Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

04 May, 2009

Komunikasi Politik PKS

Saya kira ini kritikan yang tepat tentang PKS. Sepertinya petinggi partai terlalu sering mengambil langkah yang salah, dan tidak mencapai keberhasilan yang diharapkan.
- Gene

Komunikasi Politik PKS
Jumat, 01 Mei 2009 pukul 00:20:00
Sapto Waluyo
(Direktur Eksekutif Center for Indonesian Reform)

Sejumlah partai telah melakukan rapat pimpinan tingkat nasional pekan lalu untuk menyongsong pemilihan presiden. Satu di antaranya mendapat sorotan luas, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menggelar musyawarah Majelis Syura untuk menentukan arah koalisi. PKS menjadi perhatian karena berhasil menempati ranking keempat dalam percaturan nasional dengan perolehan suara 8,2 persen, menurut tabulasi sementara KPU. Tak pelak, PKS menjadi partai berideologi Islam terbesar di Tanah Air dan berpeluang tinggi mendampingi Partai Demokrat dalam pemerintahan mendatang, di samping partai berbasis massa Islam lain: PAN dan PKB.

Yang unik dari PKS adalah hasil pembahasan 96 anggota Majelis Syura yang hadir tentang calon wakil presiden, dimasukkan dalam amplop tertutup dan akan disampaikan secara langsung kepada calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketua Majelis Syura, KH Hilmi Aminuddin, menyatakan cara itu ditempuh untuk menjaga 'kesantunan dalam berpolitik' dan demi menghindari kegaduhan politik yang sudah melanda sejumlah partai besar. Sebenarnya, selain membahas alternatif kepemimpinan nasional, PKS juga melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemilu dan mempersiapkan kontrak politik menyangkut masalah kedaerahan, politik domestik, internasional, manajemen koalisi, dan power sharing. Perlu dicatat, penyusunan draf kontrak tidak menandakan PKS bersikap pragmatis karena pada Pemilu 2004, PKS juga melakukan kontrak dengan SBY. Bisa dikatakan, PKS memelopori suatu tradisi penting dalam kancah politik nasional. Sayang sekali, inisiatif genuin itu tak dicerna publik luas karena tenggelam oleh manuver dan pernyataan elite PKS yang memancing kontroversi. Masyarakat jadi menangkap kesan keliru dari penampilan partai yang lahir di era reformasi itu. Misalnya, berkaitan dengan rencana koalisi pascapemilu legislatif, saat PKS melakukan pendekatan dengan PD, ternyata petinggi Partai Golkar punya maksud sama. Tiba-tiba tokoh PKS, Anis Matta, mengancam akan meninggalkan koalisi, karena duet SBY-JK dinilai telah gagal menjalankan pemerintahan selama lima tahun ini. JK dipandang sebagai matahari kedua dalam pemerintahan dan Golkar yang bergabung paling akhir dalam Kabinet Indonesia Bersatu justru lebih dominan mengarahkan kebijakan pemerintah. Sering sekali PKS diabaikan dalam penentuan kebijakan yang krusial, seperti kenaikan harga BBM dan impor beras.

Pernyataan Anis serta-merta disanggah Tifatul Sembiring yang menyebut, hal itu hanya pandangan pribadi karena format koalisi masih diperbincangkan dengan semua mitra lain. Sanggahan yang terlambat karena citra publik telah terbentuk bahwa PKS berperilaku bak debt collector yang main ancam demi mencapai kepentingan politiknya. Padahal, sebelum pemilu, justru PKS yang mengundang JK berdiskusi di markas besarnya dan mendukung penuh keberanian JK untuk mencapreskan diri. Bila tokoh PKS tidak menyadari efek masif yang terjadi melalui media massa dan jaringan internet, hal itu sungguh naif. Setiap pernyataan dan manuver elite PKS ternyata tak diukur manfaat dan mudharatnya terlebih dulu.

Sehingga, tatkala Golkar (lebih tepatnya: JK) memutuskan hubungan sepihak dengan PD (lebih pas: SBY), lalu fungsionaris PD mengungkapkan keterkejutannya maka segenap telunjuk menuding PKS sebagai biang keladi dari kekisruhan tingkat tinggi itu. Padahal, yang terjadi bisa saja karena chemistry SBY-JK telah kehilangan daya rekatnya dan gejala keretakan tak bisa ditutupi lagi. Sama sekali tak ada hubungannya dengan PKS bila elitenya tidak bertingkah di luar kontrol.

Belum pupus isu penolakan PKS terhadap Golkar dari ingatan publik, muncul lagi pernyataan Mahfud Sidik yang menegaskan PKS tidak akan mengajukan kadernya sebagai cawapres pendamping SBY. Karena itu, PKS mengusulkan figur nonpartai. Ini seperti merendahkan posisi PKS sendiri, betapa manuver berkoalisi tanpa daya tawar yang memadai, sementara partai lain dengan posisi politik lebih rendah berani mengajukan proposal lebih tinggi. Lagi-lagi celoteh Mahfud itu dibantah oleh kader PKS di berbagai daerah yang menyatakan dukungan terbuka kepada kader terbaik PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), agar bersiap diri mendampingi SBY sebagai cawapres. Dukungan publik lebih luas datang dari 200 ulama Madura, aktivis LSM di Medan, dan sejumlah tokoh nasional yang tidak meragukan kredibilitas HNW. Bahkan, exit poll yang dilakukan LP3ES pada 9 April 2009 menyimpulkan pasangan SBY-HNW didukung 20,8 persen responden, mengungguli SBY-JK yang meraih 16,3 persen dan SBY-Akbar Tandjung yang hanya memperoleh 5,4 persen dukungan.

Masih belum puas, ada lagi pernyataan Fahri Hamzah yang membuat kening berkerut. Setelah Golkar memutuskan hubungan dengan PD dan JK diberi mandat sebagai capres, Fahri justru mengutarakan PKS akan membuka komunikasi dengan semua partai. Fahri meyakinkan bahwa ketua Majelis Syura PKS dalam waktu dekat akan bertemu dengan JK. Kali ini bantahan datang langsung dari ketua Majelis Syura sendiri yang menyatakan rencana pertemuan memang pernah diutarakan sejak lama, tapi tak ada kecocokan waktu. Dan, saat ini sudah sibuk semua sehingga tak mungkin dijadwalkan ulang. Kejadian ini untuk yang kesekian kalinya membingungkan publik, termasuk kader dan konstituen PKS yang memiliki akses komunikasi terbatas.

Ketiga contoh itu mencerminkan betapa buruknya komunikasi politik sebagian elite PKS. Bila mereka orang biasa mungkin dampaknya tidak akan terasa, tak ada satu pun media yang akan mengutipnya. Tapi, seorang sekretaris jenderal (Anis) yang berbeda pandangan dengan presiden partai (Tifatul), ketua Fraksi di DPR (Mahfud) yang mengabaikan aspirasi kader dan pengurus di sejumlah daerah, serta public reasoning yang menghendaki regenerasi kepemimpinan nasional, termasuk humas Fraksi (Fahri) yang mem-fetakompli ketua Majelis Syura, ini sudah di luar batas kewajaran.

Evaluasi total dan otokritik tuntas perlu dilakukan, bila PKS tetap ingin menjaga jati dirinya sebagai 'Partai Dakwah'. Inti dakwah adalah nasihat: untuk menegakkan perintah Allah dan rasul-Nya, mengingatkan para pemimpin dan membimbing masyarakat awam. Jika semua pernyataan dan manuver itu dibiarkan berlalu begitu saja tanpa corrective action, yang memadai dan kemampuan untuk belajar dari kesalahan sekecil apa pun, kapasitas PKS sebagai learning organization mulai diragukan. Suatu hari akan ada pernyataan dan manuver elite yang lebih kontroversial, lalu dampak buruknya tidak bisa dikendalikan lagi.

Sesungguhnya, PKS telah 'dihukum' publik dan pemilih yang kritis dengan 'kekalahan' di Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung, dan kota-kota besar lain. Pertambahan suara PKS berasal dari pelosok desa di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan wilayah luar Jawa (terutama Sumatra dan Sulawesi). Para pemilih pedesaan itu tak terkena efek negatif dari 'jurus dewa mabuk' sebagian elite PKS dan iklan yang warna-warni.

Akibatnya, target nasional 20 persen suara masih terlalu jauh dari jangkauan karena kesalahan strategi. Bahkan, prediksi yang realistik 12-15 persen suara pun tak tercapai. Terlalu besar ongkos yang dikeluarkan untuk manuver tak terkendali, dengan risiko tak terpikirkan sebelumnya.

Karena itu, sikap Majelis Syura untuk mengembalikan kesantunan berpolitik PKS patut didukung. PKS kini menjadi salah satu aset nasional yang amat bernilai. Dari sinilah akan diuji: Apakah cita-cita reformasi 11 tahun lalu masih mungkin diwujudkan? Dan, bisakah konsolidasi demokrasi demi pencapaian kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat dimulai setelah tiga kali pemilu? Hanya elite politik yang matang bisa menjawab tantangan ini.(-)

Sumber: Republika.co.id

30 April, 2009

Iklan Sekolah Gratis Mendiknas Dinilai untuk Naikkan Pamor SBY

Kamis, 30/04/2009 16:00 WIB
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - PDIP menilai pemerintah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menggunakan media pendidikan sebagai salah satu cara untuk mendulang dukungan dan memenangkan pilpres Juli mendatang. Dengan cara ini, SBY menjadi lebih populer ketimbang capres lainnya.

"Iklan mendiknas tentang sekolah gratis di televisi setiap hari melebihi rating iklan capres, padahal kita sudah sepakat tidak menggunakan kata sekolah gratis," tutur Wakil Ketua Komisi X DPR, Heri Akhmadi seusai konferensi pers mengenai evaluasi ujian nasional di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/4/2009).

Menurut Heri, hal ini sama seperti iklan parpol yang membuat rakyat ingin memilih SBY menjadi presiden lagi.

"Anggran 20 persen untuk pendidikan itu seperti keberhasilan pemerintahan, padahal karena dimasukkannya gaji guru ke anggaran. Tentu saja menambah pemilih," tutur Heri.

Kemajuan pendidikan di Indonesia, menurut Heri, tidak lebih baik dari tahun ke tahun. Menurutnya sebaiknya mendagri tidak bekerja sendiri dan membentuk lembaga pertimbangan untuk membuat kebijakan pendidikan.

"Tidak ada kemajuan, tidak lebih baik dari tahun lalu, sudah waktunya mendiknas bentuk dewan pendidikan nasional supaya kebijakan pendidikan lebih baik," tutur Heri.

