Suatu usaha yang cukup baik dari pemuda Indonesia. Tapi dalam
“Kompetisi Pemerkosaan Bergilir Terhadap Anak Indonesia”, rekor masih dipegang
oleh 14 Pemuda di Kendari, Sulawesi Tenggara (10 Des 2014), dan nomor dua
adalah 13 Siswa SMA, Serang, Banten (22 Nov 2014). Pemerkosaan bergilir oleh 10
pemuda belum bisa memecahkan rekor. Tapi masih banyak anak perempuan di Indonesia
yang belum diperkosa bergilir, jadi masih ada banyak waktu bagi remaja laki-laki
Indonesia yang belum diajarkan untuk menghormati perempuan oleh orang tuanya,
gurunya dan semua orang dewasa di sekitar mereka. Jadi masih ada kesempatan
bagi remaja laki-laki yang belum sempat ikut kompetisi ini.
Anak Indonesia bisa aman di mana?
-Gene
Siswi SMP Di Palembang Diperkosa 10 Pemuda, 2 Temannya Tak
Berdaya
Reporter : Irwanto | Selasa, 25 Agustus 2015
Merdeka.com - Nasib malang dialami seorang siswi
yang masih duduk di bangku SMP di Palembang berinisial IP (14 tahun). Dia
menjadi korban perkosaan dilakukan sepuluh pemuda. Peristiwa itu bermula saat
korban dijemput dua teman laki-lakinya buat menonton organ tunggal, tak jauh
dari rumahnya di Palembang, Jumat (21/8) malam. Sampai di tempat tujuan, korban
bertemu dengan sepuluh pelaku, sebagian dikenal korban.
Tanpa diduga, para pelaku mencekoki korban dengan minuman
keras. Melihat IP mabuk berat, sepuluh pelaku itu lantas menggotongnya ke
belakang sebuah gedung sekolah, tak jauh dari acara hiburan. Di sanalah korban
digilir para pelaku. Setelah puas, para pelaku menyuruh teman korban
mengantarkannya pulang.
"Waktu pulang itu, saya curiga dengan pakaian anaknya yang kacau. Celananya robek dan seperti tak sadarkan diri," kata NR, ibu korban. Dua teman IP yang menjemput buat menonton organ tunggal, berinisial ML dan ID, mengetahui peristiwa itu. Namun saat kejadian mereka tidak bisa berbuat apa-apa lantaran dihalangi oleh pelaku. http://www.merdeka.com
"Waktu pulang itu, saya curiga dengan pakaian anaknya yang kacau. Celananya robek dan seperti tak sadarkan diri," kata NR, ibu korban. Dua teman IP yang menjemput buat menonton organ tunggal, berinisial ML dan ID, mengetahui peristiwa itu. Namun saat kejadian mereka tidak bisa berbuat apa-apa lantaran dihalangi oleh pelaku. http://www.merdeka.com
No comments:
Post a Comment