Senin, 13/07/2009 21:07 WIB
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Pekanbaru - Nasib apes menimpa Kamaruddin, bocah usia 9 tahun yang ikut dalam sunatan massal. Dalam khitanan itu rupanya dia mengalami kecelakaan fatal yakni alat bedah laser yang digunakan dokter telah memotong kepala kelaminnya.
Bocah itu kini terbaring lemas di ruangan Flamboyan, RS Awal Bros, Pekanbaru. Kamaruddin merupakan warga Kecamatan Belilas, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau.
"Kamaruddin dirujuk ke tempat kita akhir pekan lalu. Waktu dirujuk kondisinya sangat parah karena air seninya yang keluar bercampur darah ini akibat luka di bagian ujung penisnya," kata Humas RS Awal Bros, Nasrul Edy kepada wartawan, Senin (13/07/2009) di Pekanbaru.
Menurut Edy, sebelum dibawa ke Pekanbaru, Kamaruddin ini sempat di rawat di
RSUD Inhu, di Rengat. Di rumah sakit tersebut, tim medis sempat melakukan
pengobatan berupa penjahitan bagian ujung kelaminnya yang putus. Hanya saja upaya penyambungan itu ternyata tidak maksimal. "Karena itu di tempat kita Kamaruddin menjalani operasi ulang penyambungan alat ujung kelaminnya yang terputus," kata Edy.
Edy menyebutkan, pihaknya telah melakukan operasi penyambungan tersebut. Mengingat pasien usianya belum dewasa dimungkinkan penyambungan alat
kelamit yang terputus itu bisa berhasil.
"Yang menjadi persoalan apakah nanti kelaminnya bisa berfungsi atau ereksi
kembali, itu yang belum bisa kita pastikan," kata Edy.
Sementara itu, orang tua Kamaruddin, Abdul Wahab kepada detikcom menceritakan, sunatan massal itu digelar oleh Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Riau dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional ke-16 tahun 2009. Sunatan massal itu dipusatkan, di Kantor Kecamatan Belilas Kabupaten Inhu, pada Senin lalu (7/07/2009).
"Waktu disunat, saya berada di sebelah anak saya. Dokternya yang menyunat
anak saya masih muda namanya Supri,” kata Abdul Wahab.
Masih cerita Abdul Wahab, ketika memotong kulit kelamin itu, ternyata Kamaruddin langsung menjerit sekuatnya. Kamaruddin menangis sejadi-jadinya.
Dokter yang melakukan sunatan dengan menggunakan alat pemotong leser itu
langsung terlihat panik.
“Astaghfirloh. Maafkan saya pak. Anunya ikut terpotong,” kata dokter Supri dengan nada gemetar seperti ditirukan Abdul Wahab.
Wahab yang saat itu juga turut panik melihat anaknya terus menangis serta
wajahnya yang pucat kembali bertanya pada dokter tersebut. "Apanya yang
terpotong Pak Dokter," tanya Wahab. Lantas dokter yang menyunat juga
terlihat pucat menjawab, "Kepala burungnya ikut terpotong pak," kata
dokter.
Mendapat jawaban seperti itu, Wahab lantas bingung dan tak mengerti harus
bertindak apa. "Saya panik tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya
berpikir bagaimana nasib anak saya," kata Wahab yang kesehariannya buruh
perkebunan kelapa sawit.
Karena dokter telah salah potong, situasi sunatan massal pun geger. Padahal
waktu itu ada 170 anak saat libur sekolah yang ikut sunatan. Gara-gara
satu orang telah menjadi korban keteledoran seorang dokter, akhirnya sunatan
massal itu pun dihentikan. Saat itu baru 70 anak yang sudah disunat dan 100
bocah lainnya dibatalkan.
"Saya hanya bisa berdoa, semoga anak saya bisa sembuh dan normal kembali,"
kata Wahab. (cha/anw)
Sumber: Detiknews.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kok bisa..
ReplyDeletejadi bertanya-tanya...(*sambil mikir)
dokter yang mensunat jangan2 belum pernah disunat, jadi tidak tahu mensunat yang benar??!!!
:D:D:D
Mungkin dokternya masih baru.
ReplyDeleteMungkin pasien bergerak banyak.
Nggak tahu deh, tetapi kayanya hal yang sama tidak terjadi kalau menggunakan pisau.
Berarti sunat pakai laser berbahaya sekali karena bisa merusak alat kelamin anak itu. Kalau ternyata kepalanya tidak bisa dipasang kembali, atau bisa dijahit tetapi ternyata darah tidak mengalir dengan semestinya, bagaimana masa depan anak itu? Bagaimana dia bisa menikah nanti? Isteri mana yang mau suami seperti itu?
Apalagi kalau orang tuanya anak itu miskin. Tidak mungkin ada operasi plastik untuk membantu dia kalau dana tidak ada.
Kasihan sekali. Seharusnya dokter yang belum ahli pakai laser dilarang menggunakannya.
Dulu ada teman dokter yang ajak aku ikuti acara sunat. Katanya mau melatihkan aku biar bisa sunat juga. Katanya gampang sekali, dan bisa dipelajari dengan mudah. (Akhirnya aku tidak ikut, jadi tidak belajar).
Ternyata, ada risiko yang cukup besar, dan seharusnya yang mengerjakan bisa bertanggung jawab. Kasihan sekali anak itu.
Tetapi seperti semua berita yang lain, setelah 1 minggu akan ada berita baru ttg korban dokter berikut dan kita semua akan lupa. Anak itu akan dibiarkan menderita sendiri seumur hidup tanpa ada yang peduli pada nasibnya.
Itu yang biasanya terjadi....
Tapi kan dunia ke dokteran sudah jauh lebih maju, semoga ada solusinya buat si anak itu.
ReplyDeletekatanya kalau pakai 'laser' bisa mengurangi sakit?? ada efek sampingnya juga ternyata.
waktu adik saya di sunat, masih ke tukang sunat biasa, dan aman,
kalau orang sunda, biasanya anak lelaki disunat usianya antara 5-7 tahun, sebelum sekolah, masih kecil2 sudah harus sunat.
>>>sebenarnya saya engga ngerti dunia persilatan..eh persunatan<<<<<
iiih ngeri banget aku gak berani baca. hemmmm Jgn pernah terjadi pada keluarga kita.
ReplyDeleteklo barang yg satu itu gak bisa tergantkan oleh uang berapapun. 1 trilluan uangpun takkan cukup untuk penggantinya.
bahkan 1000 penis sisntetispun gak bakal bisa menggantikan fungsinya.
semoga semuanya baik2 saja.
wassalam