"Kita butuh sistem pendidikan dan sistem rekrutmen yang lebih baik lagi," pungkasnya. ( van / irw )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

29 April, 2009

Validkan DPT, KPU Bisa Pakai Cara Orba

Senin, 27/04/2009 17:10 WIB
Amanda Ferdina - detikPemilu
Jakarta - Ada cara lain untuk memvalidasi daftar pemilih tetap (DPT) selain mengandalkan kesadaran warga untuk melaporkan ke RT/RW. Cara-cara validasi data ala Orde Baru (Orba) bisa dipakai.

"Bisa dengan berbasis domisili seperti yang sosialisasinya sekarang mulai gencar di DKI. Tapi harus juga berbasis ke pencacahan jiwa. Karena kalau nggak begitu, bisa akan mengulang seperti kemarin," ujar Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Nur Hidayat Sardini.

Nur Hidayat menyampaikan hal itu di Kantor Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (27/4/2009).

Validasi berdasarkan domisili ditetapkan berdasarkan alamat di mana orang itu tinggal. "Tapi kalau ini saja agak nggak yakin, karena hanya meminta kesadaran warga saja," jelas dia.

Selain mengandalkan keaktifan warga, parpol juga diharap berperan mendorong warga untuk memeriksa namanya apakah sudah terdaftar di DPT atau belum. Cara validasi yang lain adalah dengan pencacahan jiwa seperti yang digunakan saat pemilu era Orba.

"Kalau pencacahan jiwa itu bagaimana melibatkan RT langsung untuk mencatat jiwa-jiwa. Seperti pada sistem lalu di Orde Baru. Terlepas dari negatifnya (Orba), itu baik karena langsung door to door. Dan itu memungkinkan, masih ada waktu untuk mencek semua proses," jelas dia.
( nwk / nrl )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

JK Minta Izin Pembangunan Rusuna Kelar dalam 1 Bulan

Mungkin karena mau jadi Presiden, tiba-tiba JK merasa perumahan untuk warga miskin adalah prioritas. Sayang tidak dianggap prioritas dari 4,5 tahun yang lalu.
Wassalam,
Gene

JK Minta Izin Pembangunan Rusuna Kelar dalam 1 Bulan

Rabu, 29/04/2009 17:48 WIB
Nograhany Widhi K - detikFinance

Jakarta - Sekitar 200 proyek pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) di DKI Jakarta masih terganjal masalah perizinan lahan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto agar membentuk tim perizinan sehingga proses perizinan bisa dilakukan dalam 1 bulan.

"Dalam rapat tadi juga ada Wagub DKI. Persoalan perizinan disarankan Pak Wapres untuk membentuk satu tim (yang memproses perizinan). Sehingga selambat-lambatnya 1 bulan bisa diselesaikan semuanya," ujar Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Teguh Satria.

Hal itu disampaikan Teguh usai rapat koordinasi tentang pembangunan rusuna dengan JK di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (29/4/2009).

Sementara Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Asy'ari mengatakan dari proyek 1.000 tower, hingga saat ini sudah ada letter of intent untuk 552 tower.

"Sebagian masih terhambat proses perizinan. Dari jumlah itu 197-200 (proyek) berada di DKI dari 29 developer. Proses tetap jalan terus," kata Yusuf. (nwk/lih)

Sumber: Detikfinance.com

28 April, 2009

Pesan Persaudaraan dalam Hadits

Thursday, 23 April 2009 08:12

Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata. Tidak karena pamrih apapun

Hidayatullah.com--Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan persaudaraan (ukhuwah). Hal itu termaktub dalam beberapa ayat di Al-Quranul Karim, seperti tertulis dalam edisi lalu.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Di bawah ini adalah beberapa hadits yang menjelaskan kedudukan ukhuwah dalam Islam:

Lillahi Ta’ala Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan. Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat Allah berfirman: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, aku menaungi mereka dengan naungan-Ku." (Riwayat Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya." (Riwayat Muslim)

Dalam keterangan yang lain Nabi Muhammad menjelaskan, "Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka." Beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah." (Riwayat Nasa’i dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu)

Tidak Saling Menzhalimi

"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya sesama Muslim dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari dari Abdullah bin Umar RA)

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian saling mendengki, melakukan najasy (semacam promosi palsu), saling membenci, memusuhi, atau menjual barang yang sudah dijual ke orang lain. Tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak menzhalimi, dan tidak membiarkan atau menghinakannya. Takwa itu di sini (beliau menunjuk ke dadanya tiga kali)."

Ibarat Satu Tubuh

Persaudaraan dalam Islam memperkuat ikatan antara orang-orang Muslim dan menjadikan mereka satu bangunan yang kokoh. "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh; apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuh akan sulit tidur dan merasa demam." (Riwayat Muslim)

"Orang-orang Muslim itu ibarat satu tubuh; apabila matanya marasa sakit, seluruh tubuh ikut merasa sakit; jika kepalanya merasa sakit, seluruh tubuh ikut pula merasakan sakit." (Riwayat Muslim)

Merasakan Lezatnya Iman

"Barangsiapa ingin (suka) memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah." (Riwayat Ahmad)

Mengenal Baik Sahabatnya

"Jika seseorang menjalin ukhuwah dengan orang lain, hendaklah ia bertanya tentang namanya, nama ayahnya, dan dari suku manakah ia berasal, karena hal itu lebih mempererat jalinan rasa cinta." (Riwayat Tirmidzi)

Demikian sebagian kecil dari nash hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan. Semoga kaum Muslimin dapat secara konsisten memenuhi syarat-syarat, hak-hak, dan kewajiban bersaudara dalam Islam. * [Ali Athwa, dari buku Fiqh Ukhuwah karangan Abdul Halim Mahmud/www.hidayatullah.com]

Sumber: Hidayatullah.com

27 April, 2009

Indonesia Menjadi Obyek "Wisata Seks" Terpopuler Bagi Turis Arab

Kapan Indonesia akan berubah…? Setiap tahun, berita seperti ini ada terus.

Indonesia Menjadi Obyek "Wisata Seks" Terpopuler Bagi Turis Arab

Minggu, 19/04/2009 17:06 WIB

Riyadh, Naif. Ketika Indonesia menjadi obyek dakwah dan ladang persemaian gerakan-gerakan Islam yang berasal dari negara-negara Arab, di sisi yang lain Indonesia juga menjadi obyek "wisata seks" yang sangat populer bagi turis-turis Arab.

Dan lebih naifnya lagi, praktik ini dilegalkan oleh salah satu fatwa ulama mereka. Salah satu ulama yang melegalkan praktik demikian adalah Syaikh Abdullah bin Baz, ulama yang menjadi rujukan penting kalangan salafi-wahhabi.

Baru-baru ini, Kepala Bidang Pembimbingan Masyarakat (Qism ar-Ra'aya) Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta mendesak Badan Pembesar Ulama (Hay'ah Kubbar al-Ulama) kerajaan petro dollar tersebut untuk mengeluarkan fatwa yang menyikapi maraknya fenomena "pernikahan" para lelaki Saudi dengan perempuan Indonesia "yang diniatkan adanya talak (cerai) setelahnya" (nikah bi niyyat at-thalaq).

Khalid al-Arrak, Kepbid Bimas Kedutaan Saudi di Jakarta menyatakan, pihaknya khawatir jika fenomena yang marak di kalangan lelaki negaranya itu kian hari kian merebak dan tak dapat dikontrol.

Harian Saudi Arabia al-Wathan (16/4) melansir, fenomena "nikah dengan niat talak di belakangnya" yang dilakukan oleh para lelaki Saudi dengan perempuan Indonesia itu sangat populer.

Al-Arrak menyatakan, para lelaki Saudi yang melakukan praktik ini tidak lagi memperhatikan undang-undang yang berlaku terkait pernikahan, karena mereka justru menyandarkan perbuatan mereka terhadap salah satu fatwa ulama yang melegalkannya. "Mereka melakukan pernikahan ini dengan bersandar pada fatwa ulama yang membolehkan nikah dengan niat bercerai (nikah bi niyyat at-thalaq)," ungkap al-Arrak.

Sayangnya, dari pihak perempuan Indonesia sendiri menjadikan praktik ini sebagai ladang pekerjaan. Lagi-lagi kemiskinan dan susahnya hidup yang melilit mereka adalah dendang usang kaset lawas yang dijadikan dalih. "Perempuan Indonesia beranggapan jika menikah dengan lelaki Saudi, sekalipun kelak akan diceraikan, dipandang sebagai solusi sesaat untuk mendulang uang dan jalan pintas untuk dapat keluar dari jerat kemiskinan," tambah al-Arrak.

Yang lebih disayangkan lagi, di Indonesia sendiri banyak tersebar kantor-kantor “siluman” yang memfasilitasi praktik pernikahan edan ini, lengkap dengan modin, saksi, dan wali palsu dari calon pengantin perempuan.

Kedutaan Saudi di Jakarta sendiri telah mencatat setiaknya 82 pengaduan pada tahun lalu, ditambah 18 pengaduan tahun ini yang diajukan oleh para "mantan istri" perkawinan ini, yang ternyata menghasilkan anak.

Meski tidak tercatat secara resmi di Kedutaan, namun pihaknya siap untuk memfasilitasi anak-anak yang diadukan itu untuk dapat pergi ke Saudi, negara bapak mereka berasal, dengan memberikan tiket dan visa masuk gratis.

Tetapi, dalam banyak kasus, para bapak mereka (pria Saudi) tidak akan mengakui kalau anak-anak tersebut adalah darah daging mereka, karena tidak adanya bukti-bukti legal dan lengkap dari pihak keluarga perempuan di Indonesia.

Salah seorang korban dari paktik ini, Isah Nur (24), mengaku pernah dinikahi pria Saudi saat ia berusia 16 tahun. Sekarang ia telah menjanda, dan meneruskan profesi lamanya sebagai "istri yang dinikahi sesaat untuk kemudian diceraikan" dengan menjalani kehidupan malam.
Lebih naif lagi, Isah mengaku senang saat dulu dinikahi pria Saudi tersebut, karena orang-orang Saudi dipercaya memiliki dan membawa berkah. "Umat Islam di Indonesia menganggap orang Mekkah dan Madinah memiliki dan membawa berkah," katanya.

Isah juga menambahkan, mayoritas pria Saudi yang melakukan praktik pernikahan ini menyetorkan mahar sekitar Rp. 3 hingga 6 juta, atau setara dengan RS. 2300, jumlah yang sangat kecil sekali bagi ukuran pendapatan orang-orang Saudi, sebanding dengan uang saku anak sekolah. Namun, bagi penduduk Indonesia, jumlah tersebut sangat besar.

Pada mulanya, Isah dan keluarganya mengaku sama sekali tidak mengetahui jika pria Saudi yang menikahinya itu hanya akan menikmati tubuhnya saja, dengan berpedoman pada fatwa bolehnya "menikah dengan niat bercerai".

Pernikahan antara mereka sendiri hanya berlangsung beberapa saat waktu saja, untuk kemudian sang pria Saudi itu meninggalkan Isah bersama seorang anak kecil hasil hubungan mereka.

