Tadi di group guru, ada link dari teman untuk nonton film
Dead Poets Society di YouTube (dengan bintang Robin Williams). Waktu saya
kuliah dulu, semua siswa (calon guru) diwajibkan nonton bersama, lalu dibahas
di dalam kelas bersama dosen. Apakah guru Indonesia sudah nonton film ini juga?
Banyak orang yang pernah nonton merasa terinspirasi. Tapi apakah guru Indonesia
bisa mendapatkan inspirasi dari film ini?
Berapa banyak guru Indonesia bisa nonton Dead Poets Society
dan merasa “tidak suka”? Untung dalam film itu tidak ada anak yang
rambutnya gondrong (definisi gondrong lebih dari 5 senti kayanya). Semua anak
rapi, seragam rapi, karena itu yang terpenting dalam proses belajar-mengajar:
kerapian. Kreativitas tidak penting. Perbedaan pendapat tidak penting. Rapi dan
seragam yang dicari. (UN adalah bentuk dari keinginan itu).
Kalau melihat perilaku Mr Keating (Robin Williams), apa bisa
menjadi contoh bagi guru Indonesia? Dia mengajak anak untuk berpikir sendiri, bukan
menghafal “jawaban yang benar” yang diberikan oleh guru. Dia menyuruh anak
sobek halaman pertama di buku teks mereka (agar bisa berpikir sendiri). Tapi
semua bentuk kerusakan adalah salah. Buku teks hampir saja sakral dan merupakan
alat yang paling penting dalam proses belajar. Guru tanpa buku teks atau LKS
tidak bisa mengajar. Dia suruh anak2 berdiri di atas meja untuk melihat dunia
dari sudut pandang yang berbeda. Tapi berdiri di atas meja tidak sopan, dan
merupakan penghinaan terhadap guru.
Dan sudut pandang yang berbeda tidak dibutuhkan di sini. Selalu
ada satu jawaban yang benar, yaitu yang disampaikan guru dan pemerintah. Pandangan
yang berbeda hanya diinginkan orang barat yang liberal, dan pemikiran seperti
itu akan merusak budaya Indonesia jadi harus dilawan.
Dia mengajak anak untuk mengikuti kemauan hatinya, sekalipun
harus melawan orang tua. Jadi ada adegan di mana seorang bapak melarang anaknya
ikut drama di sekolah, tapi setelah dinasehati Mr Keating, anak itu mengikuti
hatinya dan tetap ikut dan hal itu membuat bapaknya marah sekali dan
menghasilkan keributan besar. Bapak itu mengatakan anaknya akan ditarik keluar
dari sekolah (yang menyesatkan itu) dan pada tahun depan saat masuk kuliah akan
dipaksakan ikut fakultas yang dipilih oleh bapak. Akhirnya anak itu bunuh diri,
dan Mr Keating dipecat.
Mr Keating dihormati siswa karena membuka mata mereka dan
utamakan yang terbaik bagi mereka. Tapi apa guru Indonesia mau dihormati
siswanya, dan utamakan yang terbaik bagi mereka? Sepertinya para guru selalu
takut disalahkan guru lain, takut disalahkan orang tua, takut disalahkan
pemerintah, takut dimutasi, takut tidak bisa dapat kenaikan gaji, dan
seterusnya. Siswa tidak penting. Yang penting hanyalah mencari “kehidupan yang paling
aman bagi guru” saja. Jadi apakah guru Indonesia bisa nonton film ini dan
merasa dapat inspirasi?
Wassalam,
Gene
No comments:
Post a Comment