Labels

alam (8) amal (101) anak (294) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (20) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (562) islam (543) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (98) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (10) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (41) muallaf (48) my books (2) orang tua (6) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (61) puasa (37) renungan (169) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (6) sosial (323) tanya-jawab (14) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 August, 2016

Apa Bedanya Berpikir Sendiri Dan Menggiring Opini Publik?



[Komentar]: Anda memang tidak secara langsung mngatakan bhwa upcara itu salah, tp dr cara penuturan gaya bahasa yg anda gunakan seolah sangat menggiring opini publik bahwa upacara itu salah dan bertujuan menyiksa. Dan Skali lagi anda telah menggiring opini bhwa saya trmasuk org yg taklid atau hanya menerima pndapat yg org lain katakan benar.. itu sangat kontradiktif pak, buktinya saya berani berbeda dengan pendapat bapak dan follower bapak mengenai upacara bendera..trims..berbeda pendapat itu wajar dan tidak salah..yg salah hanya memaksakan pendapat kpd org lain..! Thanks.

[Gene]: Mohon maaf, tapi anda salah paham. Misalnya, anda bilang jamu enak dan menyehatkan walaupun ada sedikit anak yang muntah habis minum, dan sebaiknya diminum setiap hari senin di sekolah. Lalu saya BERTANYA, apa benar jamu enak, apa benar menyehatkan, apa benar tidak menjadi masalah kl sering ada yang muntah? Itu adalah sikap PEMIKIR. Anda bisa pakai internet, komputer, HP, listrik, mobil, pesawat,  dll. disebabkan ada yang BERPIKIR. Mereka BERTANYA ttg dunia dan sistem di sekitarnya dan bertanya, "Apa ada cara yang lain?" dan mereka melakukan perubahan dan menghasilkan kemajuan. Sedangkan anda bersikap sebaliknya. Jangan ada pendapat yang berbeda. Yang diajarkan oleh guru sekolah (atau pemerintah) pasti benar, dan tidak boleh berubah. Jangan berbeda penapat. Jangan melawan. Diam dan taat saja.
Jadi berpikir dengan cara yang berbeda, dan berikan pendapat yang berbeda, BUKAN menggiring opini publik. Itu adalah sifat pemikir yang selalu bertanya, berpikir, membuat analisis, berpikir lagi, bertanya lagi, diskusi, berpikir lagi, bertanya, dan mencari kesimpulan dari informasi yang didapatkan dari banyak sumber, karena mencari yang TERBAIK. Sedangkan anda inginkan kita tidak boleh bertanya, tidak boleh berbeda, dan hanya boleh teruskan yang sudah ada. Mungkin guru sekolah anda dulu sudah mendidik anda bahwa sikap begitu adalah cara berpikir yang benar. Dan anda sudah hafal jawaban itu. Korea Utara juga sama seperti itu. Jadi cara berpikir anda, dan cara berpikir rakyat di Korea Utara, tidak terlihat bedanya.
Berani? Membantah terhadap saya bukan keberanian. Saya tidak berkuasa terhadap anda. Kalau anda anak sekolah, dan berani bertanya kepada guru ttg kenapa harus ada upacara dlm bentuk spt itu di mana ada anak pingsan terus, dan berani memberikan pendapat yang bebeda terhadap orang yang berkuasa, maka anda baru menjadi berani. Seorang pemimpin Golkar di masa Orde Baru yang suruh rakyat terima Soeharto sebagai presiden terus bukan orang berani. Tapi kl dia berbeda pendapat dan bertanya kenapa tidak boleh ada presiden yang lain, baru berani. Silahkan belajar berpikir sendiri, dan berani berbeda penadapat. Atau silahkan teruskan cara berpikir yang telah diberikan kepada anda dari masa sekolah dulu, yang tidak ada bedanya dgn Korea Utara sekarang. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...