Berapa banyak anak yang jatuh pingsan saat upacara, setiap
minggu, setiap tahun? Kata guru, "Bukan masalah". Sudah biasa. Ohh,
begitu ya Pak Guru? Jadi sikap sang guru adalah: Kami tidak peduli berapa
banyak anak yang pingsan dan kepala terbentur! Upacara wajib jalan terus. Tidak
ada yg lebih penting daripada berdiri tegak di depan sebuah bendera di bawah
terik matahari. Dan kalau jatuh pingsan karena kecapekan, salah sendiri. Jangan
berharap para guru akan utamakan kesejahteran siswa dan lakukan perubahan
sistem. Ini negara militer. Wajib ada banyak upacara. Sebuah negara tidak bisa
berhasil tanpa dipaksakan banyak upacara! Yang jatuh pingsan tinggal dipindahkan
ke pinggir saja. Warga negara yang payah sekali kl jatuh pingsan saat upacara.
Negara ini hanya untuk manusia yang kuat saja. Yang lemah dicuekin saja!
Apa begitu sikap yg terbaik dari para "pendidik"?
Tidak ada yang mau bertanya kenapa harus ada upacara setiap hari Senin? Kenapa
tidak boleh ada perubahan sistem? Kenapa tidak pasang bendera di kelas, dan
dilakukan per kelas saja? Kenapa tidak dilakukan sebulan sekali saja? Kenapa
tidak dilakukan di awal semesta saja? Kenapa tidak boleh dilakukan dalam posisi
duduk? Kenapa tidak ada yang cari jalan keluar sehingga upacara dilakukan dgn
tata cara yang berbeda, di mana sekian banyak siswa tidak jatuh pingsan di
lapangan? Orang yang menjadi guru untuk mendidik siswa akan BERPIKIR ttg sistem
yang digunakan kl siswa sering jatuh pingsan. Tapi kl hanya mau teruskan apa
yang sudah biasa, maka tidak perlu berpikir, dan tidak perlu berubah. Teruskan
saja, dan cuek saja kl menjadi beban utk sekian banyak anak kecil. Anak
Indonesia bisa diberikan sistem pendidikan yang lebih baik, dari para guru yang
punya wawasan luas dan ingin utamakan yang terbaik bagi siswa, bukan sebatas
teruskan apa saja yang sudah "biasa" tanpa berpikir.
-Gene Netto
Awal Masuk Sekolah Diwarnai dengan Pingsannya Murid Saat
Upacara
No comments:
Post a Comment