Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label sosial. Show all posts
Showing posts with label sosial. Show all posts

20 May, 2020

Nasib Malang Anak Yang Menjadi Yatim Di Akhir Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum wr.wb. Kemarin teman saya minta dana untuk seorang anak yang baru saja menjadi yatim. Bapaknya sopir, tapi lagi pengangguran di kampung di Banjarnegara. Mungkin sudah kehabisan uang utk beli makanan, jadi dia coba pancing ikan di sungai. Setelah 3 hari, belum pulang, dan akhirnya ditemukan mayatnya. Diduga dia jatuh ke sungai dan terseret arus. Setelah tahu suaminya wafat, istri yang ada penyakit darah tinggi langsung pingsan, dibawa ke rumah sakit, dan belum pulang.

Kedua anak itu menjadi yatim di akhir bulan Ramadhan. Saat teman saya tanyakan dana sosial, saya hanya bisa minta maaf. Semua uang di rekening sosial sudah dibagikan. Tapi alhamdulillah, ada 5 juta tambahan yang masuk ke rekening Yayasan, dan juga di rekening sosial saya di BCA. Saya kumpulkan semuanya, ditambah sisa uang saya, menjadi 6,5 juta. Sekarang, kedua rekening sosial dan rekening pribadi saya kembali kosong. Tapi insya Allah menjadi sangat bermanfaat bagi dua anak itu.

Tidak terbayang, setiap tahun ketika masuk bulan Ramadhan, anak-anak itu akan ingat, "Ini waktunya bapak wafat". Dan sampai saat ini, ibunya masih di rumah sakit. Kasihan sekali kl anak2 itu kehilangan bapak dan juga ibu di bulan Ramadhan.

Bagi semua pembaca yang keluarganya sehat, dan kulkas dan lemari penuh makanan, dan di rekening bank masih ada uang, dan masih ada pekerjaan, dan rumahnya penuh barang yang berkualitas, semoga kisah ini bermanfaat sebagai renungan. Ada banyak orang yang harus hadapi cobaan dan ujian yang lebih berat dari apa yang kita alami. Jangan berhenti bersyukur kepada Allah. Dan jangan takut bersedekah kepada anak yatim dan dhuafa. Allah yang jamin uang itu akan kembali kepada kita dengan berlipat ganda.

245. Siapakah yang mau memberi PINJAMAN kepada Allah, pinjaman yang BAIK (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan MELIPAT GANDAKAN pembayaran kepadanya dengan LIPAT GANDA yang BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Baqarah 2:245)

Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini (dan beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, lalu membukanya.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud)

Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto

28 February, 2020

Uang Kita Bukan Milik Kita, Tapi Milik Allah

Dengan satu virus kecil saja, Allah bisa hilangkan harta dari banyak orang kaya. Banyak orang merasa harta mereka adalah milik mereka dan berasal dari kerja keras mereka. Mereka sangat sombong terhadap Allah dan merasa harta mereka akan ada secara abadi. Bertahun-tahun mereka nikmati kekuasaan dan kekayan mereka, tanpa banyak peduli pada manusia lain.

Allah menizinkan orang kaya menjadi kaya, dan mendidik kita semua untuk lihat ke bawah dan menolong orang lemah di bawah kita. Tapi banyak orang kaya tidak peduli pada anak yatim dan dhuafa. Tujuan utama kehidupan mereka hanya untuk kumpulkan harta dan lupakan peran Allah dalam memberikan harta itu. Ketika Allah ambil kembali harta tersebut, baru mereka sadar kekayaan mereka tidak kekal.

Dunia ini tidak nyata. Harta kita milik Allah dan cepat atau lama usia kita akan tutup, dan harta yang dikumpulkan itu tidak akan bisa melindungi kita dari murka Allah. Uang yang kita keluarkan di jalan Allah, dan doa anak yatim dan dhuafa yang kita bantu, yang akan menjadi perisai bagi kita di akhirat. Jangan lupa bayar zakat dan banyak bersedekah.
-Gene Netto

Kapitalisasi Pasar Saham AS Amblas Rp 24.000 Triliun Imbas Corona
Penulis: Happy Fajrian 26/2/2020. Nilai kapitalisasi pasar saham-saham dalam indeks S&P 500 di Wall Street Amerika Serikat (AS) amblas hingga UU$ 1,74 triliun atau sekitar Rp 24.152 triliun. Dalam dua hari perdagangan pekan ini, indeks yang menampung saham 500 perusahaan terbesar di AS ini rontok hingga 6,27%.
https://katadata.co.id

Efek Corona & Jiwasraya, Duit Rp 688 T Menguap dari Bursa RI
Market - Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia 27 February 2020 10:16
https://www.cnbcindonesia.com

10 February, 2020

Jarak Sekolah yang Jauh Ternyata Pengaruhi Angka Perkawinan Anak

Ternyata salah satu faktor di belakang pernikahan dini adalah jarak ke sekolah. Ketika SMP dan SMA terlalu jauh dari rumah orang miskin, orang tua memutuskan untuk kawinkan saja anak perempuan mereka. Perempuan dianggap beban karena cepat atau lama akan pindah ke rumah orang lain (suami) dan tidak lagi menolong orang tuanya. Jadi anak laki-laki difasilitasi pendidikan lebih tinggi dengan harapan dapat pekerjaan lebih baik, untuk menolong orang tuanya, dan perempuan dinikahkan cepat tanpa pendidikan tinggi agar tidak menjadi beban.

