Seorang calon wakil presiden. Seorang mantan gubenur Bank Indonesia. Harta naik 3 milyar per tahun, dan sekarang adanya 22 milyar. Seorang Muslim. Dan… belum naik haji?
Pertanyaan saya cuma satu:
Apakah ini orang yang paling layak untuk menjadi wakil atas 200 juta orang Muslim di Indonesia selama 5 tahun ke depan?
Awalnya, PKS menolak Boediono. Diharapkan cawapres untuk SBY diambil dari partai Islam, untuk mewakili ummat Islam di dalam kepemimpinan negara. Lalu PKS berubah dan menerima Boediono. (Partai Islam lain lebih banyak diam dan PKS saja yang berprotes paling banyak).
Ada isu tentang shalat dan keimanan. PKS mengatakan shalat Jumat saja bukan cermin atas kualitas keimanan seseorang, jadi orang yang ketahuan shalat Jumat belum tentu bisa dikatakan “beriman”. Lalu PKS berubah dan menerima Boediono.
Ada isu neo-liberal. Beberapa kalangan menolak Boediono dengan mengatakan dia mendukung pemikiran neo-liberal. Lalu PKS menerima Boediono dan mengatakan dia bukan orang neo-liberal.
Ada isu jilbab. Ada yang berkomentar tentang SBY dan Boediono yang isteri-isterinya tidak memakai jilbab. Lalu PKS membela dan menerima wanita yang tidak berjilbab itu dengan mengatakan apabila seseorang memakai jilbab, apakah masalah ekonomi menjadi selesai?
Sekarang, saat berkunjung ke pesantren, Pak Boediono diajak membahas kewajiban Haji oleh Kyai setempat. Kata Pak Kyai Maruf Al Hasaniyah di Pasuruan, “Sebagai Muslim, Pak Boediono, saya berharap [anda] naik haji ketika terpilih.”
Jawaban dari Pak Boediono:
“Perilaku dan amal harus mencerminkan seorang haji, Insya Allah saya dan istri pada waktunya dan saat pas di hati, kita akan memenuhi rukun Islam itu.”
(Dan sekarang kita bisa tunggu saja dan melihat apakah PKS dan partai Islam lain juga akan mengatakan bahwa seorang Muslim dengan harta 22 milyar yang belum mau melakukan haji juga bukan masalah, dan mereka akan menerima Boediono lagi).
Pertanyaan saya cuma satu:
Apakah ini orang yang paling layak untuk menjadi wakil atas 200 juta orang Muslim di Indonesia selama 5 tahun ke depan?
Sudah punya 22 milyar, tetapi tidak terpikir untuk menunaikan ibadah Haji yang diwajibkan dari Allah kepada semua orang yang beriman dan mampu.
Di dekat rumah saya, ada tukang ojek yang sudah naik haji setelah menabung bertahun-tahun. (Dan isterinya juga berjilbab). Di sini cukup banyak guru sekolah, sopir taksi, satpam, tukang bakso, dan lain-lain yang berhasil menabung uangnya dan menunaikan kewajiban ini dari Allah. Tetapi seorang calon wakil president dengan harta 22 Milyar masih merasa haji itu tidak begitu penting dan boleh ditunda-tunda sampai terasa “pas di hati”???
Dan orang itulah yang diterima oleh PKS, PAN, PKB dan PPP sebagai CALON YANG TERBAIK untuk MEWAKILI 200 juta orang Muslim, dengan tugas penting di dalam dan diluar negeri?
Astagfirullah aladzhim. Hati saya terpukul.
Dan apa yang sebenarnya yang dimaksudkan Pak Boediono dengan pernyataan ini: “Perilaku dan amal harus mencerminkan seorang haji”??
Apakah berarti bahwa calon wakil president ini ingin jujur menjelaskan bahwa perilakunya dan amalnya sekarang terlalu jauh dari yang layak sebagai seorang muslim yang sudah naik haji?
Mohon maaf, tetapi APA sebenarnya yang dia lakukan sekarang yang begitu buruk sehingga dia merasa tidak sanggup atau tidak layak melakukan ibadah haji?
Kalau seorang preman, bandar judi, pecandu narkoba, pezina, pemabok, dll. bicara seperti itu, saya kira kita semua akan maklum, dan akan berusaha untuk membujuk orang buruk itu untuk bertaubat, tinggalkan perbuatan buruknya, dan melakukan shalat, puasa dan haji sebagai kewajiban dari Allah.
Kita akan maklum kalau orang yang paling buruk di tengah kita bicara seperti itu.
Lalu apa artinya kalau seorang CALON WAKIL PRESIDEN bicara seperti itu???
