Thursday, 23 April 2009 08:12
Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata. Tidak karena pamrih apapun
Hidayatullah.com--Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan persaudaraan (ukhuwah). Hal itu termaktub dalam beberapa ayat di Al-Quranul Karim, seperti tertulis dalam edisi lalu.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Di bawah ini adalah beberapa hadits yang menjelaskan kedudukan ukhuwah dalam Islam:
Lillahi Ta’ala Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan. Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat Allah berfirman: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, aku menaungi mereka dengan naungan-Ku." (Riwayat Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya." (Riwayat Muslim)
Dalam keterangan yang lain Nabi Muhammad menjelaskan, "Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka." Beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah." (Riwayat Nasa’i dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu)
Tidak Saling Menzhalimi
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya sesama Muslim dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari dari Abdullah bin Umar RA)
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian saling mendengki, melakukan najasy (semacam promosi palsu), saling membenci, memusuhi, atau menjual barang yang sudah dijual ke orang lain. Tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak menzhalimi, dan tidak membiarkan atau menghinakannya. Takwa itu di sini (beliau menunjuk ke dadanya tiga kali)."
Ibarat Satu Tubuh
Persaudaraan dalam Islam memperkuat ikatan antara orang-orang Muslim dan menjadikan mereka satu bangunan yang kokoh. "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh; apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuh akan sulit tidur dan merasa demam." (Riwayat Muslim)
"Orang-orang Muslim itu ibarat satu tubuh; apabila matanya marasa sakit, seluruh tubuh ikut merasa sakit; jika kepalanya merasa sakit, seluruh tubuh ikut pula merasakan sakit." (Riwayat Muslim)
Merasakan Lezatnya Iman
"Barangsiapa ingin (suka) memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah." (Riwayat Ahmad)
Mengenal Baik Sahabatnya
"Jika seseorang menjalin ukhuwah dengan orang lain, hendaklah ia bertanya tentang namanya, nama ayahnya, dan dari suku manakah ia berasal, karena hal itu lebih mempererat jalinan rasa cinta." (Riwayat Tirmidzi)
Demikian sebagian kecil dari nash hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan. Semoga kaum Muslimin dapat secara konsisten memenuhi syarat-syarat, hak-hak, dan kewajiban bersaudara dalam Islam. * [Ali Athwa, dari buku Fiqh Ukhuwah karangan Abdul Halim Mahmud/www.hidayatullah.com]
Sumber: Hidayatullah.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Asalamu'alaikum wr wb
ReplyDeleteHadits-hadits tersebut sebenarnya hadits-hadits populer dan familiar buat kita , tapi pada kenyataannya kita sulit sekali untuk menjadikan saudara-saudara seiman kita menjadi orang-orang yang kita cintai dan berlapang dada terhadapnya.Jangankan sampai taraf merasakan sakit seperti layaknya satu tubuh, berbeda wasilah dakwah saja sudah menjadikan kita saling tidak menghargai dan merasa tidak mungkin bersatu, pedahal masih memakai Al-Qur’an dan sunnah yang sama.Persaudaraan, ukhuwah masih menjadi sekedar lip service, slogan dan kata-kata indah yang jauh dari interaksi kehidupan kita sehari-hari.
Entah kenapa para shahabat mampu mewujudkan dan mempraktekkan kandungan hadits-hadits tersebut sedangkan kita tidak, karena langsung praktek kali ya, mungkin kita baru bisa menempatkan amalan-amalan kita dalam tataran konsep, teori, jargon, whatever…Yang jelas saat bersinggungan dengan kehidupan nyata kita seakan-akan lupa dengan isi dari hadits-hadits ukhuwah itu.Tapi saya tetap berharap suatu saat nanti akan ada masanya saat kaum muslimin saling bahu membahu dan berukhuwah seperti layaknya satu tubuh, minimal merasakan sakitnya sebagai wujud empati walau bukan wujud solusi.
Wasalamu'alaikum wr wb
" Aku adalah pemimpin rumah di pinggiran surga bagi orang yang tidak mau bertengkar mulut meskipun ia benar, pemimpin rumah di bagian tengah surga bagi orang yang tidak mau berdusta meskipun hanya bercanda, dan pemimpin rumah di bagian atas surga bagi orang yang baik budi pekertinya."
ReplyDeleteAl-Hadist