Assalamu’alaikum wr.wb., Satu lagi anak Indonesia mati dgn
sia-sia. Ternyata banyak anak Indonesia siap bunuh sesama anak. Setan, dan
orang yg ingin melihat Indonesia rusak, tinggal diam di rumah saja, ketawa
sendiri.
Ketika anak tawuran, kl ditangkap polisi, kadang disuruh
baca Pancasila (dianggap obat bagi semua penyakit), atau pushup, lalu dibiarkan
pulang. Anak2 itu berusaha melakukan pembunuhan, tapi tidak ada sanksi yang
berat. Dikembalikan ke orang tuanya, bebas utk melakukan tawuran lagi besok.
Ketika ada anak yang mati di jalan, tidak banyak yang
peduli. Para pejabat sibuk hitung kekayaan sendiri, sibuk cari kekuasaan, dan sibuk
cari kesempatan bagi anaknya sendiri utk dapat pendidikan berkualitas (bebas
tawuran) di luar negeri. Kl anaknya orang lain yang mati dgn sia-sia, sikap
umum adalah "bukan anak saya, jadi bukan urusan saya!"
Kasihan Sukarno dan para pejuang kemerdekaan. Mereka dulu
siap korbankan nyawa sendiri agar anak Indonesia aman dari kejahatan penjajah.
Sekarang malah anak Indonesia yang menjadi pembunuh terhadap anak yg lain. Dan
pemerintah, pejabat, tokoh politik, ulama dan tokoh masyarakat diam saja. Tidak
ada saran atau solusi dari mereka (karena bukan anak mereka yang dibunuh). Dan
tidak ada pembahasan ttg topik spt ini dalam pengajian atau khutbah Jumat. Anak
yang mau tawuran dipersilahkan menjadi pembunuh terhadap anaknya orang lain. Para
pemimpin tidak akan peduli.
Wassalamu’alaikum wr.wb., Gene Netto