Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

23 December, 2018

Apakah “Aman” Kirim Anak Muslim Sekolah Dan Kuliah Di Luar?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada yang anggap aman2 saja untuk kirim anak Muslim ke negara maju, untuk sekolah dan kuliah. Jawaban saya: Tergantung!! Saya selalu berikan prinsip yang sama kepada semua orang tua yang konsultasi kepada saya. KALAU mau kirim anak ke negara lain, pastikan dulu keimanannya sudah kuat di sini. Tanda-tandanya, dia mau shalat sendiri, walaupun orang tua tidak suruh, bahkan ketika orang tua tidak ada. Tidak pernah perlu dibujuk utk shalat. Mau ngaji sendiri tanpa disuruh. Dia mau membahas agama, tanpa ditanyakan, dsb. Kalau tanda2 seperti itu ada, insya Allah aman untuk kirim anak remaja atau pemuda ke negara barat.

Kalau sebaliknya, dia malas shalat dsb., dan selalu harus disuruh dan ditegor, jangan dikirim ke negara "maju". Nanti bakalan rusak di sana, karena dia akan beradaptasi dengan lingkungan di mana kebanyakan teman tidak beragama, atau tidak menjalankan agama (kebanyakan di sana Kristen KTP, atau ateis). Jangankan ke negara maju, ke kampus yang jauh saja (di luar kota) juga jangan. Hasilnya sama. Pergi ke Bandung sebagai Muslim, kembali setelah 4 tahun sebagai ateis. Saya sudah tangani banyak kasus spt itu, dan orang tua selalu mengaku anaknya kurang rajin shalat saat dikirim ke kampus yang jauh. Mereka berharap dia akan berubah di sana. Dan dia memang berubah, tapi menjadi ateis, bukan agamais.

Jadi kuncinya adalah jangan berharap anak anda akan berubah menjadi lebih baik dari sekarang di tempat lain. Itu keliru sekali. Lihat kondisinya sekarang, dan memutuskan berdasarkan apa yang anda lihat sekarang. Ibaratnya mau kirim petugas medis ke suatu wilayah untuk mengatasi sebuah wabah. Yang dikirim adalah dokter spesialis yang diketahui keahliannya, bukan anak SD yang baru belajar biologi dan juga malas kerjakan PR biologinya!

Kalau bukan ahli ibadah di sini, jangan berharap akan tumbuh menjadi ahli ibadah di sana. Bisa terjadi, tapi lebih umum sebaliknya. Ibadah di sana menjadi rusak, karena berada di lingkungan yg rusak. Sedangkan dokter ahli yg dikirim ke wabah, tidak ikut kena wabahnya, karena bawa ILMU dan tahu caranya untuk menjaga diri di tempat yg rusak. Anak Muslim yg tidak rajin shalat tidak sanggup melindungi diri dari kerusakan yg banyak di negara2 maju. Lebih baik dididik di sini, agar selamat di dunia dan akhirat.
Semoga bermanfaat bagi orang tua yang sedang berpikir utk kirim anak ke negar lain.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...