa nurut walaupun tidak setuju." Mohon maaf, tapi yang membuat kebijakan di Senayan (Kementerian dan DPR) hanya manusia biasa. Mereka juga makan, minum, kentut, dan tidur setiap hari. Bukan mahluk ajaib yang sakti dan bisa terbang.

Dan mereka juga dapat gaji dari pajak rakyat. Bukan sebaliknya. Tidak ada guru yang dapat gaji dari uang saku pejabat dan menjadi pelayan terhadap pejabat tersebut. Kenapa 3 juta guru posisikan diri setara dgn pembantu rumah tangga? Sudah belajar lama untuk menjadi guru, dan punya pengalaman luas yg sangat berharga. Jadi kenapa guru masih merasa lemah?

Coba bayangkan kl ada orang yang mengatakan "3 juta semut mau melawan 100 semut, pasti kalah 3 juta semut." Apakah masuk akal? Tapi itu yang dikatakan oleh 3 juta guru di Indonesia, dan ditambahkan lagi 60 juta siswa dan 100 juta orang tua.
Jadi 163 manusia mengatakan "Kami tidak berdaya untuk BERSATU dan minta sistem pendidikan yg berkualitas dari 100 manusia yang kerja di Senayan (kementerian dan DPR). Kami lemah. Apa boleh buat?"

Kapan rakyat Indonesia akan bersatu dan minta haknya pendidikan berkualitas bagi semua anak bangsa? Finlandia dan banyak negara lain sudah terbukti sukses. Kenapa tidak ambil sistem mereka dan modifikasi untuk dipakai di sini? Kenapa 3 juta guru hanya bisa mengeluh setiap hari bahwa dirinya lemah? Kapan mau bangkit dan bersatu, dan berikan masukan ke pemerintah ttg sistem pendidikan yang dibutuhkan? Kenapa hanya terima saja dan menjadi "pelaksana" padahal tahu tidak baik? Bangkit. Bersatu. Dan melakukan perubahan.
-Gene Netto

2 comments:

  1. Kalau demo naik gaji, seluruh guru Indonesia bisa bersatu dan bahu-membahu untuk demo di seluruh jalan raya di Indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 3 juta guru kompak dan bersatu. Dgn suatu suara keras, semuanya teriak "Kami lemah! Kami tidak punya kekuasaan apapun. Kami hanya bisa manggut2 dan taat. Kami lemah!"
      Begitu saja persatuan antara para guru. Kompak dalam merasa lemah dan sendirian. Padahal jumlahnya 3 juta.

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...