Setiap kali ada berita ttg anak yang diperkosa bergilir,
hampir selalu ada dua faktor yang disebutkan: 1) pengaruh miras, 2) pengaruh
film porno yg ditonton di HP.
Hampir tidak pernah ada berita ttg orang yang jual miras
kepada anak yg kena masalah hukum. Tidak ditangkap, tidak didenda, tidak
dipenjarakan. Bebas jual miras (seringkali miras oplosan) kepada anak, tanpa
perlu takut pada penegak hukum.
Banyak sekolah melarang anak bawa HP ke sekolah. Melarang
anak nonton film porno. Tapi tidak MENDIDIK anak untuk menahan diri,
menghormati perempuan, atau menolak kiriman film porno dari teman.
Kalau orang dewasa bebas jual miras, dan bebas sebarkan film
porno, pasti ada efek pada anak muda. Tetapi di seluruh negara, miras dan film
porno bisa diakses secara gampang. Anehnya, di banyak negara maju spt
Australia, film porno dan miras (yg legal) lebih bebas lagi. Tapi tidak ada
berita setiap hari bahwa anak remaja di sana melakukan pemerkosaan bergilir
setelah membuat korban mabuk. Kok di sana bisa akses film porno dan miras tanpa
menjadi pemerkosa? Sedangkan Indonesia yg penuh dgn orang Muslim malah gagal
mendidik anak untuk jaga diri dan menghormati perempuan? Kenapa begitu berbeda?
-Gene Netto
Sebelum Diperkosa 8 Pemuda, 3 Remaja Putri di Sumsel
Dicekoki Miras
Selasa 10 Jan 2017, Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
No comments:
Post a Comment