[Komentar]: Subtansi upacara
bukan untuk menyiksa murid! Dalam upacara para murid dibiasakan untuk bersikap
tertib, disiplin dalam baris berbaris, serta substansi lebih intinya yaitu para
murid diajarkan tentang rasa nasionalisme bagaimana menghargai dan mengenang
perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Anda takkan mengerti itu karena anda
terlahir dinegara yg tak pernah dijajah!!!
[Gene]: 1. Upacara tidak menyiksa, tapi ADA siswa yang
pingsan. Apa boleh dicari tata cara yg lebih aman? Kl upamanya ada pelajaran
kimia, buka toples dgn isi kimia, dan 1-3 siswa pingsan, setiap minggu, selama puluhan
tahun, kenapa tidak bertanya, "Apa itu CARA yang TERBAIK?"
2. Tertib dan disiplin tidak berasal dari kemampuan berbaris.
Semua orang di sini bisa berbaris. Dilatih selama 9-12 tahun di sekolah. Lihat
di lampu merah. Apakah rakyat tertib dan disiplin setelah latihan berbaris 9-12
tahun? Tidak? Sedangkan di kebanyakan negara maju, tidak ada upacara bendera,
tapi rakyat tertib dan disiplin.
3. Kebanyakan negara tidak pakai upacara bendera di sekolah.
Tapi rakyat nasionalis. Kl tujuan upacara adalah "menciptakan nasionalisme",
terbukti rakyat bisa nasionalis tanpa upacara.
4. Indonesia "pernah dijajah" jadi harus ada upacara?
Apa bekas penjajahan terasa dalam kehidupan sehari-hari? Ini beberapa negara
yang pernah dijajah: Inggris, Skotlandia, Irlandia, Kanada, Amerika, Australia,
Selandia Baru, Finlandia, Jepang, Korea, Malaysia, India, Brazil, Chile,
Yordania, Kuwait, Qatar, dan banyak yang lain. Penjajahan tidak hanya di
Indonesia saja. Anak2 di sana bisa pahami dan bahas penjajahan, TANPA upacara
bendera (di kebanyakan negara), dan bisa nasionalis.
5. Mungkin orang tua dan guru anda adalah HASIL dari sistem pendidikan
Orde Baru. Orde Baru (spt semua sistem kediktatoran) takut pada rakyat yg
CERDAS. Orang cerdas akan bertanya terus. Tapi dgn gaya pendidikan
semi-militer, dgn guru mirip sersan tentara, yg punya tugas "membentuk satu
pendapat", maka anak tidak diizinkan berpikir sendiri, berbeda pendapat,
membantah, atau melawan. Tujuannya supaya anak diam dan taat pada yg berkuasa
(guru dan pemerintah). Ditambahkan upacara dan berbaris-baris, spt prajurit. Pemerintah
dan guru selalu benar, tidak boleh dikritik. (Sistem itu masih dipakai di Korea
Utara). Mungkin sistem pendidikan Orde Baru itu masih ada bekasnya. Mungkin yg
anda rasakan bukan bekas penjajahan Belanda, tapi bekas PENJAJAHAN ORDE BARU.
Dan mungkin anda belum bisa bedakan, karena anda tidak dididik untuk berpikir
sendiri, membuat analisis, banyak bertanya dan berani berbeda pendapat utk
mencari kebenaran. Anda diberitahu X adalah benar, dan disuruh hafal jawaban
itu, dan jawaban anda hanya benar kl sama dgn pendapat guru dan pemerintah.
6. FYI, saya tidak anggap upacara bendera SALAH. Saya bertanya,
kl siswa sering jatuh pingsan, bagaimana kl dicari tata cara yang lebih aman?
Dan ternyata, pendapat yang berbeda itu sudah cukup utk membuat orang marah. Semoga
bermanfaat.
-Gene Netto
No comments:
Post a Comment