Anak 8 Tahun Tega Bunuh Bocah 6 Tahun Gara-gara Utang Rp 1.000
Jumat, 26/04/2013 15:39 WIB
Asep Astrajingga - detikNews
Jakarta - Hanya karena utang seribu rupiah seorang bocah 8 tahun
tega membunuh temannya. Korban yang masih berusia 6 tahun diceburkan ke galian
dan dibenamkan berkali-kali hingga tewas. "Peristiwanya Kamis 24 April
pukul 16.00 WIB," kata Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Priyo Widyanto
kepada wartawan di Mapolres Bekasi, Jawa Barat, Jumat (26/4/2013).
Priyo mengatakan, saat itu pelaku yang berusia 8 tahun bertemu dengan korban yang masih kelas 1 SD di kubangan air galian di kawasan Summarecon, Kampung Rawa Bugel, Bekasi Utara. Saat itu pelaku mendorong korban ke tanah dekat galian lalu dibenamkan berkali-kali hingga tewas.
"Korban ditagih utang Rp 1.000 oleh tersangka sambil berkata 'lu songong'
lalu tersangka melakukan aksinya," katanya. Priyo mengatakan dalam UU No 3
tahun 1997 ayat 4 diatur tentang anak-anak yang dapat diajukan ke sidang
peradilan sekurang-kurangnya berusia 8 tahun. Pelaku dapat dikenakan pasal 80
ayat 3 UU RI no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengenai sengaja
menghilangkan orang lain. (nal/nrl)Priyo mengatakan, saat itu pelaku yang berusia 8 tahun bertemu dengan korban yang masih kelas 1 SD di kubangan air galian di kawasan Summarecon, Kampung Rawa Bugel, Bekasi Utara. Saat itu pelaku mendorong korban ke tanah dekat galian lalu dibenamkan berkali-kali hingga tewas.
**************
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Anak yang bisa membunuh temannya gara-gara hutang 1.000 rupiah
seperti apa? Anak ini punya orang tua seperti apa? Punya guru sekolah seperti
apa? Punya Om dan Tante seperti apa? Punya tetangga seperti apa? Dia anggota
suatu komunitas. Dia mungkin nonton tivi (seperti sinetron) setiap hari. Apa yang
dia pelajari dalam kehidupan selama 8 tahun singkat itu yang bisa menjadikan
dia siap membunuh karena alasan sepele?
Kakak-kakak kelas dia ikut tawuran, dan siap menganiaya ataupun
membunuh siswa lain, tanpa perlu dibayar karena mereka sendiri yang mau. Dan untuk
bapak-bapak di lingkungan sekitarnya (di seluruh negara), kalau nama baik
mereka disinggung, atau suku mereka dihinakan, atau agama mereka diremehkan,
maka mereka juga cepat naik darah, keluarkan golok dan menyerang. Tidak perlu
membahas kehormatan nama, suku atau agama: kalau senggolan tanpa sengaja di
jalan saat naik motor, ada juga yang langsung keluarkan pisau!!
Apa semua ini adalah HASIL dari sistem pendidikan Indonesia? Kalau
tidak, dari mana muncul sikap “siap membunuh” yang jelas-jelas ada di tengah
masyarakat Indonesia, dari usia 8 tahun sampai usia 80 tahun? Dan kalau ini
memang merupakan hasil dari sistem pendidikan, kita perlu menunggu berapa
banyak orang dibunuh dulu, sebelum pemerintah siap mendengarkan para pakar
pendidikan, ahli psikologi anak, dan orang tua yang merasa cemas dan jenuh
dengan sistem pendidikan sekarang, yang dinilai sangat berat, tidak adil, dan
tidak cocok untuk kemajuan bangsa ini?
Apa perlu ada kasus anak TK membunuh temannya, baru pemerintah siap
introspeksi, dan minta tolong pada yang lain? Atau apa cucu pejabat tinggi
harus dibunuh dulu oleh teman kelasnya, baru pemerintah akan merasa bahwa ada
suatu masalah di tengah masyarakat yang perlu dipelajari dan diperbaki lewat
sistem pendidikan yang berkualitas?
Kapan negara ini akan dapat pemerintah yang peduli pada pendidikan,
dan bukan hanya peduli pada “penjagaan status quo” saja?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Gene Netto
No comments:
Post a Comment