"Saat meninggalkan kami, pria itu hanya memberikan uang Rp. 3 juta," tutur Isah.
Kedubes Saudi juga menjelaskan, jika kasus pernikahan model demikian hanya terjadi pada 20% populasi pernikahan pria Saudi dengan wanita Indonesia.

"Selebihnya resmi dan legal," tutur al-Arrak.
Praktik "pernikahan dengan niat bercerai sesudahnya" ini benar-benar naif, dan lebih naif lagi dilegalkan oleh fatwa ulama. Indonesia adalah tempat terpopuler untuk obyek praktik ini bagi orang-orang Arab, karena dipandang paling murah dan paling mudah. Praktik demikian sejatinya tak jauh beda dengan prostisusi, prostisusi yang kemudian terlegalkan oleh fatwa ulama, dan salah satu lokasi wisata favorit bagi turis-turis Arab untuk melegalkan praktik tersebut adalah kawasan puncak dan sekitarnya. (wtn/arby/L2)

Sumber: Eramuslim.com

24 April, 2009

2 Gadis ABG Jadi Otak Perdagangan Perawan

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Mengerikan sekali berita ini. Peran orang tua dalam mendidik anaknya sangat penting. Peran sekolah dalam membuka wawasan dan kesempatan bagi anak juga sangat penting. Tanpa kedua unsur utama ini, berita seperti yang berikut ini sudah tidak aneh lagi. Anak (khususnya anak perempuan) akan terpancing untuk melakukan tindakan tuna susila bila tidak ada bimbingan dari orang tua dan guru yang baik hati, bijaksana, peduli dan penuh kasih sayang.

Selama pemerintah gagal terus menyediakan sistem pendidikan yang berkualitas, anak perempuan seperti ini tidak akan bisa melihat harapan untuk hidup dengan baik, kecuali dia menjual diri. Dan bisa dijamin orang tua mereka juga tidak berpendidikan tinggi karena tidak lulus sekolah, tidak punya ilmu yang bisa digunakan untuk mencari pekerjaan yang baik, dan tidak melihat harapan selain mengajarkan anaknya untuk menjual diri.

Sangat disayangkan bahwa anak bangsa bisa hidup seperti ini. Yang paling menyedihkan adalah statement dari perempuan tersebut bahwa tidak sudah tidak lagi bisa temukan seorang anak yang masih perawan, sehingga harus menipu klien mereka.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

********

2 Gadis ABG Jadi Otak Perdagangan Manusia
Kamis, 23/04/2009 19:40 WIB

Rois Jajeli – detikSurabaya
Surabaya - Dua anak baru gede (ABG) yang umurnya sekitar 17 tahun sudah menjadi pelaku perdagangan manusia. Keduanya ditangkap polisi karena menyediakan anak di bawah umur ke pria hidung belang. Selain itu, tersangka juga mengelabuhi pria hidung belang jika anak yang dibawanya masih perawan.

Kedua tersangka itu Rani (17), warga Jalan Wonorejo Surabaya dan Ica atau Pia (17), warga Kedurus Surabaya. Sedangkan korban yang masih berusia (14) itu sebut saja Desi warga kawasan Simo Gunung Sukomanunggal Surabaya.

Kapolres Surabaya Selatan AKBP Lakoni WN mengatakan, pengungkapan kasus itu berawal dari informasi masyarakat tentang adanya praktek perdagangan manusia.

"Informasinya ada yang bisa menyediakan anak perawan ke pria hidung belang," ujar AKBP Lakoni kepada wartawan di mapolres, Jalan Dukuh Kupang Barat, Surabaya, Kamis (23/4/2009).

Setelah mendapatkan informasi tersebut, polisi menyelidiki dan mencari contac person orang yang dapat menyediakan wanita yang masih perawan dan dapat dibooking. Setelah dua hari menyelidikinya, polisi menemukan dan dapat menghubungi tersangka Rani yang dapat menyediakan perawan.

Dengan cara undercover buy, polisi menyamar menjadi pria hidung belang dan memesan seorang perawan melalui telepon. Tersangka Rani menyanggupinya dan akan membawa perawan sesuai dengan permintaan polisi yang menyamar itu.

"Tersangka memasang tarif untuk perawan yang dapat dibooking seharga Rp 1,7 juta," tuturnya.

Selang dua hari lagi, tersangka Rani datang ke salah satu hotel di kawasan Surabaya Selatan mengajak bersama tersangka Ica berserta korban ke salah satu hotel di kawasan Surabaya Selatan sesuai dengan perjanjian melalui telepon.

"Setelah transaksi di hotel dan kita sudah membayarnya, dua tersangka dan korban kita amankan," terangnya.

Ada yang kejadian yang tidak disangka oleh polisi. Ternyata korban Desi yang umurnya masih 14 tahun itu sudah tidak perawan lagi. Untuk mengelabuhi pria hidung belang yang memesannya, tersangka mengolesi Miss V korban dengan darah asli yang diambilkan dari darah jari kelingking kiri tersangka Ica.

"Sehingga seolah-olah korban itu masih perawan," jelasnya.

Dari uang Rp 1,7 juta itu, atersangka Rani yang menjadi otaknya mendapatkan komisi 30 persen, dan tersangka Ica yang turut membantu diambil darahnya mendapatkan 10 persen. Sedangkan sisanya untuk korban.

"Dari pengakuannya, tersangka sudah beroperasi memperdagangakan orang sejak dua bulan lalu," ujar Lakoni.

Sementara itu, tersangka Rani mengaku terpaksa melakukan modus penipuan itu karena sudah mencari teman-temannya yang masih perawan dan bisa dibooking.

"Korban itu teman saya sudah tidak perawan. Saya tidak menemukan yang masih perawan sehingga saya mengajaknya (sambil menunjuk tersangka Ica yang duduk di sampingnya) untuk membantu mengeluarkan darahnya," tutur Rani yang mengaku dari keluarga broken home dan sering ke tempat dugem di Surabaya untuk mencari pria hidung belang.

Dari terungkapnya itu, polisi mengamankan barang bukti sebilah silet, satu pak kapas, obat merah yodium, satu unit handphone dan uang tunai Rp 250 ribu. Sedangkan kedua tersangka dijerat pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 21 tahun 2007 tentang perdagangan manusia serta pasal 83 UU RI no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. (roi/bdh)

Sumber: Surabaya.detik.com

Terjepit Eskalator Pacific Place - Korban Balita Putri Usia 3 Tahun, Memakai Sandal Karet

Hati-hati dengan anak kecil di escalator. Anak memang senang main ke mal, tetapi mal bukan tempat main. Hati-hati ya.

Terjepit Eskalator Pacific Place - Korban Balita Putri Usia 3 Tahun, Memakai Sandal Karet

Jumat, 24/04/2009 01:24 WIB
Nograhany Widhi K – detikNews

Jakarta - Seorang anak yang terjepit eskalator di Pacific Place ternyata masih balita berusia 3 tahun. Balita itu ternyata memakai sandal karet saat insiden.

"Anaknya putri berusia 3 tahun bersama keluarganya. Di Pacific Place mereka sedang dalam perjalanan turun ke lantai 4 di eskalator itu," ujar GM Marketing Pacific Place Ruth Setyawati ketika dihubungi detikcom, Kamis (23/4/2009).

Ruth menjelaskan, insiden itu terjadi pada Kamis sekitar pukul 16.55 WIB saat keluarga itu berbelanja di Pacific Place. "Si anak menggunakan sandal karet, mungkin bermain-main di eskalator dan anak itu susah melepas sandalnya," kata Ruth.

Ruth tak mengetahui merek sandal itu. Pihaknya sudah memberikan peringatan kepada pengunjung di setiap elevator, berupa gambar sandal dicoret.

"Sudah diberikan peringatan karena karet itu berpotensi kalau kena panas lebih mudah ketarik (elevator). Mengingat kejadian serupa pernah terjadi juga," kata dia.

Saat insiden, pihak keamanan pun dengan sigap mematikan dan membuka eskalator. Balita putri itu pun langsung dilarikan menuju ke RS Brawijaya, Jakarta Selatan.

"Lukanya di kaki kanan. Keadaannya sudah stabil. Sudah di-rontgent dan ditangani dokter-dokter ahli," jelas Ruth.
(nwk/nwk)

Sumber: Detiknews.com

23 April, 2009

LSM Laporkan Dugaan Korupsi Pemilu 2009 ke KPK

Kamis, 23/04/2009 12:47 WIB
Aprizal Rahmatullah – detikNews

Jakarta - Sejumlah LSM menduga penyelenggaraan Pemilu 2009 sarat dengan indikasi korupsi. Mereka melaporkan 5 item aktivitas Pemilu yang disinyalir rawan penyimpangan ke KPK.
"Kami melihat adanya dugaan korupsi ini mulai dari pengadaan dan distribusi surat suara, pengadaan kotak suara, tabulasi nasional, pemutakhiran pemilih, dan sosialisasi pemilu," ujar Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Arif Nur Alam saat jumpa pers di gedung KPK, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (23/4/2009).

Hasil analisis dan investigasi tim IMO (Independent Monitoring Organization) yang terdiri dari ICW, Indonesia Budget Center (IBC), Seknas Fitra, KIPP Indonesia, Indonesia Parliamentary Center (IPC), The Initiative Institute, dan Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) menduga ada kerugian negara yang nilainya ratusan miliar akibat penyelewengan ini.

"Total dugaan kerugian negara Rp 284,28 milliar," kata Sulastio dari Indonesia Parliamentary Center.

Total kerugian tersebut berasal dari surat suara Rp 7,19 miliar, kotak suara Rp 33,18 miliar, TI (Pileg) Rp 216,07 miliar, Pemutakhiran DPT Pileg Rp 15,31 miliar, Sosialisasi Rp 12,92 miliar.

Oleh karenanya, mereka mendesak agar KPK segera menindaklanjuti laporan tersebut. "KPK harus segera menindaklanjuti dan melakukan penyelidikan atas laporan ini. Selain itu kita juga minta agar BPK mengaudit dalam bentuk khusus," kata aktivis ICW Fahmi Badoh. (ape/nrl)

Sumber: Detiknews.com

22 April, 2009

Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Ini menarik sekali. Sepertinya, mitos Kartini hanya satu unsur lagi dari sistem pendidikan nasional yang kurang tepat dan belum diperbaiki.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Gene


Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah

Tuesday, 21 April 2009 09:12

Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-269

Oleh: Adian Husaini

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik 'pengkultusan' R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul “Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”

Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).

Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.”

Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.”

Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.”

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,” begitu kata Rohana Kudus.

Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:

“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.”

Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:

”Salam, Bidadariku yang manis dan baik!... Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: ”Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?” Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.” (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).

Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Juga ada yang memanggilnya ”Syaikhul Islam Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.” (hal. 116).

