Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

22 July, 2019

Kisah Dakwah dan Diare

Kemarin ada permintaan mendadak, utk ketemu seorang muallaf asal Kanada pada waktu sore. Pas saya mau berangkat, ada perasaan akan kena diare. Selama beberapa minggu, saya sering kena diare, dan setiap kali saya kira sembuh, muncul lagi. Saya mau batalkan, tidak enak, karena dia sudah berangkat. Ya sudah, saya minum imodium, bismillah, dan pergi naik taksi.

Ketika ketemu, kami diskusi agama dan terlihat pengertian agamanya masih lemah, jadi saya jelaskan banyak hal dari nol, karena tidak mau berasumsi dia sudah paham. Setelah 2 jam, dia pamit ke WC. Setelah 10 menit, akhirnya dia kembali, dan minta maaf karena lagi kena diare! Ya Allah. Saya tanya, kalau sakit kenapa keluar? Dia bilang karena sudah berjanji, dan seminggu lagi akan kembali ke Kanada, jadi takutnya sulit ketemu lagi. Dua orang bule, sama2 kena diare, dan sama2 paksakan diri keluar karena mau diskusi agama. Setelah dua kali lagi dia ke WC, akhirnya dia terima saran saya utk minim imodium juga. Dan saya bawa di tas, jadi dia bisa langsung mimun.

Selama diskusi itu, saya harus fokus pada aliran diskusi, dan pastikan dia paham apa yang saya jelaskan. Tapi juga harus konsentrasi agar "menahan kentut" karena takutnya bukan hanya angin yang keluar. Hahaha. Parah deh. Jadi pengalaman dakwah dan diare.

Alhamdulillah beberapa kali dalam diskusi, saya lihat matanya berkaca, dan dia menahan perasaan menangis. Dari pengalaman saya, itu tandanya orang tersebut mulai terima hidayah. Dia jadi sadar bahwa ada agama yang jelas dan logis, dan berasal langsung dari Tuhan Yang Maha Esa, tanpa unsur rekayasa manusia.

Saya tekankan kepada dia, kalau mau jadi yakin pada Islam, cari logika dalam ajaran Islam, karena logika itu membuktikan asalnya ajaran tersebut bukan rekayasa dari manusia. Karena Allah tidak menciptakan kebingungan. Allah malah memberikan jawaban terhadap pertanyaan kita dan memberikan petunjuk ke jalan yang jelas dan logis. Kita punya pilihan: Mau taat pada Tuhan atau tidak? Dia setuju, jadi insya Allah dia akan mulai pelajari Islam secara dalam, dan siap melakukan shalat. Semoga Allah berikan hidayah yang kuat kepadanya utk menjalankan agama Islam secara kaffah. Dan segera sembuhkan diarenya. Amin.
-Gene Netto

1 comment:

  1. keren, pak! boleh tanya? gimana pendapat bapak ttg 212 dan wahabi? saya serius nanya. makasih

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...