Saya sungguh tidak bisa bayangkan apa yang Pak Boediono maksudkan dengan pernyataan itu. Apapun artinya, semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan hidayah kepada Pak Boediono dan membantunya untuk segera tinggalkan perilaku-perilaku buruk itu, yang dia anggap tidak pantas untuk seorang “bapak haji”, membantunya untuk segera bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT, dan segera menunaikan ibadah haji yang WAJIB bagi semua orang Muslim yang mampu, sekalipun mereka itu preman, pejudi, pezina dan lain-lain.
Allah tidak pernah menutupi pintu untuk menerima taubat dari hambanya, dan tidak pernah tutup pintu untuk menerima seorang Muslim (walaupun Muslim yang buruk) yang ingin menjalankan kewajibannya.
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Lihat juga:
PKS Tetap Tolak Boediono Jadi Cawapres SBY
PKS Ragukan Elektabilitas SBY-Boediono
Naik Rp 3 Miliar Setahun, Harta Boediono Rp 22,06 Miliar
Tifatul: PKS Dapat Kursi di Kabinet Banyak
"Kalau soal kursi, kita dapat banyak," kata Tifatul sambil tertawa. […] Dikatakan dia, PKS telah sepakat mendukung duet SBY-Boediono. "Pada dasarnya, kita bicara soal the right man on the right place untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Tifatul: PKS 100 Persen Dukung SBY-Boediono
Kiai & Ulama di Pasuruan Doakan Boediono Segera Naik Haji
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
i'm confused, politics always needs compromise.
ReplyDeleteSaya baru pikir lagi:
ReplyDeleteKata SBY, dia memilih Boediono sebagai HASIL dari shalat istiqharah. Artinya, ALLAH-lah yang memilih orang yang lalai dalam menjalankan kewajiban sebagai calon wakil presiden yang terbaik bagi kita.
Jadi, SBY dan PKS tidak bersalah. Boediono orang pilihan dari Allah untuk kita...
Terima kasih Allah...
Astagfirullah...
Bolehkah saya meneruskan link dari tulisan ini di facebook? Agar teman-taman saya dapat ikut membaca dan terbuka matanya.. Thanks..
ReplyDeleteMonggo.
ReplyDeleteFENOMENA POLITIK PENUMPANG TURUN DARI GERBONG KERETA
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb
Wah jadi geli deh menyelami wacana politik Mas Gene, kesannya kalau Mas Gene tidak matang dalam memilih dan memilah sebuah wadah perjuangan, jadi terkesan politik opportunistik.
Dulu Mas Gene bela belain untuk ikut jualan/mempromosikan tiket Kereta PKS, dengan menaruh harapan sebesar2nya pada Kereta ini, tapi akhirnya skrg Mas gene turun dari Gerbong PKS.
Kereta PKS menuju ke SuraBaYa, tapi Penumpangnya turun dari gerbong dan menuju ke JaKarta. hemm fenomena politik Penumpang Turun Gerbong.
Maaf just kidding aja!
Wassalammualaikum wr wb
ardobinardi
Assalamualaikum
ReplyDeleteMenanggapi tulisan ardo bin ardi (arif) aku jadi ketawa.
Aku masih ingat dulu Gene begitu mendukung habis PKS dengan alasan yg berakhlak baik dan banyak DR nya, bahkan saat kejadian ada kader PKS yang tertangkap di sebuah panti pijat, Gene bergeming, tetap mendukung PKS.
Dan untuk saat ini Gene berbalik mengkritik PKS.
Dalam hal ini aku mengambil sisi positifnya saja, bahwa Gene masih mau mendengar dan membaca keadaan, bahwa PKS bukanlah Partai Islam yang benar-benar berjuang sesuai dengan syariat Islam. contoh: ada politikus PKS yang marah saat SBY memilih cawapres tanpa kompromi dulu dengan PKS sebagai partai koalisi, tapi anehnya saat pendeklarasian SBY-Budiono dia datang juga, sampai pengamat politik dari golkar senyum2 melihat kehadirannya, dan Gene tidak mendukung PKS lagi.
Aku setuju dengan Amin Rais, dia tidak mau datang saat pendlekarasian SBY berbudi karena dia kecewa tidak diajak kompromi mengenai cawapres.
semoga hal ini bisa memperkaya bathin Gene Netto, bahwa yang nampaknya bagus belum tentu bagus dalamnya.
Janganlah engkau mencintai sesuatu secara berlebihan karena bisa jadi suatu waktu engkau akan membencinya, jangan membenci sesuatu secara berlebihan karena suatu waktu engkau akan mencintainya. Be wise.
Afwan kalau ada yang salah, mohon diluruskan.
wasalam
Nit