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).

Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan ‘pribumi Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak ‘anak didik Snouck’ – langsung atau pun tidak – yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan. [Depok, 20 April 2009/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Sumber: Hidayatullah.com

21 April, 2009

Bayi Umur Dua Tahun Kecanduan Rokok

Selasa, 14 April 2009 | 10:01 WIB
MADIUN, KOMPAS.com —Kebiasaan aneh ditunjukkan oleh Muhammad Bagus Riyandi, putra pertama pasangan Supari (27) dan Yayuk Lestari (23), warga RT 15 RW 03 Dusun Nguren, Desa Ketandan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Bagus yang baru berusia 2 tahun itu sudah gemar merokok, dan dalam sehari bisa menghabiskan empat batang rokok.

Ny Yayuk mengatakan, kebiasaan aneh itu berawal saat Bagus baru berusia 9 bulan. Saat baru bisa merangkak itu, Bagus merengek sambil meraih rokok yang diisap bapak dan kakeknya. Jika rokok tak diberikan, maka Bagus akan menangis keras. Karena permintaannya dituruti, akhirnya setiap kali keduanya merokok dan terlihat Bagus, maka Bagus pun akan mengisap rokok mereka.

“Awalnya, dia minta sebatang rokok yang masih diisap bapaknya. Sekarang dia sudah mampu menghabiskan sehari sebanyak empat batang. Kalau dilarang, dia marah dan menangis, sampai sekarang. Makanya kami kebingungan melarangnya,” kata Yayuk. “Biasanya, dia minta rokok pada pagi dan sore.”

Sejauh ini, Bagus belum pernah mengalami sakit seperti sesak napas, batuk, atau penyakit terkait rokok. Meski demikian, Yayuk khawatir Bagus akan terkena penyakit akibat merokok. Selain itu, kebiasaan merokok Bagus juga menyedot uang belanja pasangan suami istri yang cuma buruh tani itu.

“Kami ingin periksakan ke dokter untuk mengetahui dampak dia merokok, tetapi enggak ada biaya. Kalau untuk urusan kesehatan, ya paling imunisasi di balai desa,” tutur Yayuk. (st14)

Sumber: Kompas.com

********
Assalamu'alaikum wr.wb.,

Sangat disayangkan bahwa orang tua memilih anak yang kalam daripada anak yang sehat. Setahu saya, belum pernah ada anak yang wafat atau jadi sakit karena menangis biasa. Setahu saya, seorang anak yang menangis karena tidak dapat apa yang dia inginkan akan berhenti menangis sendiri dan akan tetap sehat dan normal. Anak juga akan mendapatkan pelajaran bahwa apa yang dia inginkan memang TIDAK BOLEH. Bukannya lebih penting memberikan pelajaran itu kepada anak daripada berharap anak akan selalu diam dan kalam?
Saya kira ini hasilnya bila orang tua seindonesia tidak mendapatkan kesempatan untuk lulus sekolah. Saya tidak bisa bayangkan orang tua yang berpendidikan tinggi akan bersikap seperti ini. Sekali lagi kegagalan pemerintah untuk mendidik anak bangsa (di masa lalu) berakibat buruk bagi generasi mendatang.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

50 Persen Rumah Tangga Miskin Habiskan Uang Demi Rokok

Selasa, 21/04/2009 18:03 WIB
Uji Materi Iklan Rokok
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Kecanduan rokok membuat 50 persen rumah tangga miskin menghabiskan pendapatannya untuk rokok. Padahal uang yang mereka miliki dapat digunakan untuk membeli susu dan makanan yang layak untuk anak-anak mereka.

"Satu dari dua rumah tangga termiskin, yang pendapatannya di bawah Rp 600 ribu/bulan menghabiskan uangnya untuk rokok," kata peneliti Lembaga Demografi Indonesia Abdillah Hasan di sela-sela persidangan di Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (21/4/2009).

Mary merupakan saksi ahli dalam sidang uji materil UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran yang dipimpin Ketua MK Mahfud MD. Sejumlah lembaga perlindungan anak, Komnas PA, dan perorangan mengajukan uji materil UU tersebut mengenai tayangan iklan rokok di media ke Mahkamah Konstitusi.

Abdillah menyangkal klaim kalangan industi rokok yang menyatakan industri ini merupakan penyumbang cukai yang terbesar. Menurutnya sumbangan industri itu tidak sebesar yang mereka klaim.

"Benar mereka menyumbang cukai paling besar dan nilainya memang meningkat, tapi secara proporsi total penerimaan dalam negeri nilainya naik dan turun. Patut diperhatikan yang membayar cukai itu adalah perokok bukan industrinya, jadi klaim ini tidak dapat dibenarkan," katanya. (nal/nrl)

Sumber: Detiknews.com

19 April, 2009

Wilders Ingin Serang Islam Lebih Keras

By Republika Newsroom
Jumat, 17 April 2009 pukul 06:05:00

Politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders, kembali membuat ulah. Anggota parlemen yang dikenal sangat Islamfobia itu berencana membuat sekuel film Fitna yang berisi hujatan dan penistaan terhadap ajaran Islam. Dia tampaknya tak jera dengan hukuman yang tengah mengancamnya akibat ulahnya menghina Islam lewat filmnya itu yang dirilisnya pada 27 Maret 2008.

Kali ini, Wilders berencana membuat film tentang Islamisasi di Barat. Perkembangan Islam di Eropa yang sangat pesat telah membuatnya ketakutan. Kepada De Telegraaf, sebuah harian terkemuka di Belanda, dia mengungkapkan film yang akan menyerang Islam itu bakal dirilis tahun depan.

Dalam pandangannya, berkembangnya Islam di Eropa Barat merupakan sebuah ancaman. Padahal, umat Muslim yang tersebar di berbagai negara di Eropa justru telah memberi sumbangsih dan kontribusi yang besar bagi kemajuan Eropa. Menurut Wilders, Eropa Barat telah dihinggapi penyakit oleh imigrasi dari negara-negara Muslim.

"Kita harus menyerang lebih keras lagi, menjadi lebih ofensif,'' tutur Wilders. Politisi yang dirasuki Islamfobia itu menuding Islam sebagai kebudayaan yang terbelakang. Tak cuma itu, ia juga menghina Alquran--kitab suci dan pedoman hidup manusia--sebagai buku fasis.

Jika dalam film Fitna Wilders menghina dan menistakan Alquran, dalam film yang akan dibuatnya nanti, dia akan lebih menyerang peradaban Islam. ''Film baru nanti merupakan episode baru,'' ujarnya sesumbar. Bahkan, dia akan meminta bantuan dari sineas dari New York dan Hollywood untuk membuat film itu.

Akibat film Fitna yang telah dibuatnya beberapa waktu lalu, Wilders terancam terkena jeratan hukum. Ia diputuskan harus menghadapi pengadilan dengan dakwaan menghasut kebencian terhadap warga Muslim. Hakim Pengadilan Tinggi Amsterdam, Belanda, pada 21 Januari lalu telah memutuskan, ulah Wilders yang menebarkan kebencian terhadap umat Islam harus diproses secara hukum.

''Apa yang dilakukan Wilders merupakan perbuatan kriminal. Tuan Wilders telah sengaja menghina Islam dengan (menyerang) simbol-simbol Islam,'' demikian isi keputusan pengadilan Amsterdam. Keputusan pengadilan tinggi itu sekaligus menggugurkan putusan Kejaksaan Belanda pada 2008 lalu, yang tidak meneruskan perkara Wilders dengan alasan bukan tindak kejahatan pidana.

Film pendek Fitna yang dibuatnya telah menyandingkan petikan ayat-ayat Alquran dengan klip video dan suara beberapa tokoh Muslim garis keras yang mengundang protes dan kemarahan di seluruh dunia. Kasus Wilders bukan hanya membuat geram umat Muslim sedunia, kecaman juga datang dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, dengan tegas menyatakan tidak ada hubungan sama sekali antara tindakan Wilders dan kebebasan pers. Hal itu dinyatakan setelah muncul kecaman dan ancaman dari sejumlah negara yang akan memboikot produk-produk asal Negeri Kincir Angin.

Beberapa waktu lalu, Dewan HAM PBB telah menetapkan resolusi yang menyatakan bahwa penistaan agama merupakan pelanggaran terhadap HAM dan pelakunya harus dijerat dengan hukum.

Pemerintah Inggris pun sempat menolak kehadiran penghujat dan penghina Islam itu. Politisi sayap kanan Belanda yang menistakan Islam lewat film Fitna itu, langsung dideportasi beberapa saat setelah mendarat di Terminal 1 Bandar Udara Heathrows, Inggris, pada 12 Februari lalu. Wilders telah dinilai sebagai ancaman bagi keamanan publik. hri/kem

Sumber: Republika.co.id

Suara Naik 300 Persen: SBY Bantah PD Curang

Minggu, 19/04/2009 16:29 WIB

Luhur Hertanto – detikPemilu
Jakarta - Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan PD melakukan kecurangan pada Pemilu Legislatif 9 April. Bahkan SBY menantang pihak yang membuat pernyataan tersebut, untuk membuktikan tuduhannya.

"Demokrat naik 300%, logikanya pasti curang, bagaimana? Kalau ada yang bisa menunjukkan beserta buktinya, laporkan ke Bawaslu. Bagaimana itu kecurangan yang sistematis dilakukan oleh sebuah parpol?" ujar SBY dalam jumpa pers menyikapi berbagai wacana yang berkembang di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/4/2009).

SBY mengaku menyimak dengan baik setiap penyelenggaraan pemilu yang berlangsung di Indonesia. Menurutnya sepanjang pemilu tersebut dilakukan secara fair maka hasil yang diraih bisa turun naik.

Partai Golkar, imbuh SBY, pada pemilu 1997 mendapat 74 persen suara, kemudian pada 1999 mendapat 22 persen suara. Sedangkan pada tahun 2004, Golkar mendapat 21 persen suara dan sementara ini 14 persen suara. "Ya barangkali masyarakat yang sekarang ini memilih Golkar memang segitu," terangnya.

Semenatar PDIP, juga mengalami kondisi naik-turun. Pada pemilu 1997 mendapat suara 3 persen, 1999 mendapat 33 persen. SBY pun menanyakan, apakah ini dianggap terjadi kecurangan. "Ya tidak curang karena memang kala itu Ibu Mega memang populer. Kalau pada 2009 hasilnya turun ya mungkin memang segitu rakyat yang memilih," beber SBY.

Partai Demokrat, kata SBY, pada pemilu 2004 suaranya di bawah Partai Golkar dan PDIP. Meski kala itu, aku SBY, setiap kali dirinya berkunjung ke daerah masa yang terkumpul sangat banyak. Maka jika suara Demokrat sekarang mencapai 20 persen karena rakyat ingin memilih Partai Demokrat.

