Assalamu'alaikum wr.wb.,
Amina Wadud, orang sesat yang menjadi terkenal karena memimpin shalat jumat di New York beberapa tahun yang lalu, telah kembali ke Indonesia dan memberikan kuliah di sini. Dia seorang perempuan, tetapi menjadi Imam shalat jumat waktu itu, dan berdiri di depan laki-laki. Para jemaah, laki dan perempuan berdiri bersebelahan (jadi juga ada perempuan di barisan paling depan), dan banyak perempuan tidak menutup auratnya. Menurut Amina, perempuan juga boleh menjadi Imam bagi kaum pria!
Setelah mendapat info dari teman bahwa dia ada di sini, saya mencari namanya di internet, dan dapat info bahwa dia telah memberikan kuliah di beberapa tempat, termasuk UIN Ciputat. Katanya dia sedang berada di indonesia untuk melakukan riset (dan juga memberikan ceramah).
Saya belum lihat info ini di berita nasional (Kompas, Republika), dan juga belum lihat tanggapan dari ormas Islam. UIN Ciputat sungguh rusak sekarang. Rektornya orang liberal, dan tamu pembicara juga orang liberal dan sesat.
Berapa lama lagi sampai lulusan UIN harus daftar sebagai anggota JIL sebelum boleh dapat gelar sarjana? Sudah ada cukup banyak orang sesat di Indonesia, kenapa harus mengimpor lebih banyak lagi?
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Kuliah Umum "Jender, Seni dan Tasauf" oleh Dr. Amina Wadud
KAMIS, JULI 23 , 2009
Dr. Amina Wadud menjadi muslim berdasarkan pilihan, mengikrarkan syahadat pada tahun 1972. Lahir dan besar di Maryland, Amerika Serikat, ayahnya seorang pendeta Kristen Metodis, dan ibunya merupakan keturunan kalangan budak yang beragama Islam. Selama menempuh pendidikan doktor, Amina belajar bahasa Arab dan studi Quran di Kairo. Dia meraih gelar master dan doktor dalam Studi Quran dan Bahasa Arab dari Universitas Michigan spesialisasi studi dan tafsir Quran.
Amina telah menekuni karir intelektualnya selama tiga dekade di empat puluh negara; periset tamu di Harvard University's Divinity School, dosen di International Islamic University di Malaysia, sarjana tamu di Starr King School di Kementrian di Berkeley California, konsultan tamu di International Center for Islam and Pluralism (ICIP) di mana ia melakukan riset tentang Tradisi-tradisi Etik Islam dan Jender. Ia menulis tiga buku termasuk Qur'an and Woman: Re-Reading the Qur'an from a Woman's Perspective—telah diterjemahkan lebih dari setengah lusin bahasa dunia termasuk bahasa Indonesia. Buku terakhirnya: Inside the Gender Jihad: Women's Reform in Islam.
Dalam Festival Salihara 2009, Amina Wadud akan membawakan tema "Jamal", Keindahan Feminin dari Ilahi: Jender, Seni dan Tasauf. Dia akan mengulas dua artibut Ketuhanan: yang maskulin (jalal) dan yang feminin (jamal) dalam ranah Tauhid: konsep keesaan Tuhan. Bagi Amina, tradisi Tasawuf Islam lebih menekankan pada aspek keindahan Allah atau atribut-atribut yang feminin, seperti Mahapenyayang, Mahapengasih, Mahapengampun, dan Mahaindah. Sedangkan tradisi Fiqh dan Kalam lebih fokus pada aspek keperkasaan Allah seperti Mahakuasa, Mahapemarah, Mahapenghakim.
Di tengah kerumitan aspek spiritualitas dan identitas saat ini, kuliah ini akan mengajak pemeluk beragama untuk menanggalkan atribut-atribut itu dan menggantinya dengan atribut yang membuat kita aman dan memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan planet ini. Lebih-lebih bagi kaum muslim dan agama Islam yang tengah menerima citra negatif melalui tindakan-tindakan destruktif dari “muslim-teroris”; mereka yang kehilangan ruh kasih-sayang, cinta dan ampunan dalam pemahaman dan perbuatan mereka.
Dr. Amina Wadud akan menyampaikan kuliah umumnya dalam bahasa Inggris, dengan terjemahan langsung dalam Bahasa Indonesia. Acara ini akan diselenggarakan pada hari Minggu 26 Juli 2009 pukul 19:00 WIB di Teater Salihara. Terbuka untuk umum dan gratis! Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Guntur di 0815-1319-1313 atau kunjungi www.salihara.org.
Sumber: salihara.org
********
Lihat juga:
Amina Wadud: Perempuan Miliki Peran dalam Islam Progresif
Reporter: Irma Wahyuni
Syahida Inn, UINJKT Online – Aktivis Gender Berkeley USA Prof Dr Amina Wadud menyatakan tentang persamaan derajat kaum perempuan dan laki-laki di mata Tuhan sebagai seorang manusia. Ia mengatakan perempuan miliki peran yang sama dalam membangun Islam progresif.
“Perempuan dan laki-laki memiliki persamaan dalam perspektif sosial. Perempuan juga punya peran penting dalam membangun islam yang lebih progresif,” ujarnya kepada UINJKT Online di sela acara International Conference, Debating Progressive Islam: A Global Perspective yang digelar UIN Jakarta di Gedung Syahida Inn pada hari ketiga, Senin (27/7).
Sumber: uinjkt.ac.id
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment