Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

03 April, 2013

Curhat Guru Menyaksikan Kecurangan Di Sekolah


[Tulisan seorang guru di group guru online]



Assalamualaikum Pak,
Saya *****, guru SMPN *****... selalu mengikuti alur group guru setiap malam.. membaca postingan yang informative dan alhamdulillah bertemu dengan beberapa rekan guru yang masih memegang prinsip tentang Pendidikan.


Melihat posting Bapak yang menceritakan temannya yang menolak menjadi guru kelas 12 karena harus mengubah lembar jawaban siswa, hal itu menggerakan hati saya untuk mengungkapkan kereshan dan kesedihan yang sangat sebagai guru. Itu sama persis dengan yang terjadi disekolah saya, beberapa rekan ditugaskan untuk mengubah LJK saat ujian sekolah. Lalu saat UN tiba, tim sukses membuat kunci jawban dengan membuka amplop soal cadangan lalu sekitar jam 3 dan jam empat beberapa rekan mengirimkan sms kunci jawaban ke siswa sesuai dengan paket yang siswa dapatkan. Dan 3 hari yang lalu seorang PKS membisikan pada saya kalo kepala sekolah menyuruh siswa mengumpulkan 1.5 juta per kelas untuk membeli kunci jawaban dan itu terang terangan disampaikan kepada siswa kelas 9. 


Alhasil… siswa kelas 9 santainya bukan kepalang... motivasi dan semangat UN hilang. Sedih saya mendengar dan melihat itu, rasanya sia sia menerapkan nilai kejujuran terhadap siswa saya tiba tiba di akhir mereka di cekoki kebohongan dan itu artinya kita yang berperan merusak mental bangsa ini. Saya pernah menulis status beberapa bulan lalu di group guru. itu sebenarnya tentang prilaku kecurangan yang dilegalkan. Saya pribadi masih belajar tetap memegang esensi pendidikan dan selalu mengingatkan siswa"nilai 4 mu lebih terhormat bila itu hasil kejujuranmu daripada nilai 8 mu dari hasil tipu dayamu"

Saya mengajar kelas 7 saat ini, saya lebih senang mencoba berbagai metoda pembelajaran. selain itu saya tidak pernah mau disuruh untuk melalkukan tugas tugas seperti yang saya sampaikan di atas. Saya juga sedih, karena ternyata idealisme serta guru yang berkompeten tampak tidak dibutuhkan, namun guru yang bisa mengituti sistem pimpinan yang dibutuhkan . Jujur saya sempat menangis saat siswa saya yang jujur terkalahkan oleh anak yang jarang sekolah..saya menangis saat apa yang saya lakukan hanya mendapat tertawaan dari senior seolah mengatakan bukan itu yang kita butuhkan....Saya mengajar dari tahun 2006, insyaAllah saya akan memegang prinsip pendidikan,bagi saya mengajar bukan untuk UN saja namun untuk membekali siswa sepercik nilai kehidupan... Tapi ga mungkin juga saya berbicara lantang tentang yang saya lihat ini... walau bagaimanapun ini prestise sekolah saya.. cuma semua itu bertentangan dengan hati saya. Sakit rasanya.. terimakasih Pak berkenan membaca curahan hati saya ini.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...