Meski demikian SBY tidak dapat memprediksi bagaimana suara PD pada pemilu lima tahun yang akan datang. "Lima tahun lagi mungkin tidak, jadi bisa naik dan turun hasilnya," pungkas kakek dari Almira Tunggadewi ini. ( ddt / iy )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

16 April, 2009

Ajaib! Seorang Caleg PD Dapat 100 Juta Suara

Rabu, 15/04/2009 16:31 WIB
Elvan Dany Sutrisno – detikPemilu

Jakarta - Menakjubkan! Seorang caleg nomor 1 Partai Demokrat (PD) dari dapil II Sulawesi Selatan (Sulsel) yang bernama Mohammad Jafar Hafsah, mendapat suara 111.226.214. Padahal total suara yang diterima KPU masih 7.886.812.

Kontan seluruh pengunjung di pusat tabulasi nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Borobudur, Jakarta, terkejut. Mereka bingung karena total perolehan suara tersebut hampir 3/4 DPT. DPT berjumlah 171 juta.

Ketua Komisi II DPR EE Mangindaan kebetulan sedang berkunjung ke pusat tabulasi nasional itu mengomentarinya.

"Itu pasti tidak akurat. Teknologi mana yang lebih pandai? Kok bisa dapat 100 juta lebih. Ini perlu diperbaiki," ujar Mangindaan, Rabu (15/4/2009).

Anggota KPU Andi Nurpati, Endang Sulastri dan Syamsul Bahri yang sedang menemani kunjungan Mangindaan itu memilih bungkam. Wakil Ketua MPR AM Fatwa juga enggan berkomentar. Mereka segera duduk di bangku yang disediakan pada acara talk show KPU.

Suara unik lainnya yaitu caleg nomor 2 dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Sugeng Imam Santosa. Caleg dari dapil II Sulsel itu mendapat suara 111.822. Sedangkan total suara yang diperoleh PIS di sana sampai saat ini hanya 865. Total suara PD juga hanya 9.345.

Jadi apa yang error? Apakah benar diserang hacker atau IT KPU yang kacau? ( nik / iy )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

15 April, 2009

Menghadapi Anak Yang Mau Murtad

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Di milis pendidikan, seorang bapak bertanya bagaimana menghadapi anak didik atau anak kandung yang mau murtad. Berikut ini ada jawaban saya. Mungkin bermanfaat bagi yang lain.

Saya sudah beberapa kali berpengalaman dengan orang yang sudah siap murtad atau sudah pernah murtad tetapi kembali ke Islam. Yang terakhir, ada seorang anak muda (masih mahasiswa) yang hubungi saya. Dia sudah Muslim dari lahir, tetapi waktu ketemu saya sudah siap masuk agama Kristen pada minggu berikut. Dia anggap orang Kristen lebih bahagia dan tenang dari Muslim. Dia sudah tidak shalat, suka minum alkohol, ikut teman ke pesta2, dan sebagainya.

Suatu hari, dia mencari info di internet tentang perbedaan antara Islam dan Kristen, atau tentang bagaimana bisa masuk agama Kristen. Nggak tahu kenapa, dia malah ketemu blog saya, dan kemudian kirim email. Dia kaget karena ada orang bule mau tinggalkan agama Kristen untuk masuk Islam. Pertanyaannya terlalu banyak dan sulit untuk dibalas lewat email, jadi saya ajak dia ketemu dengan saya. Kita ketemu dan makan siang sambil ngobrol selama 3 jam. Setelah itu, saya tawarkan draft dari buku saya untuk dibaca, dan setelah satu minggu, kita bertemu lagi.

Intinya dari percakapan kita, saya jelaskan bahwa ajaran Islam (rata-rata) masuk akal dan mudah dicerna. Sumbernya jelas: Al Qur’an dan hadits. Sebaliknya, ajaran Kristen tidak demikian, dan saya jelaskan sebagian kecil dari apa yang ada di buku saya tetang ajaran Kristen yang tidak dicontohkan oleh Yesus, alias tidak jelas dari mana.

Setelah kira-kira 1 minggu, dia telfon saya dan mengatakan sudah tidak berniat lagi masuk agama Kristen, dan sudah baca seluruh buku saya 3 kali. Terakhir saya bicara dengan dia, dia mengatakan sudah shalat 5 waktu, baca Al Qur'an lagi, berhenti minum alkohol, tinggalkan teman lama (yang ajak mabuk2an), dan bertanya bisa mengikuti pengajian di mana lagi karena, pada saat ini, hanya mengikuti satu pengajian, alias tidak cukup.

Pada dasarnya, saya kira kebanyakan orang Islam yang ingin murtad menjadi demikian untuk alasan yang tidak selalu berkaitan dengan ajaran Islam sendiri. Misalnya, ada seorang perempuan yang hubungi saya dan mengatakan mau murtad karena dia membenci ibunya. Jadi dia ingin murtad untuk menghukum ibunya dengan suatu hukuman yang akan membuat ibu malu di depan seluruh keluarga dan teman.

Ada orang lain yang murtad setelah mimpi bertemu Yesus, tetapi sekaligus juga bisa dilihat beberapa keanehan pada orang tersebut, dan karena itu saya merasa yakin bahwa akalnya kurang sehat. Juga sangat mungkin ada masalah emosional yang membuat dia merasa tidak tenang di dalam kehidupannya. Bagi dia, sangat mudah untuk menyalahakan Islam dan kemudian tinggalkan Islam daripada minta bantuan kepada Allah yang Maha Kuasa (untuk mengatasi semua masalahnya).

Ada juga orang yang murtad karena tidak mendapatkan pendidikan agama yang baik dari orang tua sendiri jadi dia anggap agama itu tidak penting. Yang penting (menurut dia) adalah bahwa setiap orang harus merasa bahagia di dunia ini. Sikap seperti ini menjadi berbahaya ketika ada perempuan (biasanya) yang jatuh cinta dengan non-Muslim. (Saya sudah lupa berapa kali saya bertemu dengan seorang perempuan yang kekasihnya adalah non-Muslim, dan dia berharap pacarnya itu bisa “dibuat Muslim” setelah bicara dengan saya). Karena dia anggap bahwa cinta adalah segala-galanya di dunia ini, dan tidak ada tujuan di dunia ini selain mencari dan menemukan cinta dengan seorang kekasih (sesuai ajaran sinetron setiap hari di tivi), maka pada saat dia merasakan cinta tersebut, dia merasa bahwa ini merupakan kewajiban bagi dia untuk mengakui dan mengikuti perasaan cinta itu. Hasilnya, dia siap tinggalkan agama yang benar demi cinta. Dunia akhirat yang kekal tidak masuk perhitungan. Dalam kata lain, dia ambil keputusan dengan hatinya, bukan dengan akalnya. Akal diabaikan saja, karena hanya cinta yang penting.

Pernah saya coba menjelaskan kepada seorang perempuan bahwa mungkin saja Allah sedang menguji keimanan dia dengan membuat perasaan cinta terhadap non-Muslim. Kalau dia mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya, dia tidak mungkin akan siap murtad hanya untuk perasaan cinta dari seorang pria, yang juga bakalan ditolak oleh keluarganya si perempuan. Saya pernah mengatakan bahwa apa yang dia anggap cinta itu terasa sebagai 10/10 di dalam hatinya, alias sempurna dan tidak bisa lebih. Tetapi mungkin saja itu hanya ujian dari Allah, dan kalau dia teguh dalam keimanannya, dan tidak mau murtad untuk alasan kecil seperti cinta, maka barangkali Allah akan membalas dengan rasa cinta terhadap seorang pria yang lain yang memang Muslim dari lahir. Dan ketika dia ketemu orang yang baru itu, baru dia akan sadari bahwa skala 1-10 yang dia gunakan sebelumnya sebenarnya mencapai 100, jadi perasaan sebelumnya hanya 10/100 (atau 10% dari yang mungkin) bukan 10/10 (atau 100% dari yang mungkin). Batas rasa cinta yang dia rasakan sebagai 10, belum tentu sudah mencapai batas paling maksimal. Mungkin saja itu hanya sebuah tes bagi dia, dan setelah dia menolak murtad, baru Allah membuka hatinya untuk merasakan cinta sampai batas 100. Wallahu a’lam.

Intinya, orang yang murtad karena ada perasaan cinta terhadap non-Muslim (dari pengalaman saya memberikan nasehat kepada orang yang mengalaminya) biasanya tidak tahan lama, dan cepat atau lama (1-15 tahun) orang yang murtad itu akan menyesal. Apalagi kalau setelah 10 tahun murtad karena cinta, dia malah diceraikan oleh suaminya. Apalagi ditambah juga dengan selingkuhnya si suami. Jadi bisa berakhir dengan cara yang sangat pahit, dan rasa cinta “10” (dihitung sempurna) yang menjadi ladasannya untuk murtad belum tentu bertahan lama. Tetapi hari penghakiman dan dunia akhirat tidak akan hilang, jadi keputusan dia untuk murtad akan menjadi beban yang besar nanti.

Ada lagi seorang perempuan yang murtad karena menikah dengan non-Muslim. (Saya tidak tahu kalau keluarga setuju atau tidak). Setelah menikah, dia malah diajak ke gereja, dan dia mengatakan kepada saya “Sebagai seorang isteri yang beriman, saya seharusnya nurut dengan suami, jadi saya ‘terpaksa’ ikut ke gereja”. Tentu saja dia sangat salah paham kewajibannya sebagai seorang isteri yang beriman. Sangat tidak masuk akal bila dia wajib menuruti suaminya bila suaminya mengajak keluar dari Islam dan masuk agama lain, dan tentu saja dia salah paham bahwa seorang isteri yang beriman harus nurut dengan suaminya dalam semua keadaan, khususnya bila diajak murtad. Setelah ibu ini cerai, dia kembali ke Islam, tapi dengan setengah hati karena sudah lama di gereja, dan dia bertemu saya untuk menanyakan perbedaan antara Islam dan Kristen. Dia perlu diyakinkan bahwa Islam memang benar, karena walaupun dia sudah mengikuti kedua agama itu, dia masih tidak paham intinya dan perbedaannya antara kedua agama tersebut (dia masih awam).

Selain itu, ada juga orang yang murtad sebagai hasil dari Kristenisasi, dan saya kira semua orang Muslim sudah baca banyak tetang itu, jadi tidak perlu diulangi di sini.

