Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya dapat sedekah 100 dolar US dari seorang teman. Katanya saya
bisa pakai untuk apa saja, untuk diri sendiri, atau untuk sedekah. Pas banget
karena saya lagi butuh uang. Tapi saya tiba-tiba memikirkan anak teman saya
yang anak yatim. Jadi di saat masih terima uang itu, saya langsung berniat untuk
kasih kepada anak yatim itu saja, untuk menghibur hatinya. (Kapan lagi dia bisa
pegang 100 dolar US di tangan? Hehehe. Saya sendiri yang sering keluar negeri
dan punya banyak teman kaya baru sekali itu saja, apalagi dia. hahaha)
Saya bikin janji untuk ketemu dan kasih 100 dolar itu
kepadanya. Pas melihatnya, senyumnya lebar sekali. Dipegang seperti barang antik
seolah-olah takut “pecah” atau jadi rusak. Dia tidak percaya semuanya mau
dikasih kepada dia, dan kira harus dibagi sama saya juga. Saya menolak. Buat
dia semua. Saya bilang, nanti insya Allah ada lagi buat saya. Saya sarankan
agar dia simpan dulu, dan jangan langsung dibelanjakan. Tapi dia malah
tunjukkan sepatu yang dia pakai yang “kebetulan” sudah rusak. (Apakah ada
kebetulan di dunia ini?) Jadi sepertinya sudah menjadi takdir dia untuk dapat
uang agar bisa beli sepatu baru. Jadi kami pergi lihat sepatu dulu.