Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

23 December, 2018

Saya Bisa Masuk Islam Gara-Gara Sinterklas!

Seorang guru di Amerika dipecat karena memberitahu anak sekolah bahwa Sinterklas tidak nyata. Ada prinsip di barat: Orang dewasa wajib ikut membohongi semua anak dengan alasan “budaya”. Kalau menyatakan Sinterklas tidak nyata, orang lain jadi marah karena mereka masih sibuk membohongi anaknya.

Waktu kecil, saya pernah berdebat dengan ibu saya. Kami menginap di rumah paman yang tidak ada cerobong asap, yang katanya dipakai Sinterklas untuk masuk rumah. Bagaimana saya bisa dapat kado?! Ibu ketawa, dan bilang mau buka jendela. Saya bingung! Kalau Sinterklas bisa pakai jendela, kenapa tidak lewat pintu, dan kenapa pakai cerobong asap yang sempit dan kotor? Tidak masuk akal!! Ada yang ganjil!

Beberapa tahun kemudian, kakak saya tunjukkan kado2 di lemarinya orang tua, dan dia jelaskan bahwa Sinterklas adalah kebohongan orang tua. Saya marah! Kenapa saya dibohongi?! Kalau saya berbohong, orang tua marah dan menghukum saya. Tapi ternyata mereka tukang bohong yang lebih besar, dan tidak bisa dipercayai lagi! Saya mulai memeriksa semua hal lain yang mereka ajarkan.

Ternyata, Kelinci Paskah yang antar telur coklat tidak nyata, dan Peri Gigi yang kasih uang untuk gigi yang copot juga tidak nyata. Dan Yesus tidak lahir pada 25 Desember. Selain itu, asal usul Alkitab tidak diketahui, penulisnya tidak dikenal, dan tidak ditulis oleh "sahabatnya Yesus". Gereja pilih sendiri kitab2 yang boleh masuk Alkitab versi mereka, dan yang lain diabaikan atau dirahasiakan. Dan ada banyak perkara yang lain. Saya seorang anak SD, tapi menjadi kecewa dengan orang dewasa yang bohongi semua anak terus. Tidak ada pilihan: Saya menjadi ateis. Setelah 10 tahun berlalu, akhirnya saya ketemu seorang Muslim. Dia menjelaskan Islam adalah agama yang logis. Saya kaget. Saya sudah 10 tahun mencari agama yang logis, dan tidak bisa ketemu. Tapi ternyata ada satu: Islam.

Setelah saya belajar tentang Islam selama 5 tahun, saya merasa "terpaksa" menjadi seorang Muslim karena hanya Islam yang masuk akal. Saya terpaksa menerima dasar logis di dalam ajaran Islam. Jadi, saya bisa masuk Islam gara-gara Sinterklas! Lebih tepatnya, setelah tahu Sinterklas itu adalah kebohongan, saya bisa tinggalkan agama Kristen, dan mencari sendiri ajaran agama yang logis, benar, dan tidak berisi kebohongan atau rekayasa. Semua yang saya carikan bisa ditemukan di dalam Islam. Orang tua Muslim suruh anaknya bicara dengan jujur, dan mereka juga sampaikan ajaran Islam secara jujur, tanpa perlu bohongi anaknya.

Sinterklas yang masuk semua rumah, lewat cerobong asap, dan mengantarkan puluhan milyar kado, kepada semua anak Kristen, dalam 1 malam tidak logis! Dan semua orang tua Kristen akhirnya terpaksa mengaku bahwa mereka telah bohongi anaknya bertahun-tahun, tanpa manfaat. Semoga semua anak di dunia ini yang tidak suka dibohongi mau mencari kebenaran yang mutlak di dalam Islam. Saya menjadi yakin pada Islam karena hanya Islam yang logis. Jadi saya harus ucapkan terima kasih kepada Sinterklas, karena membantu saya masuk Islam!
-Gene Netto


Guru SD Dipecat Gara-Gara Menyebut Sinterklas Itu Tidak Ada
https://www.bbc.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...