Kamis, 30/04/2009 16:00 WIB
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - PDIP menilai pemerintah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menggunakan media pendidikan sebagai salah satu cara untuk mendulang dukungan dan memenangkan pilpres Juli mendatang. Dengan cara ini, SBY menjadi lebih populer ketimbang capres lainnya.
"Iklan mendiknas tentang sekolah gratis di televisi setiap hari melebihi rating iklan capres, padahal kita sudah sepakat tidak menggunakan kata sekolah gratis," tutur Wakil Ketua Komisi X DPR, Heri Akhmadi seusai konferensi pers mengenai evaluasi ujian nasional di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/4/2009).
Menurut Heri, hal ini sama seperti iklan parpol yang membuat rakyat ingin memilih SBY menjadi presiden lagi.
"Anggran 20 persen untuk pendidikan itu seperti keberhasilan pemerintahan, padahal karena dimasukkannya gaji guru ke anggaran. Tentu saja menambah pemilih," tutur Heri.
Kemajuan pendidikan di Indonesia, menurut Heri, tidak lebih baik dari tahun ke tahun. Menurutnya sebaiknya mendagri tidak bekerja sendiri dan membentuk lembaga pertimbangan untuk membuat kebijakan pendidikan.
"Tidak ada kemajuan, tidak lebih baik dari tahun lalu, sudah waktunya mendiknas bentuk dewan pendidikan nasional supaya kebijakan pendidikan lebih baik," tutur Heri.
"Kita butuh sistem pendidikan dan sistem rekrutmen yang lebih baik lagi," pungkasnya. ( van / irw )
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
biasalah suasana mau 'panas' lagi pilpres, apa2 disalahkan, saya sih positive thinking aja, kalau emang bener kampanye sekolah gratis bener2 gratisssss, ga masalah kan sama iklan.
ReplyDeleteOposisi..biasa dimana2 jg gitu.
Mungkin sebentar lagi mau menyalahkan majalah time karena memasukan SBY ke daftar 100 org pemimpin berpengaruh didunia bulan Mei tahun ini. Nanti dibilang lagi: buat naikin citra menuju pilpress, pasti Time di sogok tuh..ya biasa aja lha.....
Mengikuti berita politik Bursa Presiden, kayak mengikuti acara reality show 'kontak jodoh'
lamar sana- lamar sini..atau kayak kontes nyanyi dangdutt..
Bikin bosen aja nonton berita:(
Betul sekali, kemarin saat memasuki masa tenang kampanye, eh muncul deh iklan sekolah gratis ini intens sampai sekarang, tidak akan kena delik kan seakan-akan pemerintah yang mengiklankan, tapi SBY yang dapat pamor, Pak SBY bisaa ajah ! hehe...Tapi kalau benar-benar gratis seharusnya tidak ada lagi anak Indonesia yang putus sekolah karena tidak mampu, dan tidak ada lagi berita sekolah yang ambruk karena tidak mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah ya, semoga saja...
ReplyDeleteAssalamualikum
ReplyDeleterahma, engkau selalu berpikir positip, salut aku.
Saat ini banyak orang yang paranoid ama segala suatu yang menyangkut kebijakan negara, semua dianggap rekayasa SBY.
Liat acara TV ternyata banyak sekali yang suka pada SBY, meskipun banyak yang suka sama fisiknya ( badannya OK dan wajah yang Ok, tapi setidaknya memang figur SBY cocok untuk menjadi pempimpin negara, enak dilihat dan punya kemampuan memimpin.
salam manis untuk rahma
semalam ada 'joke' lucuuu..dan satir,:
ReplyDelete"Ada Beberapa pemimpin dunia yang bertanya sama Tuhan"
Ronald reagan: "Tuhan, berapa tahun lagi USA menjadi maju?
lalu Tuhan Menjawab: 25 tahun..
seketika Reagan menangis..
Lalu Perdana menteri inggris bertanya hal yang sama:Tuhan berapa tahun lagi inggris menjadi makmur
Tuhan menjawab: 20 tahun lagi..
kontan seketika sang perdana menteri pun menangis..karena berpikir betapa lamanya.
Tiba giliran Soeharto yang bertanya pada Tuhan:
"Berapa lama lagi indonesia menjadi negara maju dan makmur"
Tapi tiba-tiba: malahhh Tuhan yang menangis...."
"just joke" Tapi menurut saya sindiran banget hehehe.
ini anekdot lagi: tentang ISTANA:)
ReplyDeleteseorang sufi jenaka yang hidup pada abad ke-13 di Turki. Alkisah, Nasrudin Hoja sedang menyambangi ibukota. Ia melihat ada kesibukan luar biasa di istana. Sebab ingin tahu, Nasrudin mendekati pintu gerbang.
Tapi pengawal bertingkah tidak ramah. “Menjauhlah engkau!” seru pengawal.
“Mengapa?” kata Nasrudin.
“Raja sedang menerima tamu-tamu agung dari seluruh negeri. Saat ini sedang berlangsung pembicaraan penting. Pergilah !”
“Tapi mengapa aku harus menjauh?”
“Pembicaraan ini menyangkut nasib rakyat. Kami hanya menjaga agar tidak ada perusuh yang masuk dan mengganggu. Pergilah!”
“Iya, aku akan pergi.
Tapi pikirkan:
bagaimana jika perusuhnya justru ada di dalam istana?”
ujar Nasrudin seraya beranjak...
>>>Semua partai politik yang bertarung untuk Pemilu Presiden >>sedang berebut untuk menjadi 'penghuni istana' itu....;)
Salam:
rahma/inot
yah beginilah kalau pemimpin yang gak ikhlas udah kelihatan duluan. sekolah gratis memang tapoi khan masih juga ada yang bayar trus uu BHP sanagt membertakan orang miskin untuk mendapat kursi di PTN top jadi apanya yang gratis
ReplyDeleteSekolah gratis.
ReplyDeleteMakan setiap hari? Tidak gratis.
Transportasi? Tidak gratis.
Seragam sekolah? Tidak gratis.
Sepatu? Tidak gratis.
Buku dan pensil? Tidak gratis.
Semua keperluan sehari-hari setelah bapak diPHK? Tidak gratis.
Pengobatan setelah bapak kena kanker paru-paru? Tidak gratis.
Kuburan di Tanah Kusir? Tidak gratis.
Percuma dikatakan sekolah gratis kalau anak2 tidak sanggup tahan hidup dan bersekolah pada saat yang sama. Kalau sekolah gratis dan biaya hidup juga dijamin, nah, baru bisa bangga. Dan juga sangat disayangkan bahwa ada anak yang bisa bersekolah (karena gratis) tetapi setelah sekolah kerja sebagai pemulung. Saya dapat kesan bahwa jumlah anak kecil yang jadi pemulung di sekitar rumah saya sangat bertambah dalam 5-10 tahun terakhir. Seharusnya berkurang!
Kasihan anak bangsa ini…