Kalau pemerintah mau atasi masalah kependudukan dan pernikahan anak, maka ada solusi yang jelas: jaminan pendidikan gratis dan pembangunan sekolah baru untuk memastikan semua anak perempuan bisa lulus SMA. Di semua negara di mana anak perempuan bisa lulus SMA, dan banyak yang bisa kuliah, pernikahan dini tidak menjadi masalah dan juga tidak ada masalah kependudukan. Ini terjadi karena perempuan belajar dulu, menikah di usia lebih tua, dan punya sedikit anak, dan anaknya juga diberikan kualitas hidup yang lebih tinggi.
-Gene Netoo

Duh, Jarak Sekolah yang Jauh Ternyata Pengaruhi Angka Perkawinan Anak
https://www.suara.com

07 January, 2020

Trauma Masa Kecil, Bagaimana Bisa Bangun Mental Yang Kuat Sekarang?

[Pertanyaan]: Assalamu’alaikum. Saya punya masa kecil yang buruk. Sering menjadi korban bullying dan juga tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Bagaimana saya bisa bangun mental yang kuat sekarang?

[Jawaban]: Wa alaikum salam. Mungkin bermanfaat kalau anda coba kelas bela diri. Ikuti karate, silat, kungfu, atau apa saja yang sekiranya cocok. Dari belajar bela diri, insya Allah akan terbangun mental yang kuat, dan anda akan menjadi semangat untuk menghadapi kehidupan. Saya dulu mengajar silat di sebuah panti asuhan, dan setelah belajar silat beberapa bulan, semua anak yatim itu menjadi lebih semangat dan percaya diri. Rasa percaya diri perlu dibangun dari dalam dan dari luar.

Allah tidak janjikan kita akan dapat masa lalu yang baik. Ada orang yang lahir di lokasi perang. Anak di Palestina lahir dalam penjara terbuka. Ada anak yang diperkosa dan disodomi ketika kecil, bahkan oleh saudara sendiri. Ada anak yang dijual oleh orang tua sendiri untuk menjadi pelacur. Ada banyak tipe masa lalu, dan tidak semuanya "baik". Yang penting adalah bagaimana kita belajar untuk mencari kebaikan yang ada di masa depan. Ketika kecil, kita tidak berkuasa dan bisa alami banyak keburukan dari orang lain. Ketika dewasa, kita punya kemampuan untuk melakukan perubahan.

Anda bisa pilih jalan sendiri sekarang. Bisa pindah ke kota baru, yang jauh dari masa lalu. Bisa belajar bela diri. Bisa kerja dengan baik, dan kumpulkan uang untuk menikmati kehidupan dengan berbagai cara seperti berlibur ke negara lain, mencari hobi yang menarik, dsb. Semua orang punya masa lalu. Jangan mengira anak yang terlihat kaya dan bahagia tidak alami masalah. Banyak anaknya orang kaya mengalami gangguan keimanan, karena mereka merasa "tidak membutuhkan Allah".

Ada anak Muslim yang murtad, berzina, aborsi, narkoba, berjudi, dan hanya hidup untuk utamakan diri sendiri. Orang tua mereka mungkin dinilai "baik" (tidak berbuat jahat), tapi mungkin jarang berada di rumah, tidak memberikan kasih sayang, dan selalu titip anak pada pembantu karena sibuk kejar kekayaan dan prestasi. Hasilnya, ada anak kaya yang orang tuanya baik, tapi malah menjadi depresi, pakai narkoba, dan ingin bunuh diri.

Jadi jangan merasa anda sendiri yang punya masa lalu penuh hal yang berat. Banyak orang lain mengalami hal yang buruk juga. Yang perlu dilakukan sekarang adalah mulai bangun rasa percaya diri, dan juga berserah diri kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah akan berikan masa depan yang baik bagi anda, dan belajar bela diri untuk bangun rasa percaya diri dan semangat berjuang di jalan Allah.

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS. Al-Baqarah 2:286)

Rasulullah SAW bersabda, "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum, Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)

Lakukan shalat secara rajin, shalat sunnah, berdzikir, banyak berdoa, baca Al Quran, ikut pengajian, gali ilmu agama terus, dan mencari masa depan yang terbaik. Juga minta tolong sama semua teman untuk bantu berikan semangat terus. Insya Allah anda akan bisa berhasil kalau yakin Allah akan menolong anda. Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto  

05 January, 2020

Temuan LSM di Lampung: 12 Siswi SMP Hamil Bersamaan, Kondom Laris Manis di Apotek Dekat Kampus

Di satu SMP saja. Ada 12 siswi yang hamil di saat yang sama. Bagaimana kalau dikumpulkan data dari ratusan ribu sekolah setiap bulan? Berapa totalnya anak yang menjadi hamil di luar nikah setiap bulan, tapi kita tidak tahu? Ketika pemerintah sibuk mengurus proyek2 besar yang bisa memperkaya teman2 mereka di kalangan elite, sudah terjadi perubahan yang serius di lingkungan anak. Tapi tidak mau diperhatikan. Kasihan anak Indonesia. Mereka butuh pemimpin yang peduli pada masa depan anak Indonesia, bukan pemimpin yang peduli pada masa depan proyek bagi orang elite.

