Belum paham kenapa Indonesia belum menjadi negara maju dari
dulu? Bocoran data yang disebut "Panama Papers" ini menjelaskan. Para
pemimpin dan elit bisnis dari Indonesia lebih suka simpan uang di negara bebas
pajak spt Panama, agar bisa hindari pembayaran pajak dgn cara apapun. Karena
pemerintah tidak dapat ratusan triliun rupiah dari pajak, maka banyak program
sosial untuk mensejahterakan keluarga miskin sering tidak optimal, gagal, atau
tidak pernah dibentuk (Raskin, BPJS, dll). Kaum elit (pemimpin politik dan
bisnis) yang hidup dalam keadaan nyaman dan aman, di mana anak mereka dijamin
dapat kondisi sejahtera, tidak peduli pada anak tetangga. Dan lebih lucu lagi,
Indonesia termasuk 10 negara TERBESAR yg menyimpan dana di Panama untuk hindari
pajak (atau cuci uang illegal).
Welcome to the real Indonesia. Kapan umat Islam akan bersatu
untuk memilih pemimpin sejati yang peduli pada rakyat?
-Gene Netto
Geger Panama Papers: Indonesia 10 Besar Penyimpan Dana di
Negara Suaka Pajak
Aset keuangan Indonesia di negara-negara tax haven mencapai
$331 miliar atau setara Rp4.400 triliun
Selasa, 05 April 2016 16:29:22 WIB Rini Winati
Bareksa.com – Dunia sedang digegerkan bocornya dokumen
keuangan dan pajak 'The Panama Papers', yang menyeret banyak nama
tokoh dunia. Beberapa nama pengusaha besar Indonesia pun
bermunculan, antara lain Sandiaga Uno (Saratoga), James Riady (Lippo
Group), Franciscus Welirang (Indofood), Muhammad Riza Chalid (pengusaha
minyak), dan Djoko Soegiarto Tjandra (pemilik Grup Mulia yang terkait skandal
Bank Bali). Dua nama terakhir sedang berurusan dengan penegak hukum.
Terungkap dalam dokumen tersebut, para pengusaha itu
memiliki offshore company (perusahaan yang didirikan di luar wilayah domisili
bisnis) di Panama. Tujuannya untuk memanfaatkan keringanan tarif pajak yang
ditawarkan negara itu. Sebagaimana diberitakan Majalah Tempo,
Sandiaga yang juga merupakan bakal calon Gubernur DKI Jakarta, memiliki
keterkaitan dengan tiga perusahaan offshore, yakni: Aldia Enterprises
Ltd, Attica Finance Ltd., dan Ocean Blue Global Holdings Ltd.
Perlu digarisbawahi, cuma sebagian perusahaan dan pihak yang
diungkap Panama Papers tersebut yang diindikasikan terlibat bisnis ilegal seperti
pencucian uang, narkoba dan kejahatan terorganisir. Sebagian yang
lain, belum ada bukti mereka terlibat dalam aktivitas yang melanggar
hukum.
Menurut data Tax Justice Network tahun 2010, Indonesia masuk
dalam daftar 10 besar negara di dunia yang memiliki aset keuangan terbesar
di negara suaka pajak (tax haven). Lebih hebat lagi, Indonesia menempati
posisi kesembilan dan merupakan satu-satunya negara dari Asia Tenggara di
daftar top-10 ini. Jumlah aset dari Indonesia tercatat sebesar $331 miliar atau
setara Rp4,400 triliun dengan asumsi Rp13.300/$.
Tak cuma itu, aliran dana ilegal dari Indonesia juga masuk
daftar 10 besar di dunia sebesar $188 miliar atau sekitar Rp2.500
triliun. Indonesia menempati posisi ketujuh setelah Brasil.
(baca selengkapnya);
Ribuan Nama Asal Indonesia dalam Skandal Panama Papers
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skandal cuci uang dalam Panama
Papers terkait firma hukum Mossack Fonseca yang disusun oleh Konsorsium
Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) juga mencatut ribuan nama dari
Indonesia. Sejumlah nama familiar terdengar publik.
Menurut daftar ICIJ, ada 2.961 nama dalam daftar Officers
& Master Clients, sementara daftar offshore entities ada 43 dan listed
addresses berjumlah 2.400 yang sebagian besar berada di Jakarta dan Bali.
ICIJ mengatakan semua data dalam 11,5 juta dokumen itu tidak
serta merta menjadikan mereka melanggar hukum. Sejumlah nama Indonesia yang
familiar yaitu Chairul Tanjung, Djan Faridz, Rachmat Gobel, James T. Riady,
Anindya Bakrie hingga Sandiaga Uno.
No comments:
Post a Comment