Kalau bapak [yang kirim email untuk bertanya tentang masalah ini] mau mengatakan bahwa seorang Nabi bisa gagal juga dalam dakwahnya, saya kira tidak tepat. Memang kita tidak bisa memaksakan orang kafir menjadi Muslim dan juga kalau ada orang Muslim yang berserikeras untuk murtad, kita juga tidak bisa memaksakannya untuk paham bahwa itu tidak baik dan benar. Dia harus berniat untuk paham sendiri. Hidayah itu sangat mahal dan saya kira kebanyakan orang justru tidak paham betapa mahalnya hidayah itu. (Saya mencari kebenaran dalam agama selama 15 tahun, dan pelajari Islam dulu selama 5 tahun sebelum bisa baca syahadat). Juga bisa dikatakan bahwa kebanyakan orang sangat kurang bersyukur bahwa mereka dilahirkan sebagai Muslim di Indonesia, dan mereka kurang bersyukur karena tidak paham tentang apa yang sudah diberikan kepada mereka sejak lahir sebagai berkah dan hikmah yang besar dari Allah.

Juga penting untuk mengerti bahwa kita perlu berusaha semaksimal mungkin untuk berdakwah kepada orang lain yang ingin memahami Islam. Saya kira usaha dari seorang Nabi terhadap komunitasnya pasti sangat baik, dan bukan sekedar mengatakan:
“Mau masuk Islam?”
“Nggak usah!”
“Oke deh. Dahh”

Usaha dari seorang Nabi pasti lebih dari itu jadi tidak tepat kalau kita melihat orang Muslim murtad lalu menyalahkan dakwahnya seorang Nabi Allah.

Dalam kasus ada orang yang mau murtad, kita juga perlu bekerja keras untuk mendidiknya supaya dia bisa kembali menggunakan akal yang sehat (bila masih mungkin). Dengan orang pertama yang saya bahas di atas, saya perlu bicara dengan dia sekitar 6-10 jam atau lebih sebelum dia mulai berfikir kembali dan menggunakan akalnya daripada mengikuti emosinya saja. (Saya kira isi dari buku saya juga sangat membantu dia dalam proses berfikir).

Jadi, kalau ada anak yang mengatakan mau murtad, saya kira ada beberapa kemungkinan.

1. Anak itu kurang waras, alias dia Muslim dari lahir tetapi tidak begitu paham dan tidak anggap penting. Mungkin dia anggap kebutuhan untuk makan dan mandi setiap hari tidak begitu penting juga. Dia anggap dunia akhirat tidak penting dan hanya mau bahagia saat ini di dunia ini. Pemikiran jangka panjang tidak sehat.
2. Anak itu punya masalah sosial atau masalah pribadi (emosional), terutama dengan orang tua. Dia merasa tertekan di rumah, dan karena tidak bisa tenang, dia merasa solusinya adalah tinggalkan Islam karena kehidupan keluarganya sangat berkaitan dengan kegiatan Islam. Dengan tinggalkan Islam, dia bisa “menampar wajah” orang tua dan sangat menyakiti mereka, sekaligus memalukan mereka di depan umum. (Semua orang tua yang Muslim pasti merasa malu dan sakit hati bila anaknya murtad dan ketahuan oleh semua orang).
3. Anak itu tidak diberikan pengertian agama yang baik dari orang tua, atau dari guru sekolah. Dia menjalankan Islam, tetapi bukan karena paham melainkan sebagai kebiasaan saja, seperti memakai baju batik di pesta pernikahan – hanya kebiasaan saja yang diajarkan kepadanya tanpa landasan yang kuat. Sudah biasa dengan Islam, jadi diteruskan untuk sementara (masa mudanya) – sampai menjadi jenuh dan tidak mau lagi.
4. Anak itu memang tidak ditakdirkan untuk mendapatkan hidayah dari Allah. Kalau anak lahir sebagai orang kafir, biasanya dia tetap kafir dan hanya sedikit sekali yang berhasil masuk Islam. Kalau dia dari keluarga Muslim, mungkin saja Allah mencabut keimanan dari hatinya, dan biarkan dia menjadi kafir. Kalau untuk kasus ini, hanya Allah yang tahu dengan sebenarnya.

Jadi, kalau kita menghadapi seorang anak yang mau murtad, insya Allah dia termasuk dalam kategori 1-3 di atas. Artinya, kalau kita tanggapi keluhannya secara serius dan berusaha untuk menjawab pertanyaannya maka insya Allah dia bisa kembali ke jalan yang lurus.
Sayangnya, terlalu banyak orang tua (dan guru) akan menghadapi masalah serius seperti itu dengan meremehkan dan abaikan keluhan anak itu (dianggap tidak sungguh-sungguh, atau reseh saja), sambil juga marahi dia dan menyatakan tidak boleh murtad, tanpa menjelaskan dengan alasan yang bisa diterima. Kalau anak sudah berfikir lama tentang masalah agama, dan pada saat dia berusaha untuk menjelaskan pemikirannya kepada orang tua atau guru, dia malah dimarahi dan tetap tidak mendapatkan penjelasan, saya kira itu malah akan memperkuat keinginannya untuk tinggalkan Islam.

Jadi, saya anjurkan agar orang tua dan guru tanggapi perkara ini dengan sikap yang serius tapi tenang. Berusaha untuk tidak menjadi marah atau emosi, dan mencari akar dari permasalahannya. Kalau diteliti dengan baik, saya kira kebanyakan kasus ini punya akar di dalam urusan keluarga itu sendiri di mana perilaku orang tua kurang baik, dan bila tidak diperbaiki, maka anak itu akan melihat jalan murtad sebagai pilihan yang baik untuk menghukum keluarga dan sekaligus memutuskan hubungan dengan mereka.

Kalau ada anak yang mengatakan sudah pelajari semua ajaran dasar Islam dan Kristen dengan akal yang sehat, dan setelah membandingkan dan menganalisanya dia merasa yakin bahwa Kristen adalah agama yang paling benar dan paling masuk akal, maaf, saya kurang percaya. Justru yang sebaliknya yang sering terjadi: anak itu mengikuti emosi semata dan menyalahkan Islam untuk semua keluhan pribadi yang ada, dan akalnya tidak digunakan sama sekali. Oleh karena itu, orang tua dan guru sebaiknya berusaha untuk mencari inti dari permasalahan yang menyebabkan anak itu mau murtad. Saya yakin, dan insya Allah benar, akar masalahnya bukan dari Islam sendiri tetapi di dalam kehidupan pribadi anak itu, terutama di dalam hubungan dia dengan anggota keluarga yang lain.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

14 April, 2009

DPT Bermasalah, 47 Juta Warga Tak Bisa Nyontreng

Selasa, 14/04/2009 18:12 WIB
47 Juta Warga Tak Bisa Nyontreng - 3 LSM Ancam Gugat SBY & KPU
M. Rizal Maslan – detikPemilu

Jakarta - Carut marut penyusunan daftar pemilih tetap (DPT) dalam Pemilu 2009 mengakibatkan 47 juta warga negara tidak bisa menggunakan hak politiknya. Oleh karenanya, tiga LSM di bidang hukum dan pemantauan pemilu akan mengajukan gugatan warga negara (Citizen Law Suit) kepada pemerintah.

"Pemerintah dan penyelenggara pemilu masih diberikan toleransi, jika dalam waktu 7 hari hak rakyat dikembalikan dalam bentuk pemilu susulan, maka gugatan itu batal dilayangkan," kata Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Patra M Zen dalam jumpa pers bersama dengan PBHI, KIPP dan LBH Apik di kantornya, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2009).

Dalam kesempatan itu, Patra juga menegaskan, agar pemerintah dan KPU tidak lari dari tanggung jawabnya. "Sebab pemilu ini adalah di bawah kontrol eksekutif pemerintah pusat dan daerah. Jadi wajar bila kami menggugat pemerintah, pemerintah daerah dan KPU terkait kerancuan penyusunan DPT ini," jelasnya.

Sementara itu, Ketua PBHI Syamsuddin Radjab menjelaskan, banyak fakta di lapangan mengindikasikan KPU tidak independen dalam penyelenggaraan pemilu. Misalnya, ketika Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary melakukan pencontrengan di TPS SBY dengan alasan ingin melakukan monitoring pemilu.

"Tidak masuk akal Ketua KPU jauh-jauh memonitor pemilu di Cikeas. Apakah ketua KPU ingin menjadi menteri agama?" ujarnya seraya bertanya.

Indikasi lainnya, lanjut Radjab, hal yang menguatkan KPU tidak netral adalah saat mengesahkan surat suara yang tertukar antar provinsi atau daerah. "Selanjutnya, kami menduga kisruh DPT ini dilakukan secara sengaja untuk memenangkan parpol tertentu. Ini membuktikan KPU tidak professional dan tidak netral," tandasnya lagi.

Dalam kesempatan itu, Patra juga menambahkan, gugatan warga negara (Citizen Law Suit) akan diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, karena telah terjadi perbuatan melawan hukum yang dilakukan pemerintah dan penyelenggara pemilu.

"Sebagai salah satu syarat formil untuk mengajukan gugatan ini, kami hendak menyampaikan secara terbuka pemberitahuan (notifikasi) kepada para pihak yang akan kami ajukan sebagai pihak tergugat, yaitu Presiden, Mendagri, Pemda, KPU, KPUD hingga PPK dan PPS," ungkapnya.

Gugatan tersebut berkaitan dengan hilangnya hak penggugat sebagai warga negara untuk memilih dalam Pemilu Legislatif disebabkan kesengajaan atau kelalaian dalam pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, sesuai pasal 4 UU 10/2008 dan UU No 22/2007. (zal / iy)

Sumber: Pemilu.detiknews.com

13 April, 2009

Panwaslu Sumut Berencana Pidanakan KPU

By Republika Newsroom
Senin, 13 April 2009 pukul 18:24:00

MEDAN - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sumatera Utara berencana mempidanakan pihak KPU setempat akibat buruknya kualitas pelaksanaan pemilu legislatif 9 April lalu. "Rencana mempidanakan KPU juga didasarkan banyaknya laporan dan komplain masyarakat atas berbagai kebobrokan dalam pelaksanaan pemilu," ujar anggota Panwaslu Sumut, Zakaria Taher, usai menerima kunjungan Komisi A DPRD Sumut di Medan, Senin (13/4).

Ia menyebutkan pihaknya tengah mempelajari semua masalah yang menjadi tanggung jawab KPU sebelum membawanya ke ranah hukum. "Tapi kita hampir pasti mempidanakan KPU terkait banyaknya pengaduan masyarakat dan buruknya kinerja pelaksanaan pemilu," tegasnya.

Zakaria mengakui hingga kini berbagai komplain dan keberatan masyarakat atas pelaksanaan pemilu terus berdatangan. Kondisi itu diperparah dengan keluhan yang disampaikan kalangan parpol dan terakhir desakan dari Komisi A DPRD Sumut.

Sebelumnya, Komisi A DPRD Sumut juga mendesak Pawaslu mengusut tuntas keterlibatan tujuh kepala daerah yang diduga mendukung parpol tertentu pada pemilu legislatif. Komisi A juga meminta Panwaslu Sumut melakukan penyelidikan terhadap indikasi politik uang yang diduga terjadi hampir di semua daerah pemilihan di daerah itu.