Siapa yang mau bertanggung jawab pada masa depan anak di negara ini? Jangan serahkan kepada pemimpin. Mereka sibuk kumpulkan harta dan kekuasaan dan mengejar pencitraan (untuk dapat lebih banyak harta dan kekuasaan). Jangan serahkan kepada guru sekolah. Banyak guru hanya mau fokus pada tugas mengajarkan ilmu dari buku teks, kumpulkan nilai, dan mengurus beban administrasi yang besar.

Jangan serahkan ke guru agama. Mereka sibuk mengajarkan fiqihnya ini dan itu, dan sibuk membahas "kemenangan di surga" terus, tanpa mau fokus pada kehidupan nyata umatnya. Dan jangan serahkan kepada orang tua. Mayoritas dari orang tua tidak pernah belajar caranya menjadi orang tua. Dilaksanakan saja, tanpa persiapan, pelatihan ataupun izin. Jadi siapa yang mau mengurus 80 juta anak Indonesia?

Kata Setan: "Saya mau urus mereka! Serahkan kepada saya saja!!!"

Kata para pemimpin, guru sekolah, guru agama, dan orang tua, "Alhamdulillah ada pihak lain yang mau bertanggung jawab. Yang penting, bukan urusan saya!!!"
-Gene Netto

Temuan LSM di Lampung: 12 Siswi SMP Hamil Bersamaan, Kondom Laris Manis di Apotek Dekat Kampus
Selasa, 31 Desember 2019 TRIBUNKALTIM.CO - Fakta mengejutkan datang dari hasil survei Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saat melakukan penelitian di sejumlah sekolah menengah Lampung. Temuan mereka, gadis belia hamil massal. Sebanyak 12 siswi SMP hamil bersamaan dan berada di dalam sekolah yang sama.
https://kaltim.tribunnews.com

04 December, 2019

Pemerintah Amerika Menculik Anak-anak Suku Indian Dulu

Ada sejarah gelap Amerika di mana pemerintah menculik anak dari suku Indian dan taruhnya di panti untuk dididik menjadi setara orang kulit putih. Orang kulit putih dianggap lebih beradab. Hal ini terjadi di Amerika, dan juga di Kanada, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara lain. Tujuannya agar suku asli bisa "diasimilasi" menjadi setara dgn suku kulit putih.

Setelah banyak panti ditutup karena penuh kekerasan dan pencabulan, diubah menjadi sistem "adopsi" di mana keluarga Kristen diyakini utk adopsi anak suku Indian (yang diculik) untuk "memperbaikinya". Anak itu dilarang ketemu orang tua kandung, kakek nenek, dan keluarga besar. Dilarang pakai bahasa Ibu, dipaksakan pakai bahasa Inggris, harus pakai baju barat, dan beragama Kristen. Mereka dididik bahwa suku aslinya dan keluarga kandungnya adalah bagian dari budaya primitif yang harus ditinggalkan. Ini sejarah yang sangat buruk, dan menimbulkan banyak trauma bagi anak itu.

Kenapa kita perlu peduli? Mungkin karena ada orang Muslim yang melakukan hal serupa di Indonesia. Bukan pemerintah, tapi lembaga swasta. Di sebuah panti asuhan di Jakarta, saya kaget karena sebagian dari anak itu bukan anak yatim. Ada anak yang punya orang tua, beragama Kristen, dan dibawa dari wilayah sangat jauh seperti pulau Nias untuk dapat "pendidikan". Lalu, mereka dibujuk terus utk menjadi muallaf "agar sama" dgn anak lain (saya lihat sendiri dulu). Donator mengira "panti asuhan anak yatim" akan penuh anak yatim. Ternyata, tidak semuanya begitu.

Saya dapat kabar tentang seorang anak yang keluar dari panti dan kembali ke orang tua kandungnya. Dia sudah kembali ke agama Kristen. Saya tidak tahu skalanya kondisi seperti itu, dan juga tidak tahu apakah ada pihak yang mau peduli atau periksa. Anak itu memang diserahkan oleh orang tuanya, untuk dapat makanan dan pendidikan gratis. Tapi saya kira orang tuanya tidak dikasih tahu bahwa anaknya akan dibujuk masuk Islam, tinggalkan bahasa dan budaya orang tuanya, untuk menjadi "sama" dengan mayoritas penduduk Indonesia yang Muslim. Setahu saya, pemerintah tidak peduli pada asal usul anak yang masuk "panti asuhan", karena anak itu sudah diserahkan orang tua, jadi pemerintah bersikap EGP.

Kita mengutuk orang kafir atas perbuatannya mengganggu keluarga dan budaya orang lain. Tapi kita tidak mau introspeksi dan berpikir apakah kita lebih baik dari mereka.
-Gene Netto

How The US Stole Thousands Of Native American Children
https://www.youtube.com/watch?v=UGqWRyBCHhw

29 October, 2019

Stres Diancam Dicerai Suami, Ibu Gelonggong Anak hingga Tewas

Mau katakan apa? Di mana dan kapan 100 juta orang tua di Indonesia pernah dilatih menjadi orang tua? Hampir semua anak SD akan menjadi dewasa dan menikah. Apakah ada pelatihan sejak SD untuk melakukan salah satu tugas yang paling penting bagi umat manusia, yaitu menjadi "orang tua"? Atau dianggap pasti bisa akalin sendiri? Cukup kasih izin nikah saja dari KUA, dan simsalabim, bisa mengerti sendiri cara menjadi orang tua? Pelatihan tidak perlu?

