Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 August, 2016

Apa Tujuannya Upacara Bendera di Sekolah?



[Komentar]: Subtansi upacara bukan untuk menyiksa murid! Dalam upacara para murid dibiasakan untuk bersikap tertib, disiplin dalam baris berbaris, serta substansi lebih intinya yaitu para murid diajarkan tentang rasa nasionalisme bagaimana menghargai dan mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Anda takkan mengerti itu karena anda terlahir dinegara yg tak pernah dijajah!!!

[Gene]: 1. Upacara tidak menyiksa, tapi ADA siswa yang pingsan. Apa boleh dicari tata cara yg lebih aman? Kl upamanya ada pelajaran kimia, buka toples dgn isi kimia, dan 1-3 siswa pingsan, setiap minggu, selama puluhan tahun, kenapa tidak bertanya, "Apa itu CARA yang TERBAIK?"
2. Tertib dan disiplin tidak berasal dari kemampuan berbaris. Semua orang di sini bisa berbaris. Dilatih selama 9-12 tahun di sekolah. Lihat di lampu merah. Apakah rakyat tertib dan disiplin setelah latihan berbaris 9-12 tahun? Tidak? Sedangkan di kebanyakan negara maju, tidak ada upacara bendera, tapi rakyat tertib dan disiplin.

3. Kebanyakan negara tidak pakai upacara bendera di sekolah. Tapi rakyat nasionalis. Kl tujuan upacara adalah "menciptakan nasionalisme", terbukti rakyat bisa nasionalis tanpa upacara.
4. Indonesia "pernah dijajah" jadi harus ada upacara? Apa bekas penjajahan terasa dalam kehidupan sehari-hari? Ini beberapa negara yang pernah dijajah: Inggris, Skotlandia, Irlandia, Kanada, Amerika, Australia, Selandia Baru, Finlandia, Jepang, Korea, Malaysia, India, Brazil, Chile, Yordania, Kuwait, Qatar, dan banyak yang lain. Penjajahan tidak hanya di Indonesia saja. Anak2 di sana bisa pahami dan bahas penjajahan, TANPA upacara bendera (di kebanyakan negara), dan bisa nasionalis.

5. Mungkin orang tua dan guru anda adalah HASIL dari sistem pendidikan Orde Baru. Orde Baru (spt semua sistem kediktatoran) takut pada rakyat yg CERDAS. Orang cerdas akan bertanya terus. Tapi dgn gaya pendidikan semi-militer, dgn guru mirip sersan tentara, yg punya tugas "membentuk satu pendapat", maka anak tidak diizinkan berpikir sendiri, berbeda pendapat, membantah, atau melawan. Tujuannya supaya anak diam dan taat pada yg berkuasa (guru dan pemerintah). Ditambahkan upacara dan berbaris-baris, spt prajurit. Pemerintah dan guru selalu benar, tidak boleh dikritik. (Sistem itu masih dipakai di Korea Utara). Mungkin sistem pendidikan Orde Baru itu masih ada bekasnya. Mungkin yg anda rasakan bukan bekas penjajahan Belanda, tapi bekas PENJAJAHAN ORDE BARU. Dan mungkin anda belum bisa bedakan, karena anda tidak dididik untuk berpikir sendiri, membuat analisis, banyak bertanya dan berani berbeda pendapat utk mencari kebenaran. Anda diberitahu X adalah benar, dan disuruh hafal jawaban itu, dan jawaban anda hanya benar kl sama dgn pendapat guru dan pemerintah.

6. FYI, saya tidak anggap upacara bendera SALAH. Saya bertanya, kl siswa sering jatuh pingsan, bagaimana kl dicari tata cara yang lebih aman? Dan ternyata, pendapat yang berbeda itu sudah cukup utk membuat orang marah. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...