[Komentar]: Anda memang tidak
secara langsung mngatakan bhwa upcara itu salah, tp dr cara penuturan gaya
bahasa yg anda gunakan seolah sangat menggiring opini publik bahwa upacara itu
salah dan bertujuan menyiksa. Dan Skali lagi anda telah menggiring opini bhwa
saya trmasuk org yg taklid atau hanya menerima pndapat yg org lain katakan
benar.. itu sangat kontradiktif pak, buktinya saya berani berbeda dengan
pendapat bapak dan follower bapak mengenai upacara bendera..trims..berbeda
pendapat itu wajar dan tidak salah..yg salah hanya memaksakan pendapat kpd org
lain..! Thanks.
[Gene]: Mohon maaf, tapi anda
salah paham. Misalnya, anda bilang jamu enak dan menyehatkan walaupun ada
sedikit anak yang muntah habis minum, dan sebaiknya diminum setiap hari senin
di sekolah. Lalu saya BERTANYA, apa benar jamu enak, apa benar menyehatkan, apa
benar tidak menjadi masalah kl sering ada yang muntah? Itu adalah sikap
PEMIKIR. Anda bisa pakai internet, komputer, HP, listrik, mobil, pesawat, dll. disebabkan ada yang BERPIKIR. Mereka
BERTANYA ttg dunia dan sistem di sekitarnya dan bertanya, "Apa ada cara
yang lain?" dan mereka melakukan perubahan dan menghasilkan kemajuan.
Sedangkan anda bersikap sebaliknya. Jangan ada pendapat yang berbeda. Yang
diajarkan oleh guru sekolah (atau pemerintah) pasti benar, dan tidak boleh
berubah. Jangan berbeda penapat. Jangan melawan. Diam dan taat saja.
Jadi berpikir dengan cara yang berbeda, dan berikan
pendapat yang berbeda, BUKAN menggiring opini publik. Itu adalah sifat pemikir
yang selalu bertanya, berpikir, membuat analisis, berpikir lagi, bertanya lagi,
diskusi, berpikir lagi, bertanya, dan mencari kesimpulan dari informasi yang
didapatkan dari banyak sumber, karena mencari yang TERBAIK. Sedangkan anda
inginkan kita tidak boleh bertanya, tidak boleh berbeda, dan hanya boleh
teruskan yang sudah ada. Mungkin guru sekolah anda dulu sudah mendidik anda
bahwa sikap begitu adalah cara berpikir yang benar. Dan anda sudah hafal jawaban
itu. Korea Utara juga sama seperti itu. Jadi cara berpikir anda, dan cara
berpikir rakyat di Korea Utara, tidak terlihat bedanya.
Berani? Membantah terhadap saya bukan keberanian. Saya tidak berkuasa terhadap anda. Kalau anda anak sekolah, dan berani bertanya kepada guru ttg kenapa harus ada upacara dlm bentuk spt itu di mana ada anak pingsan terus, dan berani memberikan pendapat yang bebeda terhadap orang yang berkuasa, maka anda baru menjadi berani. Seorang pemimpin Golkar di masa Orde Baru yang suruh rakyat terima Soeharto sebagai presiden terus bukan orang berani. Tapi kl dia berbeda pendapat dan bertanya kenapa tidak boleh ada presiden yang lain, baru berani. Silahkan belajar berpikir sendiri, dan berani berbeda penadapat. Atau silahkan teruskan cara berpikir yang telah diberikan kepada anda dari masa sekolah dulu, yang tidak ada bedanya dgn Korea Utara sekarang. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto
No comments:
Post a Comment