Anehnya, kalau mau sebatas "membawa motor atau mobil", harus belajar, latihan, ujian, dan dapat IZIN dari pemerintah, yang wajib diperbarui secara rutin. Dan SIM itu wajib dibawa untuk buktikan pernah dilatih dan punya izin. Saking bahayanya "membawa motor". Tapi kalau mau menjadi seorang ibu atau bapak, yang sanggup merusak, menganiaya, membuat trauma, atau bahkan membunuh manusia lain (anaknya), maka ternyata tidak perlu latihan atau ujian apapun. Apalagi izin! Kasihan anak Indonesia yang tidak pernah menjadi prioritas pemerintah.
-Gene Netto

Stres Diancam Dicerai Suami, Motif Ibu Gelonggong Anak hingga Tewas
2019/10/25 Hilda Hayatun Nufus – detikNews. Jakarta - Seorang balita ZNL (2,5) tewas setelah digelonggong air galon oleh sang ibu, NP (21). NP mengaku menyiksa anaknya hingga tewas lantaran stres diancam akan diceraikan oleh sang suami.
"Istrinya stres diancam diceraikan apabila anaknya ini dalam kondisi kurus, tidak bisa gemuk," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Irwandhy Idrus di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (25/10/2019). Karena ancaman sang suami, NP menjadi tertekan hingga mengambil jalan pintas untuk 'menggemukkan' anaknya dengan cara digelonggong air minum.

Rekam Jejak Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang yang Tak Meyakinkan

Anak Indonesia butuh perlindungan dari kekerasan. Sayangnya, Menteri Perlindungan Anak yang baru mengaku kepedulian pada anak Indonesia bukan "passion" dia. Anak butuh perlindungan, tapi menteri malah memikirkan kewirausahaan karena dia senangi bidang itu! Ternyata tidak perlu mengerti semua masalah yang dihadapi perempuan Indonesia, dan tidak perlu mengerti masalah kekerasan dan kekerasan seks terhadap anak, untuk menjadi seorang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Bisa mulai dari nol.

Sama seperti tidak perlu mengerti pendidikan untuk menjadi Menteri Pendidikan. Dan tidak perlu mengerti agama untuk menjadi Menteri Agama. Berapa banyak kementerian sekarang yang diisi oleh pemimpin yang tidak mengerti, tidak punya latar belakang di bidang itu, dan mulai dari nol? Semoga Allah SWT selamatkan anak Indonesia dari pemerintahnya sendiri.
-Gene Netto

Rekam Jejak Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang yang Tak Meyakinkan
tirto.id - I Gusti Ayu Bintang Darmawati MENGAKU ANAK BIDANG PEREMPUAN DAN "BUKAN PASSION" DIA. Perempuan kelahiran Bali 24 November 1969 ini lantas menegaskan kalau kegemarannya ada di "bidang ekonomi dan pembangunan". Gusti Ayu tahu betul dia KURANG PENGALAMAN di bidang perempuan dan anak.

Gusti Ayu direkomendasikan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Megawati ingin ada perwakilan orang Bali dalam kabinet Jokowi. Suaminya, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, juga politikus PDIP, yang menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah era Kabinet Kerja (2014-2019). Gusti Ayu mengatakan akan fokus mengembangkan kemampuan wirausaha perempuan selama menjabat Menteri PPPA. "Kalau soal kewirausahaan, otak saya sudah mulai jalan, nih."

21 October, 2019

Ayah dan Ibu Tewas Digigit Ular, Remaja 17 Tahun Jadi Tulang Punggung Adik-adiknya

Awalnya, saya hanya baca berita ini karena judulnya. Bapak dan ibu sama2 wafat digigit ular. Saya kira di waktu yang sama, tapi ternyata bapak sudah wafat 1,5 tahun yang lalu dan ibu baru wafat minggu kemarin. Kondisi itu sangat luar biasa. Setelah baca beritanya, saya hanya bisa fokus pada satu kalimat saja: "Heri mengaku sejak ayahnya meninggal dunia, ia memutuskan berhenti sekolah karena tidak ingin menjadi beban keluarga, apalagi ibunya tidak bekerja."

Ini kondisi nyata bagi anak yatim di Indonesia. Ketika pemerintah sibuk dengan pembangunan infrastruktur di mana2, anak yatim hidup dalam kesulitan. Tidak ada bantuan dari pemerintah untuk janda dan anak yatim. Anak yatim berhenti sekolah, pemerintah cuek saja. Anak yatim hidup dalam kemiskinan, pemerintah cuek saja. Ternyata anak yatim hanya bisa berharap akan dapat sedikit sedekah dari orang kaya di bulan puasa. Selain itu, mereka harus berusaha tahan hidup dalam keadaan malang. Ada jaminan masuk surga berdua dengan Rasulullah SAW bagi orang Muslim yang sayangi dan santuni anak yatim. Sayangnya para pemimpin negara yang Muslim lebih peduli pada deposito dan kekuasaan mereka.
-Gene Netto

Ayah dan Ibu Tewas Digigit Ular, Remaja 17 Tahun Jadi Tulang Punggung Adik-adiknya
Kompas.com - 18/10/2019, CIANJUR, KOMPAS.com - Heri Misbahudin (17), seorang remaja asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kini harus tampil sebagai tulang punggung sekaligus kepala keluarga bagi ketiga adiknya pasca ditinggal pergi kedua orangtuanya. Sang ibu, Nuryani (38) baru saja meninggal dunia sepekan lalu, sementara ayahnya, Maksum (45) meninggal sekitar 1,5 tahun lalu.
https://regional.kompas.com