Panwaslu juga diharap mendesak KPU Sumut menginstruksikan kepada semua PPK untuk menyerahkan formulir C1 (sertifikat rekapitulasi suara) kepada seluruh parpol peserta pemilu, karena hampir seluruh parpol tidak menerima formulir C1 secara sempurna.

Menurut Zakaria Taher, jika kasus-kasus itu jadi dibawa ke ranah hukum, yang pertama kali akan terkena imbasnya adalah pelaksana pemilu di tingkat KPPS dan PPK. "Tapi KPPS dan PPK juga jajarannya KPU. Kita tengah mempelajarinya dan rencana mempidanakan KPU ini memang sudah ada," katanya./ant/itz

Sumber: Republika.co.id/berita

Keputusan Teknologi Real Count Diambil Tanpa Tim Ahli?

Senin, 13/04/2009 10:15 WIB
Shohib Masykur - detikinet
Jakarta - Pilihan teknologi untuk tabulasi nasional Pemilu 2009 atau real count patut dipertanyakan. Ada indikasi, keputusan untuk menggunakan teknologi ini diambil saat KPU mengalami kevakuman tenaga ahli IT.

KPU membentuk tim ahli IT untuk keperluan Pemilu 2009 pada tanggal 10 Desember 2008. Tim yang dikepalai oleh Bambang Edi Leksono dan beranggotakan 7 orang itu melaporkan hasil kerja mereka 14 Januari 2009.

Tanggal 1 Februari, dua pimpinan tim ini, yakni Ketua Bambang Edi Leksono dan Sekretaris Hemat Dwi Nuryanto, tidak lagi dipekerjakan. Padahal 2 orang inilah yang paling berperan dalam pembahasan mengenai persiapan sistem informasi Pemilu 2009.

Dan perlu dicatat, tim ini tidak merekomendasikan penggunaan teknologi Intelligent Character Recognition (ICR) yang sekarang dipakai. "Kami tidak pernah merekomendasikan penggunaan teknologi ICR," ujar mantan Sekretaris Tim Teknis TI KPU Hemat Dwi Nuryanto kepada detikcom, Minggu (12/4/2009) malam.

Usai tim ini menyerahkan laporannya ke KPU, laporan yang menurut Hemat tidak pernah diindahkan, KPU mengadakan kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun anehnya, pihak BPPT pun mengaku tidak turut serta dalam proses pengambilan kebijakan menyangkut penggunaan teknologi untuk tabulasi ini.

"Ketika kami masuk sistem sudah setengah jalan, seperti pengadaan barang dan spesifikasinya sudah diputuskan," aku Kepala BPPT Marzan A Iskandar saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Seperti telah diberitakan, BPPT menandatangani MoU dengan KPU pada tanggal 12 Maret 2009. Jika BPPT tidak berperan dalam pengambilan keputusan menyangkut penggunaan teknologi tabulasi, sedangkan tim TI KPU sebelumnya juga tidak, lantas atas saran siapa KPU memutuskannya? ( ash / ash )

Sumber: Detikinet.com

12 April, 2009

Kekacauan IT Dalam Pemilu 2009

Dari arah mana saja yang digunakan untuk melakukan analisa, Pemilu 2009 memang sangat kacau. DPT tidak faktual, nama-nama orang bisa hilang tanpa penjelasan, berbagai kejadian di TPS, maslah dengan surat suara dan kotak suara, dan seterusnya.
Tetapi yang ini memang luar biasa. Hanya perlu menyediakan ahli IT, dan insya Allah masalah akan beres. Emang di Jakarta tidak ada ahli IT? Saya kenal beberapa orang, dan dari jaringan mereka bisa dikumpulkan ratusan orang lain. Apa susahnya serahkan urusan IT kepada ahlinya? Ternyata, KPU tidak sanggup (atau dengan sengaja tidak mau). Maunya kerja sendiri aja. Ini hasilnya:

220 Kabupaten/Kota Sama Sekali Belum Gunakan Software Pemindai
Pemantauan yang dilakukan atas 300 KPU kabupaten/kota menunjukkan, 220 di antaranya sama sekali belum menggunakan software pemindai Intelligent Character Recognition (ICR) yang berfungsi memindai formulir C1-IT. Sedangkan 80 di antaranya telah menggunakan namun dihadapkan dengan berbagai kendala teknis yang mengganggu.

>>> Ohhh, jadi software yang dibutuhkan di Kabupaten untuk menghitung formulir memang tidak ada di 220 dari 300 Kabupaten! Hmmm… Sedangkan di 80 lain, memang ada softwarenya, tetapi orang sana bego-bego dan tidak bisa menggunakannya? Gitu ya? (“Kendala teknis” dalam laporan ini saya artikan petugasnya bego-bego, karena sepertinya itu penjelasan yang paling masuk akal). Terus, ada juga ini:

Server Pusat Tabulasi KPU Macet
"Server kita lemah kalau pakai personal computer (PC), makanya kita mau rapat pleno untuk mengatasi masalah ini. Jadi kelemahannya pada server kita," ujar ketua KPU Abdul Hafiz Anshary di Hotel Borobudur, Jakarta,

>>> Ohhh, jadi servernya Personal Computer (PC)??? Hmmmm. Ruangan server di kantor teman saya lebih besar dari kamar tidur saya. Dan itu hanya untuk satu perusahaan. Isinya begitu banyak alat sehingga saya tidak paham fungsinya. Hanya ahli IT yang bisa paham. Sedangkan untuk salah satu negara terbesar di dunia ini, yang sedang membangun sistem demokrasi secara serius (katanya), hanya disediakan beberapa PC saja untuk menjadi “server” di KPU? Apakah setelah ini TNI akan diberikan senapan angin saja? (Habis, nggak ada dana untuk beli senjata benaran)! Dan Presiden SBY akan terpaksa jalan ke mana-mana naik motor bebek sendiri? (Habis, nggak ada dana untuk beli Mercedes)? Bagaimana negara ini bisa ditanggapi secara serius kalau pekerjaan KPU begitu konyol dalam pemilu? Tapi tidak apa-apa. KPU masih bisa pinjam PC lain dari tentangga. Ada yang mau bantuin dengan pinjamin komputer dari rumah?

Lemot, KPU Pinjam Server Untuk Real Count
"Terus terang kita hanya punya 6 server. Untuk mempercepat akses, hari ini kita mendapat pinjaman 5 server tambahan dari BPPT," kata Ketua Pokja IT KPU, Sri Nuryanti.

>>> Mungkin KPU berhasil pinjam PC dari kantor sebelah. Mungkin mereka minta Satpam buka pintu di gedung sebelah biar bisa pinjam PC orang lain – munkgin PC anda sendiri yang dipinjam. Cek pada hari senin ya! (“Pak Satpam, jangan kuatir Pak. Hari Senin dikembalikan ya Pak. Hanya dipinjam 2 hari. Nggak ada yang tahu nanti!”). Tetapi setelah berhasil tambah “server” lagi, database KPU diserang oleh puluhan hacker:

Real Count KPU Diserang Puluhan Hacker
"Kemarin ada yang berusaha mengubah tampilan website tabulasi data KPU, mereka mencoba mengubah tampilan data tabulasi, mencoba meng-nol-kan data," tutur Ketua Tim IT KPU, Husni Fahmi. Hal ini disampaikan Husni dalam konferensi pers yang digelar KPU di Pusat Tabulasi Nasional Pemilu 2009, di Hotel Borobudur, Pejambon, Jakarta Pusat, Minggu (12/4/2009).
Menurut Husni, banyak pihak yang mencoba "mengganggu" perhitungan cepat KPU ini. Pihaknya pun bertindak cepat mengantisipasi serangan ini. "Puluhan serangan dalam 3 hari ini, namun sudah berhasil dideteksi sumbernya dan kita sudah konfirmasikan ke Telkom supaya mengunci alamat bersangkutan," imbuh Husni.

>> >Tapi ini bukan masalah. KPU punya punya cara khusus untuk tangani hacker. Namanya program Pernyataan Hacker Jangan Usil (PHJU). Kalau ada puluhan hacker yang berusaha masuk ke database KPU, maka KPU cukup menjalankan program PHJU, dan setelah dikeluarkan “Pernyataan Hacker Jangan Usil” maka semua usaha hacking akan segera berhenti begitu saja. Hebat dan luar biasa. Semua manager di industri IT pasti iri tidak punya program ini. Ini penjelasan tentang programnya:

KPU: Hacker Jangan Usil
"Hacker jangan usil! Jangan iseng-iseng atau serius mengubah data," tutur Ketua Pokja IT KPU, Sri Nuryanti, saat dikonfirmasi mengenai adanya usaha hacking membobol data tabulasi pemilu 2009.

Bagaimana? Masih mau terima hasil yang buruk dari Pemilu yang paling buruk selama ini?

Mungkin minggu depan, SBY akan mengadakan konperensi pers. Pernyatannya hanya satu: “April Mop!!! Kami hanya pura-pura saja bikin pemilu. Bercanda! Tidak serius! Kalian anggap benar ya? Hahahaha. Lihat semuanya berjalan seakan-akan adegan dalam Srimulat. Kami hanya bercanda kok. Pemilu benaran akan diadakan pada bulan Juni nanti. Tunggu ya. Yang kemarin hanya April Mop saja!!! Jangan marah ya teman-teman!”

Harap Makan Coklat Sebanyak-Banyaknya!!!

Demi menyelamatkan lapangan kerja dalam negeri, harap makan coklat sebanyak-banyaknya!!! Coba kalau setiap warga negara janji untuk makan satu batang coklat setiap hari! Insya Allah sudah cukup untuk menyelamatkan pabrik coklat dan menjaga pekerjaan dari teman2 kita di industri ini. Jangan takut makan coklat: dia sejenis buah-buahan karena dipetik dari pohon. Jadi baik untuk kesehatan (hehehe). Ayo, makan coklat sebanyak-banyaknya. Jangan sampai teman2 kita yang menyediakan buah-buahan sehat (coklat) di-PHK.

12 Pabrik Penggiling Coklat Stop Produksi
Minggu, 12/04/2009 17:12 WIB

Suhendra - detikFinance
Jakarta - Sepanjang 2009, sudah ada 12 pabrik penggiling biji kakao (coklat) yang menghentikan produksinya dari total 14 pabrik yang ada di Indonesia, bahkan 4 diantaranya sudah gulung tikar. Penyebabnya permintaan ekspor produk coklat yang terus turun hingga titik terendah di pasar AS dan Eropa.