27 June, 2019

Foto Dua Anak: Satu Divaksinasi, Satu Tidak



Foto ini asli dari tahun 1900. Kedua anak ini di Inggris kena cacar variola (smallpox) pada hari yang sama dari sumber yang sama. Yang kiri tidak divaksinasi. Yang kanan sudah divaksinasi waktu masih menjadi bayi. Setelah kena cacar variola (yang sangat mematikan, dan merusak tubuh manusia), anak yang sudah dapat vaksinasi terbukti dapat perlindungan yang kuat.
Pada tahun 1980, WHO menyatakan smallpox sudah musnah di dunia, dan tidak ada kasus lagi sejak itu. Penyakit polio hampir dimusnahkan juga, tapi karena ada beberapa wilayah yang tidak berhasil memberikan vaksinasi kepada semua bayi, masih terjadi beberapa kasus sampai sekarang.
-Gene Netto

Does This Photograph Show Two Boys, One Vaccinated, One Not, Who Were Exposed to Smallpox?
Dan Evon Published 13 June 2018 - This is a genuine photograph that was taken in the early 1900s by Dr. Allan Warner of the Isolation Hospital at Leicester in the UK. Warner photographed a number of smallpox patients in order to study the disease.
https://www.snopes.com

Dua Anak Tenggelam, Materai Sakral Siap Beraksi!

Sekali lagi. Dua anak tenggelam ketika dibawa berenang bersama gurunya. Setiap kali terjadi, materai sakral langsung beraksi untuk selamatkan para korban. Bukan korban yang tewas, tapi korban perusahaan, guru dan sekolah. Jangan sampai ada penyelidikan, atau tuntutan, atau tanggung jawab. Jangan sampai kena sanksi ratusan juta atau masuk penjara.

Cukup membujuk orang tua bertandatangan di atas materai sakral bahwa mereka tidak akan menuntut. Simsalabim, kasus itu menjadi "kecelakaan" dan "takdir". Tidak ada kelalaian. Tidak ada yang perlu bertanggung jawab.

Tidak ada pihak seperti pemerintah, polisi, atau lembaga lain yang bertindak sebagai advokat ATAS NAMA ANAK yang menjadi korban, untuk menyelidiki dan tentukan kecelakaan atau kelalaian. Materai sakral sudah menghentikan proses itu. Kenyataannya akan ada korban lagi di masa depan, cuek saja. Perusahaan, guru, dan nama baik sekolah yang perlu diselamatkan!

Bagaimana kalau beritanya berbeda, dan anak presiden yang tewas? "Dua anak presiden tewas tenggelam saat berenang dengan gurunya. Pengacara sudah datang kepada presiden dan bujuk presiden memberikan tandatangan di atas materai bahwa dia tidak akan menuntut. Presiden dikasih 5 juta sebagai tanda prihatin, dan polisi sepakat untuk tidak melakukan penyelidikan lebih dalam…."

Apakah mungkin? Rasanya sangat tidak mungkin. Tapi selama yang tenggelam adalah anaknya orang miskin, materai sakral selalu siap beraksi untuk selamatkan korban yang sesungguhnya, yaitu guru, sekolah dan perusahaan. Ini hanya kecelakaan dan tadkir. Selama hanya anak miskin yang tewas.

Hal yg sama terulang terus dan kebanyakan orang diam. Pemerintah diam, polisi diam, dan tidak ada pihak yang mau bertindak utk melindungi anak Indonesia yang akan menjadi korban besok! Kapan semua anak Indonesia akan dapat keadilan dan keselamatan yang sama dgn anaknya orang elite?
-Gene Netto

Dua Pelajar Tewas Tenggelam di Kolam Renang Pasuruan
Sabtu 22 Juni 2019, Muhajir Arifin – detikNews
https://news.detik.com

11 June, 2019

Anak Anda Laki Atau Perempuan, Atau…?

Komunitas transgender di Inggris makin terlihat di sekolah. Di kota Brighton, Inggris, anak sekolah dikasih stiker untuk ditempelkan di baju, yang menunjukkan kata ganti (pronoun) yang boleh dipakai. Seorang anak yang dianggap "laki" biasanya disebut "he" (dia, laki-laki), dan perempuan "she" (dia, perempuan). Tapi sekarang, dengan adanya banyak anak transgender, he dan she dinilai penuh diskriminasi (karena mereka tidak mau dianggap laki atau perempuan sesuai kondisi kelamin atau biologis). Jadi siswa lain disuruh menggunakan istilah "they" (mereka) daripada he atau she. Dan setiap siswa dinilai berhak tentukan sendiri jenis kelaminnya (atau tidak pilih salah satunya, atau boleh diganti kapan saja).

Kalimat "he is reading" (dia membaca) harus diucapkan "they are reading" (mereka membaca). Dan kalau anak transgender itu disebut "he" daripada "they" maka bisa menjadi perkara hukum. Dianggap sebagai penghinaan yang serius, dan ada kasus seorang guru dipecat tahun kemarin karena ketika membicarakan seorang kelompok anak perempuan yang duduk bersama, dia secara spontan mengatakan, "Good work GIRLS!" Lalu seorang anak transgender melaporkan guru itu, karena dia "merasa sebagai pria" padahal tampil sebagai anak perempuan.

Hal ini membingungkan sebagian orang tua dan guru di sana, dan kalau mereka protes, dianggap mereka yang salah, karena anak tidak boleh "dipaksakan" memiliki suatu jenis kelamin, dan boleh diganti kapan saja, semaunya anak itu. Ini kondisi nyata di negara barat sekarang, yang harus dihadapi oleh orang tua dan guru.
-Gene Netto

School Pupils In Brighton Given Pronoun Stickers To Help Transgender Children
Eleanor Busby Education Correspondent Tuesday 2 April 2019
https://www.independent.co.uk

Kunci Kebahagiaan: Hubungan Yang Baik Dengan Orang Lain

Sebuah studi yang berlangsung selama 75 tahun mencari kunci kebahagiaan di dunia. Dimulai pada tahun 1938, dengan 724 orang, yang di antaranya 60 masih hidup sampai sekarang. Setelah dipantau selama puluhan tahun, penelitian itu mencapai kesimpulan ini: "Hubungan yang baik antara kita dengan orang lain (keluarga, teman, tetangga, dsb.) membuat kita lebih bahagia dan lebih sehat.
Jadi orang yang sibuk mengejar kekayaan besar, karena mengira akan lebih bahagia kalau bisa lebih kaya, sangat salah paham. Ternyata hubungan antar manusia yang menjadi kunci kebahagiaan dan kesehatan.

A 75-Year-Long Study Just Revealed The Key To Happiness, And Most Of Us Are Getting It So Very Wrong.
This study, which is considered the longest ongoing study on human happiness, started at Harvard University in 1938 with 724 men, 60 of whom are still alive today. After decades of observation, one of the study's leaders, Robert Waldinger, came to this conclusion: "Good relationships keep us happier and healthier," he stated in a TED Talk on the subject.
https://www.upworthy.com

09 June, 2019

Satu Dari Sepuluh Orang Di Inggris Punya Bapak Yang Bukan Bapak Sebenarnya

Di negara2 barat sekarang, ada tes DNA yang bisa dilakukan oleh siapapun secara umum, dan makin banyak dilakukan oleh dokter juga utk cek apakah seorang anak terancam kena penyakit genetik dari orang tuanya. Ketika dokter tes anak, ibu dan bapak, dalam 1 dari 10 kasus, ternyata gen si "bapak" tidak sama dgn si anak, alias, dulu ibunya selingkuh, dan bapak sebenarnya adalah seorang pria yang lain, dan bukan bapak yang membesarkan anak itu di rumah (tanpa sepengetauhan semuanya selama ini). 

Menjadi perkara privasi bagi dokter sekarang, karena di satu sisi ada UU hak privasi yang mengatakan dokter tidak boleh berikan informasi medis kepada pihak lain. Tapi di sisi lain, kalau kita punya bapak yang "berbeda" dan mungkin punya saudara yang gennya sama dgn kita (dari bapak itu) tapi kita belum pernah kenal, apakah dokter harus memberi tahu?
Di dalam kasus2 ini, ada ibu yang tahu suaminya bukan bapak dari si anak itu (karena dia selingkuh), dan dalam kasus lain, ibu juga tidak tahu karena dia berhubungan dgn beberapa pria di waktu yg sama, lalu anggap si A adalah yang membuatnya hamil, padahal si B. Ini hasil dari perzinaan di negara2 barat, yang dianggap "bukan masalah" oleh mereka, karena tidak ada lagi pendirian agama yang kuat untuk menolak kebiasaan itu.

Semoga umat Islam terjaga terus agar tidak mengalami kondisi seperti ini.
-Gene Netto

Up To One In TEN Britons "Don't Know Who Their Real Father Is"
Health boss reveals shocking statistic from DNA tests for hereditary illness- and doctors DON'T reveal truth to patients.
Genetic tests are revealing one-in-10 people in the UK have a different father
Ian Cumming, chief executive of Health Education England, exposed the finding
Families currently are not told if a child has a different father
https://www.dailymail.co.uk

Mahasiswa Hamili Gadis di Bawah Umur, ternyata Adik Kandungnya

Islam punya banyak aturan tentang keluarga, dan sangat utamakan persaudaraan. Ada sebabnya. Kasus seperti ini HANYA bisa terjadi karena keluarganya pecah dan hubungan persaudaraan tidak dianggap penting lagi.
Seorang bapak menikah, punya anak, lalu tinggalkan keluarga pertama, menikah lagi, dan punya anak lagi. Lewat sekian tahun, anak dari pernikahan pertama kenal seorang perempuan lewat facebook. Dipaksa berhubungan, dan perempuan itu menjadi hamil. Setelah menjadi perkara polisi, baru ketahuan bapak perempuan itu juga bapak anak laki itu (beda ibu). Di Indonesia, isteri yang pertama bisa ditinggalkan begitu saja, dan seorang bapak tidak punya tanggung jawab utk membiaya kehidupan bagi anaknya sendiri, dan boleh putus hubungan secara mutlak kalau mau. Padahal setiap anak punya hak untuk mengenal anggota keluarganya, kakek neneknya, sepupunya, dsb.
Ketika ajaran Islam diabaikan, kerusakan muncul di tengah masyarakat.
-Gene Netto