"Dari 14 pabrik, sebanyak 12 sudah istirahat. Ini sudah terjadi sejak Januari 2009, bahkan 4 pabrik di Makasar sudah tutup," kata Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefy Sikumbang saat dihubungi detikFinance, Minggu (12/4/2009). Pabrik penggiling biji coklat, biasa memproduksi cocoa powder dan cocoa butter. Saat ini hanya menyisakan 2 pabrik yang beroperasi yaitu di Tangerang dan Bandung, dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Padahal jika sebanyak 14 pabrik tersebut beroperasi setidaknya mampu memproduksi bubuk maupun butter coklat hingga 290.000 ton per tahun.

Menurut Zulhefy meski permintaan produk gilingan coklat turun namun harga biji colat terus naik, misalnya pada beberapa tahun lalu harga biji coklat hanya mencapai US$ 2000 per ton, sedangkan saat ini menembus US$ 2600 per ton. "Ekspor turun, karena demand rendah, sementara harga biji kakao tidak turun. karena harganya dipermaikan di bursa futures. Ditambah negara penghasil kakao, Pantai Gading dan Ghana produksinya turun, harga dimainkan oleh spekulan," jelasnya. Kondisi harga biji kakao (coklat) yang yang naik justru tidak diikuti oleh kenaikan harga cocoa butter dan cocoa powder, sehingga tidak mampu menutupi biaya produksi para pabrik penggiling biji kakao.

"Parahnya lagi karena krisis pembelian dari buyer biasaya hanya butuh 10 hari kalau sekarang menjadi 1 bulan sampai 1,5 bulan. Akhirnya cash flow pabrik terhambat," paparnya. Untuk itu ia mengharapkan kepada pemerintah agar bisa membantu sistem pembayaran ekspor dan membantu melalui pinjaman modal perbankan dengan bunga kredit yang lebih lunak. (hen/dro)

Sumber: Detikfinance.com

Perolehan Suara PD Bisa Masuk Rekor Dunia

Masih perlu alasan untuk tidak percaya pada hasil pemilu 2009? Ini dia.
Begitu besar perolehan Partai Demokrat, sampai bisa menjadi rekor dunia???
Sungguh tidak masuk akal.

********

Perolehan Suara PD Bisa Masuk Rekor Dunia
Minggu, 12/04/2009 16:44 WIB

Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - Meroketnya suara Partai Demokrat (PD) pada Pemilu Legislatif dinilai bisa masuk rekor dunia. Perolehan suara partai ini meningkat drastis dibandingkan Pemilu 2004 yang lalu.

"Pemilu 2009 bisa masuk rekor Muri atau bahkan Guiness Book of Record. Satu-satunya pemilu di dunia yang partai baru (Partai Demokrat) bisa meningkat 300 persen, ini hanya mungkin terjadi di negara totaliter," ujar Fajrul Raman, mengkritik hasil Pemilu Legislatif.

Hal ini disampaikan Fajrul dalam konferensi pers yang digelar Dewan
Perubahan Nasional, di Restoran Koetaradja, Jl Senen Raya No 10, Jakarta Pusat, Minggu (12/4/2009). Menurut Fajrul, terlalu banyak masalah dalam pemilu ini yang menjadikan hasilnya sedemikian "ajaib". "DPT kita buruk sehingga pemilu kita pun buruk. Kita butuh komisi kejujuran, masalah DPT harus dibenahi," ujar Fajrul.

Fajrul kemudian mengidentikkan pemilu 2009 dengan pemilu di Philipina.
Menurutnya digulingkannya Presiden Marcos karena pemilu yang tidak tertata. "Kita semakin dekat dengan pemilu Philipina," ujarnya. ( nal / nal )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

Malaysia: Diduga Penggelembungan Suara utk Golkar, 4 Saksi Parpol Walk Out

Minggu, 12/04/2009 06:08 WIB
Laporan dari Malaysia
Ramdhan Muhaimin - detikPemilu
Penghitungan suara terhadap surat suara melalui pos dan dropping box di aula KBRI Kuala Lumpur diwarnai aksi walk out. Empat saksi partai yang mengikuti jalannya penghitungan melakukan walk out. Mereka adalah saksi dari PAN, Hanura, PKS dan Gerindra.

Aksi walk out dilakukan keempat saksi sebagai bentuk protes atas proses pemilihan yang dinilai ada kejanggalan dan kecurangan. Aksi tersebut terjadi disebabkan surat suara yang dihitung menunjukkan hasil hanya untuk satu partai politik. Bahkan dari PKS berencana akan membuat surat pernyataan sebagai sikap protes.

Pantauan detikcom, Sabtu (11/4/2009), aksi walk out bermula saat penghitungan suara dilanjutkan setelah Maghrib. Terjadi kejanggalan yang mengarah pada dugaan penggelembungan suara dalam penghitungan suara di kelompok 6 KPPSLN. Kejanggalan tersebut berupa sebanyak 600 surat suara yang telah dihitung hasilnya sangat mengejutkan dimana seluruhnya menunjukkan hasil suara hanya untuk satu partai politik bernomor 23 [= GOLKAR] dengan caleg nomor 2 dan 5.

Sejumlah pemantau dan perwakilan parpol yang ikut menyaksikan sangat terheran dan menyangsikan kevalidan surat suara.

"Bagaimana bisa surat suara yang dikirimkan melalui pos, semuanya seragam satu parpol. Tidak ada satupun parpol lain yang di contreng selain 23," ujar Husein dari Indonesia Busness Center, yang juga timses Ade Daud Nasution Center di Malaysia.

Bahkan pemantau dari UNIMIG Indonesia, Muhammad Iqbal, menemukan surat pemberitahuan pemungutan suara (form C4LN) yang seharusnya diisi oleh pemilih melalui pos, tapi seluruhnya kosong.

"Surat ini seharusnya diisi oleh pemilih sebagai bukti kalau pemilih telah menerima dan menyontreng surat suara. Lalu dikembalikan ke PPLN. Tapi ini kosong. Jika hanya beberapa saja, tidak apa. Tapi ini jumlahnya lebih dari 600," kata Iqbal.

Hal serupa juga terjadi di penghitungan suara kelompok 5 dan 1 KPPSLN, dimana parpol bernomor 23 dengan caleg 2 dan 5 sangat mendominasi hasil penghitungan tanpa ada suara untuk parpol lain.

Ketika dikonfirmasi, Sekretaris PPLN Kuala Lumpur, Imran Hanafi mengatakan, PPLN telah melakukan prosedur yang benar untuk teknis pengiriman dan pengembalian surat suara melalui pos sesuai dengan peraturan.

"Saya tidak ingin mengatakan indikasi apapun. Yang jelas, dari kedutaan dan PPLN sudah melakukan protap yang benar untuk teknis undi pos ini. Bahkan PM Malaysia, Menlu dan PDRM sudah berkomitmen dengan kedutaan mengenai keamanan sistem undi pos ini," jelas Imran.

Ketua Panwaslu Tengku Afrizal mengatakan, pihaknya sulit untuk membuktikan hal itu sebagai kecurangan jika tanpa bukti. Namun Tengku menegaskan akan menyelidiki hal tersebut.

"Kami juga akan tetap catat dalam berita acara apapun yang terjadi dalam penghitungan ini. Selanjutnya kami akan laporkan kepada Bawaslu pusat. Keputusan ada di Bawaslu," pungkasnya. ( rmd / rdf )

Sumber: Detiknews.com

KPU Menolak Dipersalahkan

By Republika Newsroom
Sabtu, 11 April 2009 pukul 21:10:00

JAKARTA--Komisi Pemilihan Umum (KPU) menolak dipersalahkan karena tak mengizinkan pemegang hak pilih yang tak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk menyalurkan suara dalam Pemilu Legislatif 2009.

Secara khusus, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary menyatakan masyarakat tidak bisa menyalahkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tidak memperbolehkan warga yang tidak terdaftar dalam DPT untuk memilih.

"Mereka tidak salah karena mereka menjalankan undang-undang. Pemilih dapat memberikan suara jika terdaftar dalam DPT, maka mari kita benahi DPT ini," katanya kepada wartawan di pusat tabulasi hasil pemilu, Sabtu.

Dalam kaitan ini, Abdul Hafiz kemudian memberi tenggat waktu pemutakhiran data pemilih untuk pemilihan calon presiden 2009 sampai 10 Mei 2009 sehingga masyarakat mesti memastikan diri terdaftar sebagai pemilih tetap.

"Semua warga negara yang mempunyai hak untuk memilih harus didaftar sebagai pemilih tetap," katanya.

Untuk menghindari pemegang hak pilih tidak terdaftar, KPU telah menginstruksikan KPU daerah untuk memutakhirkan data seteliti mungkin dan mengumumkan DPS pilpres yang diambil dari DPT pemilu legislatif kepada masyarakat.

"Pengumuman dilaksanakan di kelurahan dan kantor kepala desa. Kita juga minta bantuan Ketua RT dan RW untuk ikut mengumumkan DPS pilpres," katanya sambil berharap tidak ada lagi protes belum terdaftar sebagai pemilih tetap dari warga pada pilpres nanti.

Pemilih yang tidak tercatat di DPT pemilu legislatif akan dicatat pada DPT pilpres, sementara warga yang tidak memenuhi syarat namun tercantum dalam daftar pemilih sementara pilpres akan dicoret.

"Yang sudah meninggal, anggota TNI atau Polri aktif yang masih terdaftar akan langsung dihapus, agar tidak timbul persoalan lagi dalam daftar pemilih tetap," katanya.

Sementara, anggota KPU Andi Nurpati berjanji bahwa KPU akan berkoordinasi dengan Departemen Dalam Negeri untuk merapikan data pemilih untuk Pilpres nanti.ant/kem

Sumber: Republika.co.id

11 April, 2009

Pemilu Dinilai Amburadul, KIPP Tuntut KPU DKI Jakarta

Sabtu, 11/04/2009 17:59 WIB
Hery Winarno - detikNews

Jakarta - Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta akan menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. KIPP menilai KPU Jakarta sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu yang amburadul di DKI Jakarta.

"Kami menuntut pertanggujawaban KPU Jakarta karena banyak masyarakat Jakarta yang tidak bisa memilih akibat tidak terdaftar di DPT (daftar pemilih tetap) ," ujar Ketua KIPP Jakarta Saryono Indro saat menggelar jumpa pers di Wisma Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2009).

Hal tersebut didasarkan dari 81 temuan pelanggaran pemilu di DKI Jakarta. Pelanggaran tersebut meliputi DPT yang tidak akurat, distribusi logistik yang berantakan dan minimnya teknis penyelengaraan pemilu di level bawah(Komite Penyelenggara Pemungutan Suara/KPPS).

"Kami meminta pertanggugjawaban KPUD atas kekisruhan pemungutan suara di TPS akibat kurang pahamnya penyelengaraan pemilu di level bawah," imbuhnya.

Rencananya KIPP Jakarta akan mengajukan tuntutan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Kami akan bergabung dengan KIPP nasional untuk mengajukan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari Selasa tanggal 14 April," pungkasnya.

Sumber: Detiknews.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...