Mahasiswa Hamili Gadis di Bawah Umur, ternyata Adik Kandungnya, Kenalan via Facebook
Kamis, 30 Mei 2019 17:37 TRIBUN-MEDAN.com - IN (21), seorang mahasiswa asal Maleber, Ciamis terpaksa harus mendekam di penjara karena dilaporkan ke polisi telah menghamili anak di bawah umur. “Selama ini mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah tahu kalau tersangka dan korban tersebut adik kakak, saudara kandung beda ibu," ujar AKBP Bismo Teguh Prakoso.
http://medan.tribunnews.com

Pemprov Papua Habiskan Rp 4 Triliun Bangun Venue PON XX 2020

Kata rakyat miskin di Papua:

"Pak, tolong bangun venue olahraga!! Kami miskin, rawan penyakit, tidak dapat pendidikan, dan cepat mati! Tolong bangun venue olahraga agar kami bisa mati dalam keadaan senyum melihat gedung besar yang dibanggakan negara! Tolong pak. Jangan biarkan kami mati di usia tua dalam keadaan terdidik dan sejahtera! Segera kasih venue olahraga!!"
-Gene Netto

Sejak 2017, Pemprov Papua Habiskan Rp 4 Triliun Bangun Venue PON XX 2020
Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi Kompas.com - 03/05/2019,
JAYAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua hingga kini sudah mengeluarkan anggaran Rp 4 triliun untuk membangun dan memperbaiki sejumlah venue yang akan digunakan pada PON XX 2020 di Papua. "Sejak 2017 hingga 2019 ini sudah lebih dari Rp 4 triliun yang dianggarkan untuk vanue," ujar Kepala Bappeda Provinsi Papua, Muhammad Musaad, di Jayapura, Jumat (3/5/2019).
https://regional.kompas.com

29 March, 2019

Sandi Habiskan Rp 1,4 Triliun Untuk Kampanye, Anak Yatim Masih Lapar dan Miskin

Menyedihkan. Siap habiskan 1,4 Triliun untuk dapat jabatan dunia. Tapi kalau ada yang minta triliunan rupiah untuk anak yatim, saya yakin Sandi dan elit politik yang lain akan menolak. Anak yatim dianggap tidak bermanfaat di dunia ini. Mereka lemah, dan juga bukan pemiliih. Jadi kalau kejar kekuasaan dunia, apa gunanya habiskan dana besar untuk anak yatim?

Banyak pemimpin elit sangat mirip. Punya kekayaan besar yang dipakai untuk mengejar kekuasaan dunia. Walaupun agamanya dinilai "bagus" (rajin shalat, berakhlak baik, dsb.), tetap saja yang dikejar adalah dunia. Dan di akhirat mereka harus bertanggung jawab atas harta itu; ditanyakan dari mana dapatnya (halal 100%?) dan ke mana belanjanya. Lalu mereka akan dihakimi oleh Allah SWT.

Kalau saya adalah orang kaya yang ingin menjadi pemimpin, saya akan coba melakukan suatu hal yang unik. Selama tidak melanggar aturan, saya akan umumkan bahwa dana sekian triliun akan disumbangkan kepada anak yatim sesudah pemilu! Lalu saya akan kampanye secara sederhana, tanpa keluarkan banyak dana. Tidak sebarkan spanduk, stiker, kaos, iklan tivi, tidak pasang panggung, dsb. Cukup saya datang, bicara, dan janjikan harta dan ilmu saya utk kemajuan negara.

Lalu saya akan MOHON DOA DARI ANAK YATIM agar negara ini dapat pemimin yang terbaik, walaupun bukan saya! Doa anak yatim itu sangat luar biasa, dan lebih bermanfaat bagi seorang pemimpin Muslim daripada jabatan dunia.
-Gene Netto

Sandiaga Sudah Habiskan Rp 1,4 T untuk Dana Kampanye
Rabu, 27 Mar 2019 Fadhly Fauzi Rachman – detikFinance, Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno telah menghabiskan dana hampir US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun (kurs Rp 14.000) untuk Pilpres 2019. "Nilai (kekayaan) menurun secara signifikan pada 2018. Saya kehilangan mungkin sepertiga dari kekayaan bersih saya," kata Sandiaga sambil menyebut telah menghabiskan sekitar 100 juta dolar untuk kampanye. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Agustus lalu, kekayaan Sandiaga sebesar Rp 5 triliun.
https://finance.detik.com

28 March, 2019

Apa Peran Saya Di Sebuah Grup?

[Komentar]: Saya kecewa dengan grup ini!

[Gene]: Grup ini adalah sebuah komunitas online. Bukan sebuah website di mana "pemiliknya" bertanggung jawab atas kontennya, spt situs berita. Yang datang ke sini dan mengharapkan orang lain akan "memberi" terus salah paham makna dari "komunitas". Dalam sebuah komunitas, setiap individu seharusnya bertanggung jawab sendiri, dan tidak ada pemiliknya yang harus beri terus. Jadi yang merasa kurang puas dengan isinya grup ini (atau grup lain) punya tanggung jawab sendiri untuk berikan isi yang bermakna.

Begitu juga sebuah sekolah. Seharusnya menjadi sebuah komunitas. Malah banyak siswa bilang sekolah mirip penjara. Dari masuk sampai pulang, siswa dipaksakan bersikap pasif, dan hanya boleh terima. Aturan sudah dibuat, terpaksa diterima, jangan berani melawan atau berbeda pendapat. Semua yang diberikan berasal dari atas. Dari pemerintah, dari guru, dari buku teks, dan lain-lain, dan tidak ada banyak kesempatan utk memberikan masukan sendiri. Harus diam dan taat dengan sistem yang berlaku. Bersikap pasif, lalu pulang dan komplain.

Yang masuk di sebuah grup dan komplain mungkin sudah terindoktrinasi dari perannya sebagai siswa di sekolah dulu. Bergabung = menunggu diberikan oleh yang lain (yang di atas). Seharusnya masuk grup = menjadi bagian dari komunitas = berusaha memberikan ide dan info yang terbaik untuk kemajuan bersama. Jadi kalau kecewa dengan sebuah grup, coba angkat cermin dan periksa diri sendiri. Lalu evaluasi peran anda sebagai guru di sekolah dan orang tua di rumah.

Apa anda lebih banyak berusaha "membangun komunitas" di mana anak2 punya peran yang aktif, dan ikut bertanggung jawab atas hasil yang dicapai? Atau lebih banyak membangun "penjara" di mana anda yang memberi terus, anda yang membuat semua aturan, anda yang berkuasa mutlak, dan yang di bawah anda tidak punya peran selain terima dan taat saja?

Kalau mengharapkan perubahan dalam sebuah grup, keluarga, sekolah, kota, negara, atau bahkan dunia, coba mulai dengan memahami peran anda sendiri sebagai anggota komunitas tersebut. Menjadi aktif dan memberi terus, bukan menunggu diberi oleh yang lain. Lalu mendidik semua teman agar mereka paham juga, dan ajak semuanya bersatu untuk kemajuan bersama. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

02 March, 2019

Pemuda Mau Bunuh Diri, Penonton Merekam Dan Suruh Loncat!

Seorang pemuda berdiri di atap gedung, mau loncat dan bunuh diri. Puluhan orang berkumpul di bawah, dan sambil ketawa2, mereka keluarkan HP, ambil foto dan video, dan suruh dia loncat. Satu orang naik ke atap gedung. Dikira akan menolong. Ternyata HANYA ingin ambil foto dan video dari DEKAT. Ini kualitas masyarakat Indonesia sekarang?
Semua orang yang berkumpul di bawa itu punya orang tua, guru sekolah, guru agama, dan menjadi bagian dari komunitas. Kenapa mereka tidak punya rasa empati terhadap manusia lain? Apakah tidak pernah diajarkan? Siapa yang mau bertanggung jawab terhadap kualitas masyarakat Indonesia? Para pejabat sibuk korupsi dan kejar pencitraan. Orang tua sibuk mencari uang karena biaya hidup mahal. Guru sibuk dengan beban administrasi dan banyak ujian. Dan guru agama sibuk membahas fiqih dan teori saja. Menjadi tanggung jawab siapa untuk memperbaiki kualitas masyarakat?
-Gene Netto

Banyak yang Merekam tetapi Tak Menolong, Ini Fakta Kasus Mahasiswa Bunuh Diri di Lampung
Michael Hangga Wismabrata Kompas.com - 23/02/2019, KOMPAS.com — Video rekaman seorang pemuda asal Lampung Selatan, TS (21), yang bunuh diri dengan cara melompat dari sebuah gedung swalayan di Kota Bandar Lampung, Jumat (22/2/2019), menjadi viral. Namun, apa yang terekam dalam video itu menimbulkan keprihatinan karena orang yang melihat peristiwa itu memilih untuk merekam TS saat melakukan bunuh diri dan tak membantu TS untuk mengurungkan niatnya. Menurut ahli hukum, membiarkan seseorang yang hendak bunuh diri melanggar undang-undang yang diatur dalam Pasal 531 KUHP.
https://regional.kompas.com


13 February, 2019

Siswa Tantang Guru: Berita Besar! Kekerasan Terhadap Anak: Tidak! Kenapa?

Ada berita kekerasan terhadap anak Indonesia setiap hari. Diperkosa, disodomi, atau dibunuh, oleh orang dekat yang dikenal. Tapi yang jadi pembahasan seluruh negara adalah satu siswa yang tidak sopan pada gurunya di kelas. Ketika anak Indonesia menjadi korban kekerasan terus, tapi masyarakat lebih fokus pada “kesopanan”, mungkin perlu introspeksi ttg peran “budaya timur” yang dibanggakan terus. Sibuk pedulikan kesopanan dan muka orang dewasa, di saat anak Indonesia menjadi korban kekerasan setiap hari.

Ibaratnya rakyat Indonesia berada di kapal Titanic, penumpang sibuk mengeluh ttg kapten dan krew yang teriak dengan kasar karena keadaan darurat. Orang berbudaya timur yang menjunjung tinggi kesopanan dan hormat diri tidak mau terima. Tidak mau diperhatikan bahaya terhadap semua anak di situ. Sopan dan santun yang penting, bukan nyawa anak orang lain. Kalau ini hasil dari sistem pendidikan dan “budaya timur”, kenapa mau dilestarikan? Berapa anak Indonesia perlu mati dengan sia-sia sebelum orang dewasa mau berubah?
-Gene Netto

Cekcok dengan Istri, Ayah Tiri Banting Anak hingga Tewas (Depok)
Minggu 10 Februari 2019, Mei Amelia R - detikNews
https://news.detik.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...